Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166223
Title: IMPLIKASI PASCA PERTAMBANGAN TIMAH TERHADAP PENAMBANG TIMAH INKONVENSIONAL DI BANGKA TENGAH
Other Titles: Post Tin Mining Implications for Inconventional Tin Miners in Central Bangka
Authors: Satria, Arif
Adiwibowo, Soeryo
Qomardiansyah
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian ini dilandasi oleh tiga pertanyaan penelitian (i) siapa aktor yang terlibat dalam akses pasca reklamasi dan bagaimana kontestasi akses lahan nya? (ii) Apa status lahan pasca reklamasi, dan bagaimana tenurial lahan pasca reklamasi? dan (iii) Bagaimana perubahan nafkah rumah tangga penambang inkonvensional? Untuk menjawab pertanyaan penelitian tersebut, penelitian ini menerapkan beberapa metode pengumpulan data yakni wawancara mendalam dengan informan kunci, dan metode survey yang diterapkan pada 35 responden. Selain itu dilakukan observasi di lapangan dan kajian literatur yang relevan. Dengan demikian data yang terkumpul dan dianalisis dapat membentuk suatu sintesis yang komprehensif. Hasil penelitian menemukan bahwa, pertama, penambangan timah inkonvensional (TI) di lahan reklamasi Desa Nibung mencerminkan dinamika kompleks yang melibatkan berbagai aktor dan strategi dalam mengendalikan sumber daya timah. Aktor yang terlibat meliputi kepala desa, mantan pegawai perusaahan yang bergerak dalam pertambangan timah, anggota Dewan Kabupaten Bangka Tengah, oknum APH dan keamanan, pemodal tambang, dan perusahaan pertambangan yang beroperasi di Desa Nibung, dan petani. Kedua, terjadi perubahan tenurial lahan pasca tambang di wilayah Desa Nibung. Sebagai akibat fenomena akses terbuka, lahan hasil reklamasi yang telah diperiksa dan disetujui oleh Cabang Dinas ESDM Bangka Tengah; diakses oleh berbagai aktor diantaranya operator TI, individu petani, eks pegawai perusahaan pertambangan, dan badan usaha. Dalam konteks wilayah Bangka Tengah lahan reklamasi diperoleh fakta bahwa penguasaan lahan reklamasi berada ditangan individu (dalam konteks ini oknum mantan pegawai perusahaan pertambangan). Lahan reklamasi ini kemudian dijual kepada pembeli yang berminat (dalam bahasa setempat ngecup). Pembeli kemudian mengurus hak atas lahan reklamasi tersebut (umumnya berstatus girik). Setelah memperoleh kejelasan hak atas tanah pasca reklamasi, Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah menerbitkan Perda No.12 Tahun 2011 tentang Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Ketiga, sebelum adanya Tambang Inkonvensional (TI) warga Desa Nibung bernafkah sebagai pekebun lada, dan nelayan perikanan tangkap (sungai dan laut). Setelah adanya kehadiran TI warga Desa Nibung bernafkah sebagai penambang TI, perikanan tangkap (laut), wiraswasta, dan pengecer bahan bakar minyak/solar. Data menunjukan bahwa sekitar 51% responden bernafkah sebagai penambang Timah Inkonvensional (TI), sekitar 23% responden bernafkah sebagai pekebun, dan sekitar 23% bernafkah sebagai wirausaha. Perubahan ini dilatari oleh motif ekonomi dimana penambangan timah menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/166223
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I3503222026_744ba00aa6574d4499ac50f865c6577d.pdfCover951.92 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_I3503222026_1b55cdf59e6f435ea36866705704ab76.pdf
  Restricted Access
Fulltext3.23 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_I3503222026_53ca1ec10f484922b1faba3b091059e4.pdf
  Restricted Access
Lampiran995.77 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.