Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166937Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Rustiadi, Ernan | - |
| dc.contributor.advisor | Juanda, Bambang | - |
| dc.contributor.advisor | Mulatsih, Sri | - |
| dc.contributor.author | Helmi, Fiora | - |
| dc.date.accessioned | 2025-08-07T04:55:28Z | - |
| dc.date.available | 2025-08-07T04:55:28Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166937 | - |
| dc.description.abstract | Pengembangan wilayah metropolitan menjadi tantangan utama dalam perencanaan kota modern, termasuk di kawasan strategis PEKANSIKAWAN (Pekanbaru, Kampar, Siak, dan Pelalawan) di Provinsi Riau. Urbanisasi tinggi, konsentrasi aktivitas ekonomi, dan ketimpangan spasial mendorong ketidakseimbangan pertumbuhan antarwilayah. Kota Pekanbaru berkembang sebagai pusat jasa dan perdagangan, sementara kabupaten sekitarnya masih mengandalkan sektor pertanian dan sumber daya alam, namun menghadapi kendala konversi lahan, keterbatasan teknologi, serta akses pendidikan dan infrastruktur yang belum merata. Ketimpangan ini berdampak pada rendahnya nilai tambah produk pangan lokal dan menurunnya kontribusi wilayah pinggiran terhadap ekonomi regional. Dalam konteks ini, ketahanan pangan menjadi isu strategis yang tidak hanya mencakup ketersediaan dan akses pangan, tetapi juga stabilitas pasokan, keberlanjutan produksi, dan keadilan distribusi. Strategi pembangunan wilayah harus diarahkan pada penguatan sistem pangan lokal melalui penetapan komoditas unggulan yang sesuai dengan karakteristik daerah, penguatan agribisnis dari hulu ke hilir, dan peningkatan kolaborasi antarwilayah. Selain itu, pendekatan kawasan berbasis potensi lokal, integrasi lintas sektor, dan keterlibatan multipihak sangat krusial untuk mendorong pembangunan yang inklusif, adil, dan berkelanjutan. Pemerintah daerah perlu mengoptimalkan kewenangan otonomi untuk menyusun kebijakan yang responsif terhadap kebutuhan lokal dan ancaman global seperti pandemi dan krisis iklim. Dalam kerangka pembangunan wilayah berkeadilan, ketahanan pangan bukan hanya persoalan ketersediaan komoditas, tetapi juga pilar penting dalam menjamin keberlanjutan sosial, ekonomi, dan lingkungan metropolitan PEKANSIKAWAN. Pengembangan kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN di Provinsi Riau menghadapi tantangan yang kompleks, terutama dalam mengintegrasikan aspek pertumbuhan ekonomi, sosial, spasial, dan keberlanjutan lingkungan. Dominasi Kota Pekanbaru sebagai pusat pertumbuhan telah menimbulkan kesenjangan pembangunan dengan wilayah sekitarnya, seperti Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Pelalawan, yang masih bergantung pada sektor-sektor primer. Ketimpangan ini memperkuat struktur wilayah yang bersifat hirarkis dan menghadirkan persoalan serius dalam hal aksesibilitas, ketersediaan infrastruktur, serta kesejahteraan sosial masyarakat di wilayah pinggiran. Penelitian ini merumuskan empat fokus utama, yaitu: pertama, analisis perkembangan wilayah ditinjau dari aspek ekonomi dan spasial menggunakan metode scalogram; kedua, identifikasi tipologi wilayah berdasarkan karakteristik lokal dengan pendekatan Rustiadi’s Quantitative Zoning; ketiga, penetapan komoditas unggulan ketahanan pangan yang potensial melalui metode Location Quotient dan Shift Share Analysis; serta keempat, perumusan strategi pembangunan wilayah berbasis tipologi dan komoditas pangan unggulan tersebut secara integratif dan inklusif menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Dengan menggabungkan pendekatan spasial, ekonomi, dan komoditas pangan unggulan secara simultan, maka studi ini akan menawarkan kontribusi ilmiah yang relevan dalam pengembangan wilayah berbasis tipologi dan komoditas pangan unggulan, khususnya di kawasan metropolitan luar Pulau Jawa yang hingga kini masih minim dijadikan fokus kajian akademik maupun perumusan kebijakan yang berpijak pada analisis empiris dan pemahaman kontekstual terhadap kondisi wilayah. Hasil analisis menunjukkan bahwa kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN menunjukkan adanya ketimpangan spasial yang cukup signifikan. Sebagian besar desa dan kelurahan di Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Pelalawan masih berada pada tingkat pembangunan rendah (Hierarki 3), sementara konsentrasi pembangunan terfokus