Analisis Keterkaitan dan Input Pengelolaan Perikanan Karang Skala Kecil Berkelanjutan: Studi Kasus Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Provinsi Nusa Tenggara Timur

Abstract

Ekosistem terumbu karang telah memberikan kontribusi penting bagi masyarakat pesisir dan nelayan. Diperlukan sebuah pendekatan komprehensif untuk menggambarkan keterkaitan proses, dinamika ekosistem perairan, dan sosial ekonomi masyarakat melalui kerangka sistem sosial-ekologi (SSE). Guna merumuskan kebijakan pengelolaan perikanan karang skala kecil di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu maka perlu diketahui status setiap komponen SSE yang saling berinteraksi dan parameter bioekonomi sebagai input pengelolaan. Tujuan penelitian ini yaitu (1) memetakan jasa ekosistem terumbu karang di Kabupaten Rote Ndao dalam kawasan TNP Laut Sawu, (2) memetakan interaksi dan konektivitas sistem sosial ekologi perikanan karang skala kecil di Kabupaten Rote Ndao dalam kawasan TNP Laut Sawu, dan (3) merumuskan strategi dan langkah taktis pengelolaan perikanan karang skala kecil berkelanjutan di TNP Laut Sawu. Penelitian dilakukan di Kabupaten Rote Ndao dalam, di tiga desa, yaitu: Sotimori, Oelua dan Oeseli. Penelitian dilaksanakan selama bulan Desember 2023 – Februari 2024. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data skunder. Data primer dikumpulkan melalui kuisioner, wawancara dan pengamatan lapangan. Pengamatan lapangan dilakukan guna mengamati kondisi eksisting pemanfaatan sumberdaya pesisir khususnya ekosistem terumbu karang dan praktek perikanan karang. Data sekunder dikumpulkan dari berbagai dokumen hasil riset terkait. Analisis SSE perikanan karang menggunakan metode Social-Ecological Network Analysis (SENA) dengan tools R Software dan R studio dalam paket igraph dan statnet serta cytoscape versi 3.9.1 untuk mensimulasikan SES. Hasil penelitian menunjukan bahwa ketersediaan jasa ekosistem pesisir di Kabupaten Rote Ndao, cenderung berada dalam kondisi surplus, terutama untuk layanan seperti perlindungan pantai dan penyerapan karbon. Namun, terdapat beberapa elemen jasa yang mengalami defisit, termasuk jasa penangkapan ikan, penyediaan pangan, dan obat-obatan lokal. Hal ini mengindikasikan bahwa tingkat pemanfaatan oleh masyarakat telah melampaui kapasitas aktual ekosistem dalam menyediakan layanan tersebut secara berkelanjutan. Secara khusus jasa penyediaan stok ikan di terumbu karang dalam kondisi netral. Sistem SSE perikanan karang di Rote Ndao terdiri dari tiga elemen dominan yang memiliki keterhubungan erat, yaitu kualitas ekosistem terumbu karang, upaya penangkapan ikan karang, dan hasil tangkapan ikan karang. Hal ini menunjukkan bahwa ketiga komponen ini memiliki posisi centrality yang tinggi dalam jaringan dan membentuk inti dari struktur sosial-ekologis. Variabel pelaku perdagangan ikan karang, konsumen ikan karang, dan hasil tangkapan sampingan menunjukkan nilai keterhubungan rendah secara konsisten. Hal ini menunjukkan bahwa komponen sosial-ekonomi hilir belum sepenuhnya terintegrasi dalam jaringan lokal. iii Strategi taktis pengelolaan perikanan karang di Kabupaten Rote Ndao yang dapat dilakukan adalah pengendalian penangkapan ikan yang bersifat destruktif, upaya rehabilitasi terumbu karang, penetapan area of interest (AoI), pengaturan waktu efektif penangkapan ikan, pembatasan akses nelayan luar, pengendalian kondisi stok, pengendalian hasil tangkapan, pengaturan upaya penangkapan, penentuan kuota penangkapan, peningkatan efektivitas dan efisiensi penangkapan ikan, perbaikan tata niaga hasil penangkapan ikan.