Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167615
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSinaga, Bonar
dc.contributor.advisorAndati, Trias
dc.contributor.authorFebriandina, Yessi
dc.date.accessioned2025-08-07T09:56:08Z
dc.date.available2025-08-07T09:56:08Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167615
dc.description.abstractPemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang diawali bulan Oktober 2014, menjadikan pembangunan infrastruktur menjadi salah satu prioritas utama. Hal tersebut diprediksi akan memberikan dampak terhadap sektor-sektor terkait terutama perusahaan konstruksi. Bagi investor saham, adanya kemungkinan sebuah perusahaan yang berpeluang menjadi lebih besar dan bernilai merupakan sasaran yang tepat untuk membeli saham perusahaan tersebut untuk menambah portfolio investasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika saham subsektor konstruksi bangunan dan konstruksi non bangunan pada tahun 2012 sampai dengan 2016 dan mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dominan terhadap harga saham perusahaan konstruksi. Penelitian ini menggunakan pendekatan analisa kuantitatif menggunakan metode regresi data panel dan analisa deskriptif statistik. Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data runtut waktu (time series) secara triwulan dalam interval waktu sebelum dan saat kepemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode pengamatan selama 2012 triwulan III-2016 triwulan II. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar rata-rata harga saham emiten konstruksi terutama BUMN, mengalami kenaikan pada saat kepemerintahan presiden Joko Widodo. Pertumbuhan terbesar adalah saham PT PP (Persero) diikuti setelahnya PT Waskita Karya. Namun harga saham tertinggi dimiliki oleh PT Solusi Tunas Pratama dan PT Tower Bersama Infrastructure. Pertumbuhan laba yang paling tinggi tercatat PT Waskita Karya, lalu diikuti oleh PT PP. Kemudian berdasarkan data Net Profit Margin (NPM), PT PP dan PT Waskita Karya menjadi emiten yang mengalami kenaikan NPM tiap tahunnya. Faktor yang berpengaruh terhadap harga saham perusahaan konstruksi adalah net profit margin, dummy kepemerintahan Jokowi, dummy perusahaan BUMN, dummy perusahaan konstruksi bangunan. Semua faktor tersebut berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan konstruksi bangunan dan non bangunan. Sedangkan faktor yang tidak berpengaruh adalah inflasi. Faktor perusahaan konstruksi BUMN memiliki koefisien terbesar dan pengaruhnya positif, artinya perusahaan konstruksi BUMN dapat meningkatkan harga saham perusahaan subsektor konstruksi bangunan dan non bangunan. Bagi emiten, penelitian ini diharapkan dapat membuat evaluasi atas kondisi keuangannya melalui rasio keuangan perusahaan, dimana dalam penelitian ini ialah rasio profitabilitas yang direfleksikan melalui net profit margin. Bagi investor, dapat membandingkan pergerakan atas saham perusahaan konstruksi tersebut dari kondisi keuangan emiten dan faktor-faktor makroekonomi seperti inflasi (INF) dan pergantian pemerintah (DJK) yang memberikan pengaruh terhadap harga saham sehingga menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi.
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcManajemen Keuanganid
dc.titleAnalisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Harga Saham Subsektor Konstruksi Bangunan dan Konstruksi Non Bangunan Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016id
dc.subject.keywordData Panelid
dc.subject.keywordKebijakan Infrastrukturid
dc.subject.keywordNet Profit Margin (Npm)id
dc.subject.keywordRegresi Linierid
dc.subject.keywordSaham Sektor Konstruksiid
dc.subject.keywordOrdinary Least Squares (Ols)id
dc.subject.keywordPengujian Hipotesaid
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
E49YEF.pdf
  Restricted Access
7.02 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.