Formulasi Pupuk Majemuk Hara Makro Campuran K, Ca dan Mg

Abstract

Pupuk KCl memiliki sifat mudah larut dalam air sehingga hara yang terkandung pada pupuk KCl berpotensi tinggi mengalami pencucian apabila digunakan di wilayah dengan curah hujan tinggi dan sistem irigasi yang intensif. Sifat mudah larut KCl menyebabkan ion K? akan segera dilepaskan ke dalam larutan tanah setelah pupuk digunakan dan mengalami pencucian, meskipun ion K? memiliki muatan positif dan cenderung terikat pada koloid tanah yang bermuatan negatif, risiko pencucian meningkat jika konsentrasi K dalam larutan tanah terlalu tinggi atau jika tanah memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang rendah. Proses pencucian ini menyebabkan pemupukan KCl mempunyai efisiensi relatif rendah. Rendahnya efisiensi pupuk dapat diperbaiki melalui perbaikan teknologi pembuatan pupuk, di antaranya dengan mengubah pupuk menjadi lambat tersedia. Salah satu dari teknologi tersebut adalah dengan mencampur pupuk KCl dengan bahan yang kelarutannya lebih rendah lalu digranulasikan. Dolomit merupakan bahan yang dipertimbangkan dapat digunakan sebagai bahan campuran dalam formulasi karena sifatnya yang relatif tidak mudah larut dalam air. Oleh karena itu, perlu disusun formulasi pupuk berbahan baku KCl dan dolomit untuk mengatasi masalah efisiensi KCl sekaligus bisa menambahkan hara Ca dan Mg. Tujuan penelitian ini adalah memformulasi pupuk majemuk K, Ca, Mg dari KCl dan dolomit sebagai bahan baku melalui proses bulk blending dan granulasi, mengetahui mutu pupuk dan mengukur jumlah kalium dari pupuk formulasi yang dapat tertahan pada sistem tanah dengan metode pencucian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keempat formulasi pencampuran KCl dengan dolomit hanya formula K4D4 yang memenuhi persyaratan Kepmentan No 209/Kpts/SR.320/3/2018, sebagai pupuk makro majemuk K, Ca, Mg. Formula K4D4 memiliki kadar K tertahan pada tanah paling tinggi yaitu 0,28% sekaligus menambahkan Ca dan Mg tertinggi.

KCl fertilizer is highly water-soluble, so the nutrients contained in KCl fertilizer have a high potential for leaching when used in areas with high rainfall and intensive irrigation systems. The high solubility of KCl causes K? ions to be immediately released into the soil solution after fertilizer application and become prone to leaching. Although K? ions carry a positive charge and tend to bind to negatively charged soil colloids, the risk of leaching increases if the concentration of K in the soil solution is too high or if the soil has a low cation exchange capacity (CEC). This leaching process causes KCl fertilization to have relatively low efficiency. The low efficiency of the fertilizer can be improved through technological improvements in fertilizer manufacturing, among which is converting the fertilizer into a slow-release form. One of these technologies involves mixing KCl fertilizer with a material that has lower solubility, followed by granulation. Dolomite is considered a suitable material to be used as a mixture in the formulation because of its relatively low solubility in water. Therefore, it is necessary to formulate a compound fertilizer based on KCl and dolomite to address the efficiency problem of KCl while also adding Ca and Mg nutrients. The purpose of this research is to formulate a compound fertilizer containing K, Ca, and Mg from KCl and dolomite as raw materials through the processes of bulk blending and granulation, to determine the quality of the fertilizer, and to measure the amount of potassium from the formulated fertilizer that can be retained in the soil system using a leaching method. The results showed that among the four formulations mixing KCl with dolomite, only the K4D4 formula met the requirements of the Ministry of Agriculture Regulation No. 209/Kpts/SR.320/3/2018, as a macro compound fertilizer containing K, Ca, and Mg. The K4D4 formula had the highest potassium retention in the soil at 0,28%, while also providing the highest added Ca and Mg.