Pemanfaatan Ekstrak Kulit Kayu Akasia sebagai Agen Anti-Deaminasi pada Silase Ampas Tahu secara Spektrofotometer Sinar Tampak

Abstract

Ampas tahu merupakan limbah agroindustri berprotein tinggi. Penelitian ini bertujuan menentukan dosis optimal ekstrak kulit kayu akasia (Acacia mangium) sebagai agen anti-deaminasi pada silase pakan komplit berbasis ampas tahu. Ekstrak tanin diperoleh melalui metode Pressurized Hot Water Extraction pada 120?°C dan 1 bar selama 30 menit, dilakukan 3 fase dan 3 ulangan. Silase diformulasikan dengan dosis tanin 0%; 0,02%; 0,04%; 0,06%; dan formalin 0,06% sebagai kontrol positif. Evaluasi mencakup kadar air, protein kasar, pH, amonia, dan identifikasi gugus fungsi menggunakan spektroskopi FTIR sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil menunjukkan bahwa penambahan tanin menurunkan kadar amonia dan membantu menjaga pH silase. Perlakuan tanin 0,06% efektif membentuk kompleks tanin-protein yang menekan degradasi protein, meskipun hasil terbaik dicapai oleh formalin. Hasil ANOVA menunjukkan p-value pada semua parameter sebesar <0,05 yang menandakan terdapat perbedaan signifikan antar formulasi. Dengan demikian, tanin merupakan alternatif alami yang potensial untuk mempertahankan kualitas protein pakan fermentasi.

Tofu dregs are a high-protein agro-industrial by-product. This study aimed to determine the optimal dose of Acacia bark (Acacia mangium) extract as an anti-deamination agent in tofu dregs-based complete feed silage. The tannin extract was obtained through the Pressurized Hot Water Extraction method at 120?°C and 1 bar for 30 minutes, conducted in 3 phases with 3 replications. Silage was formulated with tannin doses of 0%; 0.02%; 0.04%; 0.06%; and 0.06% formalin as a positive control. The evaluation included moisture content, crude protein, pH, ammonia levels, and functional group identification using FTIR spectroscopy before and after treatment. The results indicated that tannin addition reduced ammonia concentration and helped maintain silage pH. The 0.06% tannin treatment effectively formed tannin-protein complexes that suppressed protein degradation, although the best result was achieved with formalin. The ANOVA results showed a p-value of less than 0.05 for all parameters, indicating that significant differences were observed among the formulations. Thus, tannin was considered a promising natural alternative for preserving protein quality in fermented feed.