Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167632Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Siregar, Hermanto | |
| dc.contributor.advisor | Maulana, Tb Nur Ahmad | |
| dc.contributor.author | Anriansyah, Iyan | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-07T09:57:02Z | |
| dc.date.available | 2025-08-07T09:57:02Z | |
| dc.date.issued | 2017 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167632 | |
| dc.description.abstract | Globalisasi membuat investor memiliki banyak pilihan untuk melakukan investasi di pasar modal manapun. Penerapan masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) akan meningkatkan interaksi dalam bidang ekonomi, dimana transaksi perdagangan antar negara akan meningkatkan. Peningkatan transaksi antar negara akan membuat aliran modal dan barang akan masuk dan keluar dari suatu negara yang dapat menyebabkan terjadinya integrasi antara pasar modal satu dengan pasar modal negara lain. Saham merupakan salah satu instrument investasi yang menguntungkan di pasar modal. Salah satu indikator yang digunakan untuk melihat pergerakan saham adalah indeks harga saham gabungan. Indeks harga saham gabungan merupakan gambaran perekonomian suatu negara yang dapat dipengaruhi oleh variabel makroekonomi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh guncangan variabel makroekonomi terhadap integrasi pasar modal di ASEAN 5. Tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis hubungan kausalitas yang terdapat antar indeks saham di pasar modal ASEAN 5, (2) menganalisis pengaruh guncangan variabel makroekonomi terhadap integrasi indeks saham di pasar modal ASEAN 5, (3) menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap integrasi indeks saham di pasar modal ASEAN 5. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data indeks harga saham gabungan yang digunakan adalah indeks yang digunakan di lima negara ASEAN yaitu Indonesia (IHSG), Malaysia (KLCI), Singapura (STI), Thailand (SETI) dan Filipina (PSEI) serta data variabel makroekonomi yang digunakan adalah variabel makroekonomi di Indonesia yaitu produksi industri (IPI), inflasi (INFI), suku bunga (SBI) dan nilai tukar (KURSI). Metode penelitian yang digunakan adalah analisis VAR/VECM menggunakan impulse response function (IRF) dan forecast error variance decomposition (FEVD) serta granger kausalitas dengan periode penelitian selama 2001-2016. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan kausalitas antar indeks ASEAN 5, baik itu secara dua arah dan satu arah. IHSG dan STI memiliki hubungan kausalitas dua arah, serta kedua indeks ini memberikan pengaruh searah terhadap PSEI, KLCI dan SETI. Hasil ini menunjukkan indeks IHSG dan STI memiliki posisi yang cukup kuat dan berpengaruh diantara pasar modal ASEAN 5. Variabel inflasi (INFI) memiliki hubungan yang negatif terhadap indeks ASEAN 5, hal ini dikarenakan INFI merespon positif guncangan dirinya sendiri, sehingga menyebabkan respon yang diberikan oleh indeks ASEAN 5 adalah negatif. Variabel nilai tukar Indonesia (KURSI) memiliki hubungan yang negatif terhadap kelima indeks ASEAN 5, hal ini dikarenakan terdapat penurunan respon KURSI yang diberikan oleh dirinya sendiri, sehingga menyebabkan indeks ASEAN 5 merespon positif guncangan yang diberikan oleh KURSI. Variabel suku bunga (SBI) memiliki hubungan yang negatif terhadap indeks ASEAN 5, hal ini dikarenakan SBI merespon positif guncangan yang diberikan dirinya sendiri, sehingga menyebabkan respon yang diberikan oleh indeks ASEAN 5 terhadap guncangan suku bunga di Indonesia (SBI) adalah negatif. Variabel industri produksi (IPI) memiliki hubungan yang positif terhadap kelima indeks ASEAN 5, hal ini dikarenakan terdapat penurunan respon IPI yang diberikan oleh dirinya sendiri, sehingga menyebabkan indeks ASEAN 5 merespon negatif guncangan yang diberikan oleh IPI. Guncangan variabel makroekonomi lebih memberikan kontribusi dibandingkan dengan variabel indeks ASEAN 5 itu sendiri, dimana pergerakan indeks IHSG dan KLCI lebih disebabkan karena inflasi di Indonesia, sedangkan pergerakan PSEI, SETI dan STI lebih disebabkan karena tingkat suku bunga di Indonesia. Inflasi di Indonesia memberikan kontribusi paling tinggi terhadap pergerakan indeks saham di Malaysia (KLCI). Produksi industri di Indonesia memberikan kontribusi paling tinggi terhadap pergerakan indeks saham di Indonesia (IHSG). Nilai tukar di Indonesia memberikan kontribusi paling tinggi terhadap pergerakan indeks saham di Indonesia (IHSG). Suku bunga Indonesia secara keseluruhan paling berkontribusi terhadap pergerakan indeks di ASEAN 5. | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Manajemen Keuangan | id |
| dc.title | Analisis Pengaruh Guncangan Makroekonomi Terhadap Integrasi Pasar Modal Di Asean 5 | id |
| dc.subject.keyword | Asean 5 | id |
| dc.subject.keyword | Granger Kausalitas | id |
| dc.subject.keyword | Indeks Saham | id |
| dc.subject.keyword | Variabel Makroekonomi | id |
| dc.subject.keyword | Var/Vecm | id |
| dc.subject.keyword | Nilai Tukar (Kursi) | id |
| dc.subject.keyword | Fevd | id |
| Appears in Collections: | MT - Business | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| E53IYA.pdf Restricted Access | 1.96 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.