Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167220Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Anggraeni, Lukytawati | |
| dc.contributor.advisor | Maulana, Tb.Nur Ahmad | |
| dc.contributor.author | Murogi, Ahmad | |
| dc.date.accessioned | 2025-08-07T09:41:51Z | |
| dc.date.available | 2025-08-07T09:41:51Z | |
| dc.date.issued | 2014 | |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/167220 | |
| dc.description.abstract | Setiap perusahaan yang ingin melakukan ekspansi umumnya melakukan aksi korporasi. Aksi korporasi ini dilakukan dalam upaya meningkatkan kinerja atau menunjukkan performance, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Aksi korporasi yang sering dilakukan ini sangat bervariasi dengan berbagai macam bentuknya, mulai dari pergantian manajemen perusahaan, pembagian dividen, stock split, revers split, merjer, akuisisi, divestasi, penerbitan saham baru, pembagian saham bonus, dan lain sebagainya. Pasar modal menyimpan aksi korporasi ini sebagai sebuah informasi yang dapat diketahui oleh investor. Pasar modal dikatakan efisien ketika harga dapat merespon segala bentuk perubahan informasi dan pengumuman yang dipublikasikan oleh perusahaan. Ketika pengumuman stock split mengandung informasi maka pasar akan bereaksi, baik positif maupun negatif. Reaksi pasar tersebut dapat tercermin salah satunya melalui perubahan return serta likuiditas saham. Harga saham sebuah perusahaan di pasar modal pada dasarnya mengikuti kaidah permintaan dan penawaran. Harga saham yang terlampau tinggi pada akhirnya dapat berakibat pada penawaran dan permintaan. Disamping itu, harga saham perusahaan akan mengalami stagnasi. Terlebih lagi investor akan tidak tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut, terutama investor yang memiliki dana terbatas. Salah satu upaya yang dilakukan perusahaan untuk menurunkan harga sahamnya yaitu melalui stock split atau pemecahan nilai nominal saham. Stock split yang dilakukan oleh para emiten tersebut bertujuan untuk menempatkan harga saham pada kisaran yang optimal sehingga dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Selain itu, aksi korporasi stock split ini juga membawa kandungan informasi yang berdampak pada investor yang ditunjukkan oleh adanya abnornal return saham yang diperoleh investor. Penelitian ini dilakukan atas dasar terjadinya gelombang stock split yang melanda BEI pada periode 2010-2013 pasca terjadinya krisis finansial globalserta adanya indikasi dari pengumuman stock split dalam meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan investor mengingat pasar modal yang tidak efisien. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi dan menganalisa apakah stock split memiliki dampak bagi investor dan perusahaan baik positif atau negatif. Penelitian dilakukan menggunakan metode event study dengan pendekatan market model. Event window yang digunakan yaitu 5 dan 10 hari sebelum dan setelah pengumuman stock split dilakukan. Sampel penelitian adalah 30 perusahaan dari seluruh sektor yang melakukan aksi korporasi stock split pada periode 2010-2013. Uji statistik terhadap abnormal return, dan trading volume activity menggunakan Paired Sample T-test pada periode sebelum dan setelah peristiwa. Hasil pengujian terhadap abnormal return untuk event window 5 hari menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return positif signifikan terjadi pada hari pertama dan kedua setelah pengumuman dilakukan. Pada event window 10 hari rata-rata abnormal return positif signifikan terjadi pada satu hari setelah pengumuman dilakukan. Setelah itu abnormal return bergerak negatif yaitu saat hari pengumuman dilakukan, t+5, t+7, t+8, dan t+10. Munculnya abnormal return negatif yang terjadi setelah pengumuman stock split mengindikasikan bahwa stock split tidak memberikan informasi yang cukup kepada investor sehingga investor merespon negatif serta menganggap pengumuman stock split yang dilakukan mengindikasikan prospek yang baik pada masa mendatang. Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa abnormal return pada aksi stock split yang dilakukan tidak memiliki perbedaan signifikan pada periode sebelum dan setelah pengumuman dilakukan, baik untuk event window 5 hari maupun 10 hari. Secara teoritis tidak ada perbedaan abnormal return pada periode sebelum dan setelah stock split menunjukkan bahwa hasil ini bertentangan dengan signaling theory terkait adanya keuntungan maupun prospek perusahaan yang lebih baik di masa mendatang. Aktifitas stock split yang dilakukan oleh perusahaan akan diinterpretasikan oleh investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang menguntungkan dimana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman split. Melalui penelitian ini diperoleh hasil yang berbeda, yaitu rata rata abnormal return tidak mengalami perbedaan yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman stock split. Hal ini berarti bahwa investor tidak mengantisipasi adanya informasi baru yang dipublikasikan ke pasar, atau investor menganggap bahwa peristiwa pemecahan saham bukanlah good news, sehingga tidak mengubah preferensi investor terhadap keputusan investasinya. Hasil penelitian mengenai likuiditas saham yang ditunjukkan oleh trading volume activity diperoleh bahwa Pertambangan merupakan sektor yang memiliki rata-rata perubahan TVA paling tinggi yakni sebesar 0.31% kemudian diikuti oleh sektor Property & Real Estate dan Pertanian (Perkebunan) yang masing-masing memiliki persentase sebesar 0.26% dan 0.22%. Hal ini menunjukkan ketiga sektor tersebut memiliki likuiditas paling tinggi jika dibandingkan sektor lainnya. Berdasarkan hasil pengujian, terdapat perubahan signifikan pada periode sebelum dan setelah pengumuman dilakukan. Trading volume activity yang signifikan sebelum dan setelah pengumuman stock split menunjukkan bahwa investor di Indonesia memberikan feedback yang cepat terhadap informasi yang diterimanya. Sesuai dengan trading range theory, hasil ini membuktikan bahwa harga saham yang menjadi lebih rendah setelah peristiwa stock split yang dilakukan perusahaan membuat investor tertarik dengan saham yang diperjual belikan. Hal tersebut menunjukkan bahwa saham menjadi lebih likuid untuk diperdagangkan.Selain peningkatan volume perdagangan saham, tindakan stock split juga dapat memperluas kepemilikan saham di masyarakat, karena dengan harga saham yang baru investor kecil dapat menjangkau saham tersebut. | |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.subject.ddc | Manajemen Keuangan | id |
| dc.title | Pengaruh Pengumuman Pemecahan Nilai Nominal Saham (Stock Split) Terhadap Return Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia Th.2010-2013 | id |
| dc.subject.keyword | Abnormal Return | id |
| dc.subject.keyword | Stock Split | id |
| dc.subject.keyword | Trading Volume Activity | id |
| dc.subject.keyword | Uji Beda | id |
| Appears in Collections: | MT - Business | |
Files in This Item:
| File | Size | Format | |
|---|---|---|---|
| R4914AHM.pdf Restricted Access | 1.35 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.