di Kota Pekanbaru yang berada pada tingkat pembangunan tinggi (Hierarki 1). Wilayah metropolitan ini juga membentuk koridor pembangunan dengan hierarki tinggi yang membentang dari sisi barat menuju timur dan utara kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN, yang menandakan pola pertumbuhan yang cenderung terpusat dan linear. Dominasi Kota Pekanbaru sebagai pusat pertumbuhan menempatkan kabupaten sekitarnya dalam posisi sebagai hinterland dengan hubungan keterkaitan dua arah (inflow–outflow) yang masih belum optimal. Hasil analisis tipologi mengelompokkan kawasan ini ke dalam tiga klaster dominan: Kabupaten Kampar dengan karakter agraris tradisional, Kota Pekanbaru yang bercirikan urban dan modern, serta Kabupaten Siak dan Kabupaten Pelalawan yang didominasi oleh kawasan persawahan dan perkebunan industri. Perbedaan karakteristik fisik, sosial, dan ekonomi kawasan Metropolitan PEKANSIKAWAN menegaskan pentingnya perencanaan pembangunan yang terintegrasi dan kontekstual. Pendekatan place-based dalam identifikasi potensi ketahanan pangan memperlihatkan bahwa setiap wilayah memiliki keunggulan yang saling melengkapi: Kota Pekanbaru unggul dalam produksi daging unggas, Kabupaten Kampar pada perikanan, Kabupaten Siak pada komoditas beras dan bawang, serta Kabupaten Pelalawan pada komoditas beras dan ikan. Pemanfaatan potensi ini belum sepenuhnya terintegrasi secara spasial dan fungsional dalam sistem pembangunan kawasan. Penguatan ketahanan pangan dan pembangunan wilayah perlu dilakukan secara simultan melalui peningkatan konektivitas antarwilayah, pengembangan agroindustri lokal, serta penguatan kelembagaan dan inovasi kebijakan lintas sektor. Apabila dikelola secara sinergis dan tepat sasaran, kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN memiliki peluang besar untuk tumbuh menjadi wilayah metropolitan yang mandiri, inklusif, dan berdaya saing dalam kerangka pembangunan wilayah berbasis komoditas unggulan ketahanan pangan. memperkuat distribusi produk. Implikasi dari penelitian ini adalah hasil analisis keterikatan wilayah dan tipologi spasial kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN menunjukkan bahwa perbedaan karakteristik antarwilayah serta struktur hierarki pembangunan yang timpang memerlukan pendekatan pembangunan yang bersifat spesifik lokasi (place- based) dan terintegrasi lintas sektor. Dominasi Kota Pekanbaru sebagai pusat kegiatan ekonomi, pemerintahan, dan layanan publik menempatkan kabupaten lain yakni Kabupaten Kampar, Kabupaten Siak, dan Kabupaten Pelalawan sebagai hinterland dengan tingkat pembangunan lebih rendah. Konsentrasi pembangunan pada wilayah berhierarki tinggi belum sepenuhnya terintegrasi secara merata. Hasil AHP menunjukkan bahwa strategi terpenting adalah penguatan infrastruktur dan akses pasar, diikuti peningkatan sumber daya manusia dan teknologi. Strategi prioritas mencakup penyusunan kebijakan perlindungan lahan pertanian, pengembangan platform digital pertanian, serta penguatan peran perguruan tinggi. Temuan ini menegaskan pentingnya sinergi antara aspek fisik, kebijakan, dan teknologi dalam mendorong ketahanan pangan dan pemerataan pembangunan wilayah berbasis potensi lokal secara berkelanjutan dan terintegrasi. | - |
| dc.description.sponsorship | Pemerintah Provinsi Riau | - |
| dc.language.iso | id | - |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS TIPOLOGI DAN KOMODITAS PANGAN UNGGULAN DI KAWASAN METROPOLITAN PEKANSIKAWAN PROVINSI RIAU | id |
| dc.title.alternative | null | - |
| dc.type | Disertasi | - |
| dc.subject.keyword | Komoditas unggulan | id |
| dc.subject.keyword | kawasan metropolitan PEKANSIKAWAN | id |
| dc.subject.keyword | ketahanan pangan wilayah | id |
| dc.subject.keyword | ketimpangan spasial | id |
| dc.subject.keyword | pendekatan place-based | id |
| Appears in Collections: | DT - Economic and Management | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_H0601202012_c04b448aa789410b95907bc8043a52db.pdf | Cover | 3.55 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_H0601202012_ecc0eb7c3d224d18952db523fa0c3d7e.pdf Restricted Access | Fulltext | 5.49 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_H0601202012_a8ab2fd2c0674e2ab02f68a2f978bfb8.pdf Restricted Access | Lampiran | 9.68 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.