Pemanfaatan Air Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Ir. H. Djuanda

Abstract

Pertumbuhan penduduk dan peningkatan aktivitas ekonomi telah memperbesar tekanan terhadap sumber daya air, termasuk di kawasan konservasi Tahura Ir. H. Djuanda. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemenuhan aturan pemanfaatan air (IPA), menilai tingkat keadilan dalam akses dan distribusi, serta mengkaji persepsi keberlanjutan untuk merumuskan rekomendasi pengelolaan. Metode yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur dan observasi lapangan yang melibatkan pengelola, pemegang izin, dan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemenuhan hak pemegang izin dinilai tinggi, namun kewajiban terkait Rencana Kerja Tahunan (RKT) dan sarana prasarana masih rendah. Dari segi keadilan, distribusi air dinilai adil, namun akses perizinan hanya 'cukup adil' karena kurangnya pemahaman masyarakat terhadap prosedur. Sementara itu, status keberlanjutan ekologi dan sosial-budaya 'cukup berkelanjutan' karena rendahnya partisipasi masyarakat dalam konservasi, sedangkan dimensi ekonomi dinilai telah berkelanjutan. Studi ini menyimpulkan perlunya penguatan kapasitas masyarakat melalui pendampingan teknis dan administrasi, peningkatan transparansi prosedur perizinan, serta pelibatan aktif dalam kegiatan konservasi dan pengelolaan untuk mewujudkan pengelolaan air yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Population growth and economic activity are pressuring water resources in the Ir. H. Djuanda Grand Forest Park (Tahura) conservation area. This study aims to analyze the fulfillment of Water Utilization Permit (IPA) regulations, the level of justice, and sustainability perceptions through semi-structured interviews and field observation. Results indicate that permit holders' rights are well-fulfilled, but obligations related to the Annual Work Plan (RKT) and infrastructure remain low. In terms of justice, water distribution is considered fair, but permit access is only 'quite fair' due to a lack of procedural understanding. Ecological and socio-cultural sustainability is 'quite sustainable' due to low community participation in conservation, while the economic dimension is deemed sustainable. The study concludes that strengthening community capacity through technical-administrative assistance, increasing procedural transparency, and active involvement in conservation and management is necessary to realize inclusive and sustainable water utilization.