Palatabilitas Pakan dan Perilaku Harian Burung Perkici Pelangi (Trichoglossus haematodus Linnaeus, 1771) di Penangkaran BRIN Cibinong, Bogor

Abstract

Burung perkici pelangi (Trichoglossus haematodus)merupakan satwa dilindungi yang diminati karena warna bulunya yang cerah dan perilakunya yang jinak. Tingginya permintaan telah mendorong eksploitasi dari alam, sehingga penangkaran menjadi upaya penting dalam konservasinya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis palatabilitas pakan, mengidentifikasi perilaku harian, serta menguji preferensi ketinggian dan jenis wadah pakan pada burung perkici pelangi di penangkaran BRIN Cibinong, Bogor. Pengamatan dilakukan selama 20 hari terhadap 14 individu menggunakan metode cafeteria feeding dan scan sampling. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi pakan rata-rata sebesar 163,8 g/ekor/hari, dengan palatabilitas tertinggi pada air gula merah, jagung, dan timun. Aktivitas terbanyak terjadi di pagi hari, terutama makan dan berkicau, sedangkan istirahat dan menyelisik lebih banyak pada siang dan sore. Perkici pelangi menunjukkan preferensi signifikan terhadap tempat pakan di ketinggian 2–2,5 meter dan wadah berbentuk cup. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan penangkaran perkici pelangi.

The rainbow lorikeet (Trichoglossus haematodus) is a protected species valued for its bright plumage and tame behavior. High demand has led to exploitation from the wild, making captive breeding efforts essential for its conservation. This study aimed to analyze feed palatability, identify daily behavioral patterns, and examine height and feeder type preferences in rainbow lorikeets kept at the BRIN captive facility in Cibinong, Bogor. Observations were conducted over 20 days on 14 individuals using the cafetaria feeding method and scan sampling. The results showed an average feed consumption of 163,8 g/bird/day, with the highest palatability observed for palm sugar water, sweet corn, and cucumber. The highest activity occurred in the morning, primarily feeding and chattering, while resting and preening were more frequent in the afternoon. The lorikeets showed a significant preference for feeders placed at heights of 2–2.5 meters and for cup-shaped feeders. These findings can serve as a basis for improved management in captive breeding of rainbow lorikeets.