Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166383| Title: | Pengelolaan Pari Mobula Di Perairan Selat Bali: Pemetaan Sistem Sosial-Ekologi Dan Model Dinamik |
| Other Titles: | Management of Mobula Rays in the Bali Strait Waters: Socio-Ecological System Mapping and Dynamic Models |
| Authors: | Adrianto, Luky Kamal, Mohammad Mukhlis Salim, Muhammad Ghozaly |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pengelolaan sumber daya pesisir dan perikanan skala kecil di Indonesia,
khususnya Selat Bali, menghadapi tantangan kompleks, terutama terkait spesies
pari mobula yang berstatus rentan secara global. Pari mobula, yang berperan
penting secara ekologis dan memiliki nilai ekonomi sebagai tangkapan sampingan
(bycatch), menunjukkan tren penurunan populasi yang mengkhawatirkan. Kondisi
ini diperparah oleh celah regulasi dan ketergantungan nelayan pada hasil tangkapan
tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dinamika sistem sosial-
ekologi (SSE) perikanan pari mobula di Selat Bali, mengidentifikasi faktor-faktor
pendorong utama yang mengancam populasinya, dan merumuskan rekomendasi
pengelolaan yang efektif dan berkelanjutan berbasis pendekatan SSE.
Metode penelitian mengintegrasikan data empiris lapangan dengan analisis
multi-metode. Pemetaan SSE dilakukan untuk mengidentifikasi komponen sistem
dan aktornya, termasuk nelayan jaring insang di Muncar. Analisis jejaring sosial-
ekologi digunakan untuk memahami konektivitas antar elemen, termasuk
sentralitas aktor dan hubungan antar komponen. Demografi nelayan jaring insang
dikaji untuk memahami karakteristik sosial-ekonomi mereka, termasuk tingkat
ketergantungan pada bycatch pari mobula. Faktor-faktor pendorong penangkapan
pari mobula diidentifikasi melalui analisis multivariat dan kualitatif. Selanjutnya,
pemodelan dinamis dikembangkan untuk menyimulasikan dinamika populasi pari
mobula dan pendapatan nelayan di bawah skenario kondisi saat ini dan alternatif
pengelolaan. Terakhir, analisis keputusan multi-kriteria (MCDA) diterapkan untuk
mengevaluasi dan memilih strategi pengelolaan yang paling optimal berdasarkan
berbagai kriteria.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pari mobula dan nelayan adalah node
paling sentral dalam jejaring SSE, menegaskan peran krusial keduanya. Namun,
teridentifikasi adanya pemisahan klaster antara aktivitas penangkapan pari mobula
dengan komponen tata kelola, mengindikasikan bahwa regulasi yang ada belum
sepenuhnya terintegrasi secara efektif dengan praktik di lapangan. Analisis faktor
pendorong mengungkapkan bahwa intensitas aktivitas penangkapan, harga pari
mobula, lokasi sebaran, dan bulan penangkapan secara signifikan memengaruhi
kejadian bycatch, sementara faktor lingkungan langsung kurang dominan. Simulasi
kondisi saat ini memproyeksikan penurunan tajam populasi pari mobula dan
pendapatan nelayan dalam jangka panjang. Namun, analisis sensitivitas model
dinamis menunjukkan temuan baru yang penting: pengurangan laju bycatch secara
signifikan dapat memulihkan populasi pari mobula sekaligus menjaga dan bahkan
meningkatkan pendapatan nelayan melalui optimalisasi tangkapan spesies target
lainnya.
Berdasarkan temuan tersebut, evaluasi MCDA terhadap berbagai strategi
pengelolaan (termasuk old conservation seperti pelarangan total atau kuota, dan
new conservation seperti pendampingan masyarakat) mengidentifikasi
pendampingan masyarakat nelayan sebagai strategi yang paling diutamakan.
Pendekatan ini dinilai memiliki dampak yang paling transformatif dan diterima
secara sosial, sambil tetap mendukung keberlanjutan ekologis dan kelayakan
ekonomi. Meskipun memerlukan upaya intensif, strategi ini didukung oleh
ketersediaan pendamping kelompok nelayan yang dapat memfasilitasi
implementasi. Oleh karena itu, penelitian ini merekomendasikan investasi pada
pendampingan langsung kepada nelayan sebagai pilar utama pengelolaan yang
terintegrasi dan adaptif, bertujuan untuk mencapai konservasi pari mobula yang
berkelanjutan sekaligus memastikan kesejahteraan ekonomi masyarakat perikanan
di Selat Bali. Coastal and small-scale fisheries resources in Indonesia, particularly in the Bali Strait, face complex challenges, especially concerning the globally vulnerable mobula ray species. Mobula rays, ecologically significant planktivores with economic value as bycatch, exhibit a worrying population decline. This situation is exacerbated by regulatory gaps and the dependence of fishers on these catches. This research aims to analyze the dynamics of the social-ecological system (SES) of mobula ray fisheries in the Bali Strait, identify the primary driving factors threatening its population, and formulate effective and sustainable management recommendations based on the SES approach. The research methodology integrates empirical field data with multi-method analysis. SES mapping was conducted to identify system components and actors, including gillnet fishers in Muncar. Social-ecological network analysis was employed to understand the connectivity among elements, including actor centrality and inter-component relationships. The demographics of gillnet fishers were examined to understand their socio-economic characteristics, including their dependence on mobula ray bycatch. Primary driving factors for mobula ray capture were identified through multivariate and qualitative analyses. Furthermore, dynamic modeling was developed to simulate mobula ray population dynamics and fisher income under existing conditions and alternative management scenarios. Finally, Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) was applied to evaluate and select the most optimal management strategy based on various criteria. The findings indicate that mobula rays and fishers are the most central nodes in the SES network, underscoring their crucial roles. However, a distinct clustering of mobula ray capture activities separate from governance components was identified, suggesting that existing regulations are not yet effectively integrated with on-the-ground practices. Analysis of driving factors revealed that fishing activity intensity, mobula ray price, spatial distribution, and the month of capture significantly influence bycatch incidents, while direct environmental factors are less dominant. Simulations of existing conditions project a sharp and long-term decline in mobula ray populations and fisher income. Crucially, dynamic model sensitivity analysis revealed a significant new finding: reducing bycatch rates can substantially recover mobula ray populations while simultaneously maintaining and even increasing fisher income through the optimization of target species catches. Based on these findings, the MCDA evaluation of various management strategies (including "old conservation" like full bans or quotas, and "new conservation" like community assistance) identified community assistance as the most preferred strategy. This approach is deemed the most transformative and socially acceptable, while also supporting ecological sustainability and economic feasibility. Although requiring intensive effort, this strategy is bolstered by the existing infrastructure of fisher group facilitators, enabling more effective implementation. Therefore, this research recommends investment in direct assistance to fishers as a vital pillar of integrated and adaptive management, aiming to achieve sustainable mobula ray conservation alongside ensuring the economic well-being of fishing communities in the Bali Strait. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166383 |
| Appears in Collections: | MT - Fisheries |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_C2502211015_fa5b2507dd4449399026c47750fd8d6c.pdf | Cover | 1.02 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_C2502211015_2422d28bad1d4f0ca5f75e53ecb8c870.pdf Restricted Access | Fulltext | 6.13 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_C2502211015_0dd28ddd0607434b83d660587a3da78e.pdf Restricted Access | Lampiran | 1.37 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.