Analisis Perbandingan Yield to Maturity Sukuk dan Obligasi Ritel serta Faktor Makroekonomi yang Memengaruhinya

Abstract

Sukuk ritel seri SR-016 merupakan sukuk yang mengalami undersubscribed terlepas dari tingginya kupon yang ditawarkan apabila dibandingkan obligasi ritel ORI-021 yang terbit di tahun yang sama. Yield to Maturity (YTM) merupakan tingkat pendapatan yang diperoleh investor dari obligasi atau sukuk jika dipegang hingga jatuh tempo. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan YTM SR-016 dan ORI-021 di pasar sekunder serta mengidentifikasi faktor makroekonomi yang memengaruhinya. Metode yang digunakan adalah Autoregressive Distributed Lag (ARDL) dengan data bulanan periode Juni 2022 hingga Februari 2025. Hasil penelitian menunjukkan bahwa YTM SR-016 lebih stabil dibandingkan ORI-021 dalam merespon perubahan makroekonomi dengan kecepatan penyesuaian ke keseimbangan jangka panjang lebih cepat. Suku bunga, inflasi, kurs, jumlah uang beredar, dan harga minyak mentah dunia berpengaruh secara parsial terhadap YTM SR-016 dan YTM ORI-021 jangka pendek dan panjang.

The retail sukuk series SR-016 was undersubscribed despite offering a higher coupon compared to the retail bond ORI-021, which was issued in the same year. Yield to Maturity (YTM) represents the rate of return earned by investors from bonds or sukuk if held until maturity. This study aims to analyze the comparison of YTM between SR-016 and ORI-021 in the secondary market and to identify the macroeconomic factors that influence them. The method used is the Autoregressive Distributed Lag (ARDL) model with monthly data from June 2022 to February 2025. The results show that the YTM of SR-016 is more stable than that of ORI-021 in responding to macroeconomic changes, with a faster adjustment speed toward long-term equilibrium. Interest rates, inflation, exchange rates, money supply, and global oil prices partially affect the YTM of SR-016 and ORI-021 in both the short and long run.