Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166702| Title: | Efisiensi Bisnis dalam Masa Krisis: Studi Perbandingan Perusahaan Keluarga dan Nonkeluarga di Indonesia |
| Other Titles: | Efisiensi Bisnis dalam Masa Krisis: Studi Perbandingan Perusahaan Keluarga dan Nonkeluarga di Indonesia |
| Authors: | Priyarsono, Dominicus Savio Jahroh, Siti Suhendi Wibowo, Hadi |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pandemi COVID-19 yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019 dan terdeteksi di Indonesia pada Maret 2020 telah membawa dampak multidimensional terhadap berbagai sektor industri, baik di tingkat nasional maupun global. Gangguan pada rantai pasok, perubahan perilaku konsumen, serta ketidakpastian makroekonomi secara drastis mengubah lanskap bisnis dan menguji ketahanan perusahaan lintas sektor dan tipe kepemilikan. Dalam situasi krisis ini, karakteristik internal perusahaan—terutama tipe kepemilikan dan gaya manajerial—menjadi faktor kunci yang menentukan kemampuan adaptasi dan keberlanjutan operasional. Berangkat dari latar belakang tersebut, penelitian ini berfokus pada analisis perbedaan strategi efisiensi antara perusahaan keluarga dan nonkeluarga di Indonesia dalam masa pandemi.
Penelitian ini memiliki lima tujuan utama, yaitu: (1) mendeskripsikan dan membandingkan karakteristik perusahaan keluarga dan nonkeluarga selama masa krisis; (2) mengukur tingkat efisiensi perusahaan selama periode pandemi COVID-19; (3) mengidentifikasi faktor-faktor kuantitatif yang memengaruhi tingkat efisiensi; (4) menjelaskan faktor-faktor kualitatif yang memengaruhi efisiensi berdasarkan kerangka Socioemotional Wealth (SEW) dan kapabilitas dinamis; serta (5) merumuskan implikasi manajerial berdasarkan temuan penelitian melalui pendekatan opini pakar.
Penelitian ini menggunakan pendekatan sequential mixed methods, yaitu kombinasi metode kuantitatif dan kualitatif yang dilakukan secara berurutan. Sampel terdiri dari 60 perusahaan publik di Indonesia (30 perusahaan keluarga dan 30 perusahaan nonkeluarga) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2019–2023. Perusahaan-perusahaan tersebut diklasifikasikan ke dalam tiga sektor utama berdasarkan IDX Industrial Classification (IDX-IC), yakni: manufaktur dan jasa industri (industrials), barang konsumsi nonsiklikal (consumer non-cyclicals), dan barang konsumsi siklikal (consumer cyclicals). Tahap pertama penelitian menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA) berorientasi input dengan asumsi constant returns to scale (CRS) untuk mengukur skor efisiensi teknis, kemudian dilanjutkan dengan analisis Generalized Estimating Equations (GEE) untuk menguji pengaruh variabel kuantitatif terhadap efisiensi. Pada tahap kedua, metode Analytic Hierarchy Process (AHP) diterapkan untuk mengidentifikasi strategi prioritas, berdasarkan wawancara mendalam dengan 24 responden pakar yang terdiri dari manajemen puncak perusahaan dan pemangku kepentingan relevan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) perusahaan keluarga cenderung mempertahankan kontinuitas jangka panjang melalui perencanaan suksesi kepada generasi penerus, hubungan sosial yang kuat, dan fokus pada kesinambungan bisnis, sedangkan perusahaan nonkeluarga lebih mengutamakan efisiensi keuangan dan fleksibilitas strategi; (2) tingkat efisiensi teknis perusahaan keluarga secara konsisten lebih tinggi dibandingkan perusahaan nonkeluarga selama masa krisis, dengan variasi signifikan antar sektor; (3) struktur kepemilikan berpengaruh positif terhadap efisiensi, di mana perusahaan keluarga secara signifikan lebih efisien dibandingkan perusahaan nonkeluarga, sedangkan variabel ukuran perusahaan, usia, dan risiko pasar tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan; (4) kerangka Socioemotional Wealth (SEW) dan kapabilitas dinamis terbukti memperkuat ketahanan perusahaan keluarga dalam merespons guncangan ekonomi; dan (5) strategi prioritas yang dihasilkan meliputi penguatan hubungan dengan pemangku kepentingan, adopsi inovasi inkremental, dan fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya bagi perusahaan keluarga, serta optimalisasi tata kelola keuangan dan diversifikasi usaha bagi perusahaan nonkeluarga.
