Variabilitas SPL dan Konsentrasi Klorofil-a serta Hubungannya dengan Hasil Tangkapan Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis) di Teluk Palabuhanratu dan Perairan Sekitarnya

Abstract

Perairan Teluk Palabuharatu merupakan daerah penangkapan ikan pelagis yang sangat potensial di Jawa Barat. Kelompok spesies ikan tangkapan utama di Teluk Palabuhanratu adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis). Variabilitas parameter oseanografi akan mempengaruhi keberadaan dan distribusi ikan. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara faktor-faktor oseanografi seperti SPL dan konsentrasi klorofil-a dengan distribusi spasial dan kelimpahan ikan cakalang di Teluk Palabuhanratu. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan selama 5 tahun dari 2019 sampai 2023. Data citra klorofil-a dengan resolusi spasial 4 km diperoleh dari website Marine Copernicus yang diolah menggunakan perangkat lunak jupyter notebook. Data citra SPL dengan resolusi spasial 4 km diperoleh dari website Ocean Color yang diolah menggunakan metode interpolasi Inverse Distance Weight (IDW). Data angin dengan resolusi spasial 0.25°x0.25° diperoleh dari website Marine Copernicus yang diolah menggunakan perangkat lunak Ocean Data View (ODV). Data hasil tangkapan ikan diperoleh dari Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Palabuhanratu yang kemudian dilakukan analisis korelasi silang dengan SPL dan konsentrasi klorofil-a. Hasil rata-rata variabilitas SPL pada tahun 2019-2023 berkisar antara 24.25 – 30.82 °C sedangkan konsentrasi klorofil-a berkisar antara 0.156 – 1.685 mg/m3. Rata-rata kecepatan angin pada Musim Barat yaitu 3.54 m/s, sedangkan pada Musim Timur yaitu 6.78 m/s. Korelasi silang antara SPL dan tangkapan ikan cakalang bersifat negatif dengan korelasi tertinggi berada pada lag 0, sedangkan antara konsentrasi klorofil-a dan tangkapan ikan cakalang bersifat positif dengan korelasi tertinggi berada pada lag 0.

Palabuharatu Bay is a highly productive pelagic fishing area in West Java. The main species of fish caught in the bay is the skipjack tuna (Katsuwonus pelamis). Variability in oceanographic parameters influences the presence and distribution of fish. This study aims to identify and analyze the relationship between oceanographic factors, such as Sea Surface Temperature (SST) and chlorophyll-a concentration, and the spatial distribution and abundance of skipjack tuna in the bay. This study uses monthly data from 2019 to 2023. Chlorophyll-a imagery data with a spatial resolution of 4 km were obtained from the Copernicus Marine website and processed using Jupyter Notebook software. SST imagery data with a spatial resolution of 4 km was obtained from the Ocean Color website and processed using the Inverse Distance Weight (IDW) interpolation method. Wind data with a spatial resolution of 0.25° x 0.25° was obtained from the Marine Copernicus website and processed using Ocean Data View (ODV) software. Fish catch data were obtained from the Palabuhanratu Fisheries Port Authority and analyzed using cross-correlation with SPL and chlorophyll-a concentrations. From 2019 to 2023, the average variability of SPL ranged from 24.25 to 30.82 °C, while the average chlorophyll-a concentration ranged from 0.156 to 1.685 mg/m³. The average wind speed was 3.54 m/s in the west season and 6.78 m/s in the east season. The cross-correlation between SST and skipjack tuna catch is negative, with the highest correlation occurring at lag 0, while the correlation between chlorophyll-a concentration and skipjack tuna catch is positive, with the highest correlation occurring at lag 0.