Kajian Kenyamanan Outdoor pada Beragam RTH Taman di Kota Palembang

Abstract

Pertumbuhan penduduk yang pesat di Kota Palembang telah mendorong pembangunan wilayah secara intensif, yang sering kali menyebabkan berkurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH). Padahal RTH memiliki peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekologis serta mendukung kenyamanan termal lingkungan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kondisi kenyamanan termal pada tiga taman kota, yaitu Taman Kambang Iwak, Taman Monpera, dan Taman Jakabaring, melalui analisis variabel iklim mikro seperti suhu udara, kelembapan relatif, dan kecepatan angin, serta persepsi pengguna taman. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan menggunakan Indeks Suhu dan Kelembapan Temperature Humidity Index (THI), sedangkan aspek kualitatif diperoleh melalui survei terhadap pengunjung taman untuk menggambarkan preferensi dan persepsi kenyamanan mereka. Hasil analisis menunjukkan bahwa ketiga taman termasuk dalam kategori “tidak nyaman” berdasarkan nilai THI, dengan nilai rata-rata masing-masing sebesar 29,99 di Taman Kambang Iwak, 29,95 di Taman Monpera, dan 29,65 di Taman Jakabaring. Nilai-nilai ini mencerminkan kondisi termal yang melampaui ambang kenyamanan iklim tropis. Namun demikian, tanggapan dari hasil survei menunjukkan bahwa mayoritas pengunjung tetap merasakan kondisi termal di taman sebagai nyaman. Temuan ini mengindikasikan adanya proses adaptasi klimatologis oleh masyarakat lokal, baik secara fisiologis maupun psikologis, terhadap karakteristik iklim tropis lembab yang dominan di kawasan tersebut. Hasil penelitian ini menegaskan pentingnya mempertimbangkan pengukuran objektif dan subjektif secara bersamaan dalam menilai kenyamanan termal ruang luar. Sebagai tindak lanjut, direkomendasikan peningkatan kerapatan vegetasi, khususnya di area dengan intensitas aktivitas tinggi, sebagai upaya untuk memperbaiki kondisi iklim mikro dan meningkatkan kenyamanan pengguna taman kota. Upaya tersebut menjadi bagian integral dalam mendukung fungsi ekologis, sosial, dan rekreatif dari RTH di tengah dinamika pembangunan perkotaan.

Rapid population growth in Palembang City has driven intensive regional development, which often results in a reduction in Green Open Spaces (GOS). GOS play a crucial role in maintaining ecological balance and supporting thermal comfort in urban environments. This study aims to determine thermal comfort conditions in three city Parks: Kambang Iwak Park, Monpera Park, and Jakabaring Park, through an analysis of microclimate variables such as air temperature, relative humidity, and wind speed, as well as Park user perceptions. The quantitative approach was conducted using the Temperature and Humidity Index (THI), while the qualitative aspects were obtained through a survey of Park visitors to describe their preferences and perceptions of comfort. The analysis results indicate that the three Parks fall into the "uncomfortable" category based on their THI values, with average values of 29.99 in Kambang Iwak Park, 29.95 in Monpera Park, and 29.65 in Jakabaring Park, respectively. These values reflect thermal conditions that exceed the comfort threshold for a tropical climate. However, survey responses indicate that most visitors still perceive the thermal conditions in the Parks as comfortable. This finding indicates a process of climatological adaptation by the local community, both physiologically and psychologically, to the humid tropical climate characteristic of the region. The results of this study emphasize the importance of simultaneously considering objective and subjective measurements when assessing outdoor thermal comfort. As a follow-up, it is recommended to increase vegetation density, particularly in areas with high activity intensity, as an effort to improve microclimate conditions and enhance the comfort of city Park users. These efforts are an integral part of supporting the ecological, social, and creative functions of green open spaces amidst the dynamics of urban development.