Penerapan Six Sigma dengan Metode DMAIC untuk Mengurangi Defect Kemasan pada Produk Minuman Berperisa di PT XYZ

Abstract

PT XYZ adalah salah satu industri pangan yang memproduksi minuman berperisa. Meskipun proses produksi di PT XYZ telah terlaksana dengan baik namun pada kenyataannya perusahaan tetap menghadapi tantangan dalam menjaga kualitas dan kemanan produk, salah satunya terkait timbulnya defect kemasan pada proses muat produk sebelum produk-produk didistribusikan. Penelitian ini dilaksanakan untuk menurunkan jumlah defect kemasan menggunakan pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) berdasarkan metode six sigma. Hasil dari penelitian menunjukkan perkiraan kerugian internal sebesar Rp 7.992.000,00. Rata-rata nilai sigma perusahaan sebelum dilakukan tindakan perbaikan adalah sebesar 3,82. Jenis defect yang paling sering muncul berdasarkan hasil analisis menggunakan diagram pareto adalah defect cup pecah dan cup penyok. Hasil dari implementasi tindakan penelitian menunjukkan penurunan perkiraan kerugian internal menjadi Rp 1.703.000,00 dan level sigma perusahaan meningkat sebesar 0,27 menjadi 4,08. Selain itu, hasil uji T menunjukkan bahwa jumlah defect sebelum perbaikan dengan sesudah perbaikan dinyatakan tidak berbeda signifikan dengan alpha 5% (0,094>0,05).

PT XYZ is a food industry that produces flavored drinks. Although the production process at PT XYZ has been implemented well, in reality the company still faces challenges in maintaining product quality and safety, one of which is related to the emergence of packaging defects during the product loading process before the products are distributed. This research was conducted to reduce the number of packaging defects using the DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control) approach based on the six sigma method. The results of the study indicate an estimated internal loss of Rp 7.992.000,00. The average sigma value of the company before the corrective action was taken was 3,82. The most frequently occurring types of defects based on the analysis using the Pareto diagram were broken cups and dented cups. The results of the implementation of the research actions showed a decrease in estimated internal losses to 1.703.000,00 and the company's sigma level increased by 0,27 to 4,08. In addition, the results of the T test showed that the number of defects before and after the repair was stated to be not significantly different in 5% of alpha (0,094 > 0,05).