Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Demersal di Pesisir Kabupaten Kaimana

Abstract

Penurunan perikanan demersal bernilai ekonomi tinggi di Kabupaten Kaimana, Papua Barat, memerlukan pendekatan pengelolaan terpadu. Penelitian ini menjawab kesenjangan tersebut dengan menggunakan kerangka kerja Pendekatan Ekosistem untuk Pengelolaan Perikanan (EAFM) untuk 1) menganalisis karakteristik perikanan demersal skala kecil, 2) merumuskan strategi dan langkah taktis, dan 3) merumuskan prioritas melalui pendekatan inklusif.

Penelitian dilaksanakan di pangkalan pendaratan ikan Air Merah, sebuah area kunci untuk perikanan demersal di Kaimana. Data dikumpulkan melalui wawancara dengan nelayan berpengalaman dan para ahli serta analisis data sekunder (2021 - 2023). Kinerja perikanan dinilai pada enam domain EAFM, dan prioritas tindakan ditentukan menggunakan Analytical Hierarchy Process Express (AHP-Express).

Temuan penelitian mengungkap adanya trade-off yang signifikan: perikanan menunjukkan kinerja yang sangat baik pada Domain Ekonomi (skor: 100) namun paling lemah pada Domain Sumberdaya Ikan (skor: 58,67), yang mengindikasikan bahwa keuntungan ekonomi saat ini dicapai dengan mengorbankan keberlanjutan sumber daya. Dari 17 opsi taktis, prioritas utama yang teridentifikasi adalah (1) penyuluhan dan peningkatan kapasitas, (2) penguatan pengawasan dan penegakan hukum, dan (3) penyediaan mata pencaharian alternatif.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa sistem zonasi pada Kawasan Konservasi Daerah (KKD) yang ada saat ini tidak cukup untuk mencegah penurunan sumber daya. Oleh karena itu, direkomendasikan untuk mengintegrasikan prinsip-prinsip EAFM secara langsung ke dalam pengelolaan KKD dan memperkuat pengelolaan bersama (co-management) dengan berkolaborasi secara formal dengan para pemimpin adat untuk menjembatani kesenjangan antara peraturan formal dengan praktik lokal.

The decline of high-value demersal fisheries in Kaimana Regency, West Papua, necessitates an integrated management approach. This research addresses this gap by using the Ecosystem Approach to Fisheries Management (EAFM) framework to 1) analyze the characteristics of the small-scale demersal fishery, 2) formulate strategy and tactical management options, and 3) determine priority actions through an inclusive approach.

The study was conducted at the Air Merah fish landing site, a key area for demersal fishing in Kaimana. Data were collected through interviews with experienced fishers and analysis of secondary data (2021 - 2023). Fishery performance was assessed across the six EAFM domains, and priority actions were determined using the Analytical Hierarchy Process Express (AHP-Express).

The findings reveal a significant trade-off: the fishery performs exceptionally well in the Economic domain (score: 100) but is weakest in the Fish Resources domain (score: 58.67), indicating that current economic benefits are achieved at the expense of resource sustainability. From 17 tactical options, the top priorities identified are (1) education and capacity building, (2) strengthening monitoring and law enforcement, and (3) providing alternative livelihoods.

The study concludes that the existing Regional Marine Protected Area (MPA) zoning is insufficient to prevent resource decline. Therefore, we recommend integrating EAFM principles directly into MPA management and strengthening co-management by formally collaborating with indigenous leaders to bridge the gap between formal regulations and local practices.