3D Reconstruction Of Reef Benthic Community In Apl Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu

Abstract

This study applies underwater photogrammetry technology to precisely model the 3-dimensional structure of the reef benthic community that build up the coral reef ecosystem in the Gosong Pramuka Marine Protected Area (APL), Seribu Islands. Two transect plots measuring 6 m x 12 m / 72 m2 were used to collect photo data (minimum 5000 / transect) to be overlapped with each other as data analysis material (lifeform area, rugosity, accuracy test, descriptive statistics). Reef benthic monitoring uses photogrammetry techniques described by Gordon et al. (2023) based on lifeform categories by English et al. (1997), then data processing tools consist of Agisoft Metashape Pro and Tag-Lab (Beta Version) for photogrammetry, QGIS and Microsoft Office for accuracy test, and Past4 for statistical analysis. The results of the study showed that the benthic community of the reef in APL Gosong Pramuka can be generated with a resolution of 0.302 mm/pixel for Plot1 and 0.705 mm/pixel in Plot 2. The benthic community in Plot1 has a higher rugosity value (3.695) than Plot 2 (0.702), so that its 3-dimensional structure is more complex because the dense cloud points compiled are 2.3 times more. Live hard corals dominate the reef bottom substrate by covering 66.05% of the total transect area, followed by soft corals (SC), dead corals with algae (DCA), and abiotics with values of 1.46%, 0.76%, and 20.37%. This study demonstrates the superiority of photogrammetry techniques in monitoring coral reef ecosystems and improves more precise detection of benthic communities.

Penelitian ini menggunakan teknologi fotogrametri bawah air untuk memodelkan struktur 3-dimensi komunitas bentik terumbu yang menyusun ekosistem terumbu karang secara presisi di Area Perlindungan Laut (APL) Gosong Pramuka, Kepulauan Seribu. Dua transek plot berukuran 6 m x12 m/72m2 digunakan untuk mengumpulkan data foto (minimal 5000/transek) untuk ditumpangsusun satu sama lain sebagai bahan analisis data (luas lifeform, rugositas, uji akurasi, statistik deskriptif). Pemantauan bentik terumbu menggunakan teknik fotogrametri yang diuraikan Gordon et al. (2023) berdasarkan kategori lifeform oleh English et al. (1997), kemudian perangkat pengolahan data terdiri atas Agisoft Metashape Pro dan Tag-Lab (Beta Version) untuk fotogrametri, QGIS dan Microsoft Office untuk uji akurasi, serta Past4 untuk analisis statistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa komunitas bentik terumbu di APL Gosong Pramuka dapat dihasilkan dengan resolusi 0,302 mm/piksel untuk Plot1 dan 0,705 mm/piksel di Plot 2. Komunitas bentik di Plot1 memiliki nilai rugositas lebih tinggi (3,695) dibandingkan Plot 2 (0,702), sehingga struktur 3-dimensinya lebih kompleks karena titik dense cloud yang dikompilasi 2,3 kali lebih banyak. Karang keras hidup mendominasi substrat dasar terumbu dengan menutupi 66,05% dari total luas transek, diikuti karang lunak (SC), karang mati dengan alga (DCA), dan abiotik dengan nilai 1,46%, 0,76%, dan 20,37%. Penelitian ini menunjukkan keunggulan teknik fotogrametri dalam pemantauan ekosistem terumbu karang dan meningkatkan pendeteksian komunitas bentik yang lebih presisi.