Ekobiologi Yuwana Ikan Layang Deles (Decapterus macrosoma) dan Implikasi Pengelolaan Bagan Apung di Perairan Teluk Biru, Selat Bali

Abstract

Perairan Teluk Biru dan sekitarnya, Selat Bali dikenal memiliki produktivitas perikanan yang tinggi. Tingginya produktivitas ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang berhubungan juga dengan rantai makanan mulai dari tahap larva hingga ikan dewasa. Yuwana ikan layang deles (Decapterus macrosoma) merupakan komponen penting dalam rantai makanan ekosistem perairan tropis dan menjadi salah satu target penangkapan perikanan pelagis kecil. Minimnya informasi mengenai ekobiologi ikan layang deles, terutama pada stadia yuwana menjadi dasar perlu dilakukan penelitian mengenai aspek tersebut. Pengumpulan data dilakukan mulai dari April 2023 hingga April 2024 dengan menggunakan alat tangkap bagan apung. Analisis isi saluran pencernaan dilakukan terhadap 136 individu, sedangkan parameter oseanografi yakni suhu permukaan laut dan konsentrasi klorofil-a diperoleh dari citra data satelit Aqua-MODIS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yuwana ikan layang deles memiliki preferensi kuat terhadap krustasea (Malacostraca) dan zooplankton (Copepod), serta mengembangkan strategi makan spesialis-generalis. Pola pertumbuhan bersifat isometrik dan alometrik negatif dengan pertumbuhan yang baik (FK>1,00). Distribusi yuwana ikan layang deles berkaitan erat dengan ketersediaan zooplankton sebagai sumber makanan utama di perairan. Temuan ini mengindikasikan bahwa perairan Teluk Biru dan sekitarnya berperan sebagai daerah asuhan bagi yuwana ikan layang deles.

Biru Bay and surrounding waters in the Bali Strait exhibits favorable environmental conditions for fisheries productivity. Juvenile shortfin scad (Decapterus macrosoma) plays a crucial role in tropical aquatic food webs and are a key target of small pelagic fisheries. However, limited information exists on their diet composition, particularly during the juvenile stage, necessitating further research. Specimens were collected monthly from April 2023 to April 2024 using floating gillnets, with stomach content analysis conducted on 136 individuals. Oceanographic parameters, including sea surface temperature and chlorophyll-a concentration, were derived from Aqua-MODIS satellite data. Results indicate that juvenile shortfin scad predominantly consume crustaceans (Malacostraca) and zooplankton (Copepoda), exhibiting a specialist-generalist feeding strategy. Growth patterns were isometric to slightly negatively allometric, with favorable conditions (condition factor >1.00). Their distribution strongly correlates with zooplankton availability, confirming their reliance on this food source. These findings suggest that Biru Bay and its surrounding waters serve as an important nursery area for juvenile shortfin scad, supporting their early life-stage development.