Implikasi manajerial dari temuan ini menunjukkan pentingnya keseimbangan antara ketahanan jangka panjang dan fleksibilitas adaptif dalam menghadapi ketidakpastian eksternal. Perusahaan keluarga disarankan untuk meningkatkan ketangkasan strategis melalui inovasi dan digitalisasi, tanpa mengabaikan nilai-nilai tradisional yang menjadi keunggulan mereka. Sebaliknya, perusahaan nonkeluarga dapat memperkuat daya tahan organisasi dengan mengintegrasikan pendekatan berbasis hubungan jangka panjang ke dalam kerangka tata kelola yang modern. Di samping itu, rekomendasi kebijakan publik mencakup perlunya insentif dan dukungan regulasi untuk memperkuat struktur keuangan serta keberlanjutan bisnis di seluruh tipe kepemilikan perusahaan. The COVID-19 pandemic, first identified in Wuhan, China in December 2019 and later detected in Indonesia in March 2020, has had a multidimensional impact on various industrial sectors at both national and global levels. Disruptions in supply chains, shifts in consumer behavior, and macroeconomic uncertainty have drastically reshaped the business landscape and tested the resilience of firms across sectors and ownership types. In such a crisis context, internal firm characteristics—particularly ownership structure and managerial style—emerged as key determinants of organizational adaptability and operational sustainability. Against this backdrop, the present study focuses on analyzing differences in efficiency strategies between family and non-family firms in Indonesia during the pandemic period. This study has five main objectives: (1) to describe and compare the characteristics of family and non-family firms during the crisis; (2) to measure firm efficiency during the COVID-19 pandemic; (3) to identify quantitative factors that influence efficiency levels; (4) to explain qualitative factors that affect efficiency based on the Socioemotional Wealth (SEW) framework and dynamic capabilities; and (5) to formulate managerial implications based on expert opinion derived from the research findings. The study employs a sequential mixed methods approach, combining quantitative and qualitative methods in successive phases. The sample consists of 60 publicly listed firms in Indonesia (30 family firms and 30 non-family firms) listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) during the 2019–2023 period. These firms are categorized into three main sectors based on the IDX Industrial Classification (IDX-IC): industrials, consumer non-cyclicals, and consumer cyclicals. In the first phase, an input-oriented Data Envelopment Analysis (DEA) with a constant returns to scale (CRS) assumption is used to measure technical efficiency scores, followed by a Generalized Estimating Equations (GEE) analysis to examine the influence of quantitative variables on efficiency. In the second phase, the Analytic Hierarchy Process (AHP) is employed to identify priority strategies, based on in-depth interviews with 24 expert respondents consisting of senior management and relevant stakeholders. The findings of this study revealed that: (1) family firms tended to maintain long-term continuity through succession planning to the next generation, foster strong social relationships, and remain focused on business continuity, whereas non-family firms prioritized financial efficiency and strategic flexibility; (2) the technical efficiency of family firms was consistently higher than that of non-family firms during the crisis, with significant variations across sectors; (3) ownership structure positively influenced efficiency, as family firms were significantly more efficient than non-family firms, while firm size, age, and market risk did not exhibit significant effects; (4) the Socioemotional Wealth (SEW) framework and dynamic capabilities were shown to enhance the resilience of family firms in responding to economic shocks; and (5) the resulting strategic priorities included strengthening stakeholder relationships, adopting incremental innovations, and increasing resource management flexibility for family firms, as well as optimizing financial governance and diversifying business portfolios for non-family firms. The managerial implications of these findings highlighted the importance of balancing long-term resilience with adaptive flexibility in navigating external uncertainty. Family firms are advised to enhance strategic agility through innovation and digital transformation, without neglecting the traditional values that constitute their core strength. Conversely, non-family firms may strengthen organizational resilience by integrating long-term relational approaches into modern governance frameworks. Furthermore, public policy recommendations include the need for incentives and regulatory support to enhance financial structure and ensure business sustainability across all types of firm ownership. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166702 |
| Appears in Collections: | DT - Business |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_K1601222047_de65f275bfdb407eacc79c5a3de58178.pdf | Cover | 786.52 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_K1601222047_cc2cb0349fa847f5afd4181cca176f9c.pdf Restricted Access | Fulltext | 5.35 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_K1601222047_7485fea1c6b646428cb59992325c5fb8.pdf Restricted Access | Lampiran | 565.46 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.