Pendirian Unit Bisnis Selai Melon di PT Madefresh Indonesia Kota Bogor

Abstract

Melon grade C merupakan hasil panen yang tidak memenuhi standar kualitas dan umumnya dijual dengan harga rendah atau bahkan sering dibuang, sehingga memiliki potensi besar untuk dijadikan bahan baku produk olahan yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendirian unit bisnis selai melon di PT Madefresh Indonesia sebagai upaya diversifikasi produk olahan yang tidak hanya memanfaatkan melon grade C, tetapi juga mampu memperkuat identitas perusahaan sebagai wisata petik melon Kota Bogor. Penelitian ini menggunakan pendekatan Business Model Canvas (BMC) untuk merancang model bisnis yang terstruktur dan menyeluruh. Berdasarkan perhitungan Break Even Point (BEP), unit bisnis ini mencapai titik impas pada volume penjualan sebesar 486 jar dan 1.113 jar untuk mencapai laba sebesar Rp10.000.000. Secara kelayakan finansial melalui indikator kriteria investasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa pendirian unit bisnis selai melon layak untuk diimplementasikan, dengan nilai NPV sebesar Rp243.836.569, IRR sebesar 81%, Net B/C sebesar 4,09, Gross B/C sebesar 1,20, dan PP selama 2 tahun 3 bulan 6 hari dari umur bisnis 5 tahun. Analisis switching value menunjukan toleransi penurunan harga produk dan volum produksi sebesar 17%, dan toleransi maksimum kenaikan harga melon sebesar 79%, serta harga jar sebesar 117%.

Melon grade C are usually sold at low price or even discarded because they do not meet quality standars, creating an opportunity to process them into higher added value. This research aims to assess the feasibility of establishing a melon jam business unit at PT Madefresh Indonesia. The purpose is not only to utilize grade C melons, but also to strengthen the company identity as a melon picking tourism destination in Bogor City. This study uses the Business Model Canvas (BMC) to design a structured business plan. Based on the Break Even Point (BEP) calculation, this business unit reaches the breakeven point at a sales volume of 486 jars and requires the sale of 1.113 jars to achieve a net profit of Rp10.000.000. The financial feasibility analysis using investment criteria shows that the establishment of the melon jam business unit is feasible to implement, with a NPV of Rp243.836.569, IRR of 81%, Net B/C of 4.09, Gross B/C of 1.20, and PP of 2 years, 3 month, 6 days within a 5 year business period. Switching value analysis shows a tolerance for product price decreases, and production volume reductions of 17%, a maximum tolarance for melon price increase of 79%, and a maximum jar price of 117%.