Preferensi Petani Terhadap Atribut Benih Cabai Merah Keriting di Kabupaten Bandung Jawa Barat

Abstract

Peningkatan produksi dan luas panen cabai merah keriting di Indonesia menunjukkan tingginya permintaan terhadap benih cabai merah keriting. Kondisi ini memicu persaingan antar perusahaan benih untuk merebut pangsa pasar, sehingga pemahaman terhadap preferensi petani sebagai konsumen benih menjadi penting dalam pengembangan produk yang sesuai kebutuhan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis preferensi petani terhadap atribut benih cabai merah keriting di Kabupaten Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi analisis deskriptif untuk menggambarkan karakteristik responden dan analisis konjoin untuk mengevaluasi tingkat kepentingan relatif dari berbagai atribut benih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut yang paling diprioritaskan oleh petani adalah ketahanan terhadap penyakit, khususnya virus gemini. Kombinasi atribut benih yang paling disukai oleh petani adalah benih yang tahan terhadap virus gemini, memiliki potensi hasil produksi sebesar 5–10 ton per hektar, harga benih (10 gram) berada pada kisaran Rp90.000–Rp120.000, serta umur panen berkisar antara 81–100 hari setelah tanam. Temuan ini dapat menjadi acuan bagi perusahaan benih dalam merumuskan strategi pengembangan produk yang lebih tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan petani cabai merah keriting.

The increase in production and harvested area of curly red chili in Indonesia indicates a high demand for curly red chili seeds. This condition has triggered competition among seed companies to capture market share, making it essential to understand farmers' preferences as seed consumers in order to develop products that meet their needs. This study aims to analyze farmers' preferences for curly red chili seed attributes in Bandung Regency. The methods used in this study include descriptive analysis to illustrate respondent characteristics and conjoint analysis to evaluate the relative importance of various seed attributes. The results show that the most prioritized attribute by farmers is disease resistance, particularly resistance to the Gemini virus. The most preferred combination of seed attributes by farmers includes resistance to the Gemini virus, a production yield potential of 5–10 tons per hectare, seed price (10 grams) ranging from IDR 90,000 to IDR 120,000, and a harvest age of 81–100 days after planting. These findings can serve as a reference for seed companies in formulating more targeted product development strategies that align with the needs of curly red chili farmers.