Kualitas Pupuk Organik Padat dari Kotoran Sapi dengan Penambahan Dekomposer

Abstract

Kotoran sapi merupakan limbah peternakan yang jumlahnya sangat banyak karena sapi dapat menghasilkan sekitar 12% kotoran dari berat tubuhnya setiap hari, sehingga perlu dilakukan pemanfaatan. Salah satu bentuk pemanfaatan yang dapat dilakukan adalah diolah menjadi pupuk organik padat melalui proses dekomposisi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme. Penelitian ini bertujuan menguji kualitas pupuk organik padat dari limbah kotoran sapi yang telah ditambahkan dekomposer berupa Provibio. Provibio merupakan pupuk hayati yang mengandung sembilan jenis mikroorganisme bermanfaat yang berperan dalam meningkatkan produktivitas tanaman dan kesuburan tanah. Percobaan ini menggunakan dua jenis kotoran sapi, yaitu tanpa perlakuan dan perlakuan penambahan dekomposer. Hasil penelitian menunjukkan pupuk yang diberi tambahan dekomposer umumnya telah memenuhi standar regulasi Peraturan Menteri Pertanian No. 1 tahun 2019 dan memiliki keunggulan seperti rasio C/N rendah, kadar air dan bahan ikutan yang lebih rendah, serta kadar hara makro dan mikro (C-organik, N, P, K, dan Zn) yang lebih tinggi.

Cow dung is a very large amount of livestock waste because cows can produce around 12% of their body weight every day, so it needs to be utilized. One form of utilization that can be done is processed into solid organic fertilizer through a decomposition process involving the activity of microorganisms. This study aims to test the quality of solid organic fertilizer from cow dung waste that has been added with a decomposer in the form of Provibio. Provibio is a biological fertilizer that contains nine types of beneficial microorganisms that play a role in increasing plant productivity and soil fertility. This experiment used two types of cow dung, namely without treatment and treatment with the addition of decomposers. The results of the study showed that fertilizers that were given additional decomposers generally met the regulatory standards of the Minister of Agriculture Regulation No. 1 of 2019 and had advantages such as a low C/N ratio, lower water and by-product content, and higher levels of macro and micro nutrients (C-organic, N, P, K, and Zn).