Pemanfaatan Pot Organik dan Fungi Mikoriza Arbuskula terhadap Pertumbuhan Trembesi (Samanea saman (Jacq.) Merr.) pada Media Bekas Tambang

Abstract

Lahan bekas tambang pasir silika memiliki sifat tanah yang kurang mendukung bagi pertumbuhan tanaman, seperti pH yang sangat asam, rendahnya kandungan hara, serta tingginya kandungan aluminium (Al). Kondisi ini menyebabkan lahan sulit direhabilitasi tanpa adanya intervensi teknologi rehabilitasi yang tepat. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas tanah bekas tambang adalah melalui pemanfaatan pot organik sebagai wadah tanam. Selain berfungi sebagai tempat tumbuh tanaman, pot organik juga menyumbang bahan organik ke lingkungan sekitar akar. Fungi mikoriza arbuskula (FMA) berperan penting dalam meningkatkan serapan hara dan mendukung pertumbuhan tanaman secara keseluruhan. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menganalisis pengaruh komposisi pot organik terhadap kekuatan lentur, kekakuan lentur, dan daya serap air; (2) menganalisis pengaruh komposisi pot organik dan inokulasi FMA terhadap pertumbuhan trembesi (S. saman); dan (3) menganalisis perlakuan yang paling optimal dalam meningkatkan pertumbuahan trembesi (S. saman). Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan petak terpisah (split plot design), dengan petak utama berupa pemberian FMA (M0: tanpa FMA, M1: dengan FMA), serta anak petak berupa tiga komposisi pot organik, yaitu K1 (pupuk kandang 70%, kardus 15%, cocopeat 5%, rock phosphate 10%), K2 (pupuk kandang 70%, kardus 15%, cocopeat 5%, guano 10%), dan K3 (pupuk kandang 70%, kardus 15%, cocopeat 5%, rock phosphate 5%, guano 5%). Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah tambang pasir silika dengan 10% pupuk kandang. Parameter yang diamati meliputi karakteristik media tanam, kekakuan lentur pot organik, kekuatan lentur pot organik, daya serap air pot organik, pertumbuhan tinggi dan diameter batang trembesi, laju fotosintesis, biomassa, dan persentase kolonisasi FMA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan komposisi pot organik tidak memberikan pengaruh yang signifikan pada sifat fisik pot, dengan nilai MOE berkisar antara 331,75 – 407,00 kg/cm², MOR berkisar 3,10 – 5,06 kg/cm², dan daya serap air antara 170% – 187%. Namun, perbedaan komposisi pot organik dan aplikasi FMA berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan trembesi. Pot organik K2, menghasilkan pertumbuhan trembesi terbaik dengan rata-rata pertumbuhan tinggi sebesar 9,24 cm dan diameter batang sebesar 1,06 mm. Kombinasi pot organik K2 dan pemberian FMA menunjukkan hasil paling optimal terhadap seluruh parameter yang diamati serta dengan tingkat kolonisasi akar sebesar 92,78%.

Silica sand post-mining lands have soil properties that are unfavorable for plant growth, such as highly acidic pH, low nutrient content, and high levels of aluminum (Al). These conditions make land rehabilitation difficult without proper technological intervention. One potential approach to improve the productivity of such degraded soils is the use of organic pots as planting containers. In addition to serving as planting media, organic pots also contribute organic matter to the root zone environment. Moreover, arbuscular mycorrhizal fungi (AMF) play a crucial role in enhancing nutrient uptake and supporting overall plant growth. This study aimed to: (1) analyze the effect of organic pot composition on bending strength, bending stiffness, and water absorption capacity; (2) analyze the effect of organic pot composition and AMF inoculation on the growth of Samanea saman; and (3) determine the most optimal treatment for promoting the growth of S. saman. The experiment was arranged using a split plot design, with the main plots consisting of AMF treatments (M0: without AMF, M1: with AMF), and subplots consisting of three organic pot compositions: K1 (70% manure, 15% cardboard, 5% cocopeat, 10% rock phosphate), K2 (70% manure, 15% cardboard, 5% cocopeat, 10% guano), and K3 (70% manure, 15% cardboard, 5% cocopeat, 5% rock phosphate, 5% guano). The planting media used was a mixture of silica sand mine soil and 10% manure. The observed parameters included characteristics of the planting media, bending stiffness (Modulus of Elasticity/MOE), bending strength (Modulus of Rupture/MOR), water absorption of the organic pots, plant height and stem diameter of S. saman, photosynthetic rate, biomass, and percentage of root colonization by AMF. The results showed that differences in organic pot composition did not significantly affect the physical properties of the pots, with MOE values ranging from 331.75 to 407.00 kg/cm², MOR from 3.10 to 5.06 kg/cm², and water absorption ranging from 170% to 187%. However, both the pot composition and AMF application significantly affected the growth of S. saman. Organic pot K2 yielded the best growth performance, with an average plant height increase of 9.24 cm and stem diameter of 1.06 mm. The combination of K2 and AMF inoculation (M1) resulted in the most optimal outcomes across all observed parameters, including a root colonization rate of 92.78%.