Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165807
Title: Konektivitas Rugositas dengan Biomassa Ikan Karang di Perairan Pulau Panggang dan Pulau Air, Kepulauan Seribu, Jakarta
Other Titles: Connectivity of Rugosity with Coral Reef Fish Biomass in Panggang Island and Air Island, Kepulauan Seribu, Jakarta
Authors: Kurnia, Rahmat
Yonvitner
Melindo, Hera Ledy
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Terumbu karang memiliki peran penting, yaitu sebagai tempat mencari makan, berlindung, memijah, dan tempat pembesaran bagi biota yang berasosiasi dengan ekosistem tersebut, salah satunya adalah ikan terumbu. Struktur kompleksitas suatu dasar perairan dapat diukur dengan tingkat kekasaran (rugositas) dasar perairan tersebut. Struktur habitat ekosistem karang yang kompleks dapat menghasilkan beragamnya bentuk relung atau celah antara terumbu karang. Rugositas terumbu karang dapat mempengaruhi biomassa ikan terumbu, sehingga menjadi penting untuk memahami hubungan antara keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi terumbu karang, menganalisa hubungan rugositas dan biomassa ikan terumbu, serta membuat model sistem dinamik untuk pengelolaan sumberdaya perikanan terumbu. Penelitian dilakukan pada Bulan Februari – April 2024 di perairan Pulau Panggang dan sekitarnya, Kepulauan Seribu. Perolehan data terumbu menggunakan metode Line Intercept Transect (LIT), sementara data ikan dengan metode sensus visual bawah air sepanjang 50 m. Data sosial dikumpulkan menggunakan metode Focus Group Discussion (FGD). Penelitian ini mengidentifikasi enam kelas komposisi substrat bentik, yaitu abiotik, alga, karang mati beralga (DCA), karang keras, karang lunak, dan fauna lainnya, dengan dominasi tutupan karang keras tertinggi di Pulau Panggang (rata-rata 41,43%) dan Pulau Air (31,39%). Sepuluh bentuk pertumbuhan karang keras ditemukan, di mana lifeform Encrusting (CE) dan Foliose (CF) mendominasi di kedua pulau. Sebanyak 6.339 individu ikan karang dari 106 spesies dan 25 famili ditemukan, dengan lima famili terbesar yakni Pomacentridae, Labridae, Apogonidae, Caesionidae, dan Chaetodontidae. Biomassa ikan tertinggi terdapat di Stasiun 4 Pulau Panggang (43,05 g/m²), dan terendah di Stasiun 3 Pulau Air (4,98 g/m²). Pulau Air memiliki nilai rugositas lebih tinggi (maksimum 1,664), mencerminkan kompleksitas habitat yang lebih mendukung keanekaragaman biota laut dibandingkan Pulau Panggang (sekitar 1,56). Indeks keanekaragaman dan keseragaman tertinggi tercatat di Stasiun 2 Pulau Panggang, sementara dominansi spesies tertinggi berada di Stasiun 5 Pulau Air. Analisis fungsi ekologis menunjukkan rendahnya jumlah ikan target di kedua pulau, yang mengindikasikan tekanan ekosistem. PCA mengungkapkan bahwa struktur komunitas ikan lebih dipengaruhi oleh keberadaan famili ikan tertentu dibandingkan kondisi terumbu atau klasifikasi wilayah. Indeks kesehatan terumbu menunjukkan sebagian besar stasiun memiliki kondisi baik, dan simulasi sistem dinamik memperlihatkan peningkatan biomassa dan rugositas dalam skenario pengelolaan. Sementara itu, hasil FGD mengindikasikan dukungan masyarakat nelayan terhadap pengelolaan berbasis habitat, Meskipun partisipasi konservasi masyarakat masih rendah, hal ini justru menegaskan pentingnya penerapan pendekatan kolaboratif (co-management) dalam menjaga keberlanjutan ekosistem dan perikanan.
Coral reefs play a crucial role as feeding grounds, shelter, spawning areas, and nurseries for biota associated with the ecosystem, including reef fish. The structural complexity of a seabed can be measured through its roughness level (rugosity). A complex coral reef habitat structure can produce a variety of niches or crevices between coral formations. Coral rugosity can influence reef fish biomass, making it essential to understand the relationship between the two. This study aims to identify the condition of coral reefs, analyze the relationship between rugosity and reef fish biomass, and develop a dynamic systems model for managing reef fishery resources. The research was conducted from February to April 2024 in the waters of Pulau Panggang and its surroundings, in the Seribu Islands. Coral reef data were collected using the Line Intercept Transect (LIT) method, while fish data were collected through underwater visual census along a 50 m transect. Social data were gathered using the Focus Group Discussion (FGD) method. This study identified six classes of benthic substrate composition: abiotic, algae, dead coral with algae (DCA), hard coral, soft coral, and other fauna, with the highest hard coral cover found in Pulau Panggang (average 41.43%) and Pulau Air (31.39%). Ten types of hard coral growth forms were found, with Encrusting (CE) and Foliose (CF) being dominant in both islands. A total of 6,339 individual reef fish from 106 species and 25 families were recorded, with the five largest families being Pomacentridae, Labridae, Apogonidae, Caesionidae, and Chaetodontidae. The highest fish biomass was recorded at Station 4 in Pulau Panggang (43.05 g/m²), and the lowest at Station 3 in Pulau Air (4.98 g/m²). Pulau Air had a higher rugosity value (maximum 1.664), reflecting a more complex habitat that supports greater marine biodiversity compared to Pulau Panggang (approximately 1.56). The highest diversity and evenness indices were recorded at Station 2 in Pulau Panggang, while the highest species dominance was found at Station 5 in Pulau Air. Ecological function analysis showed low numbers of target fish in both islands, indicating ecosystem pressure. PCA analysis revealed that fish community structure was more influenced by the presence of certain fish families than by coral condition or regional classification. Coral health indices indicated that most stations were in good condition, and dynamic systems modeling showed increases in fish biomass and rugosity under management scenarios. Meanwhile, FGD results indicated local fishermen's support for habitat-based management. Although community participation in conservation remains low, this highlights the importance of implementing a collaborative (co-management) approach to ensure ecosystem and fisheries sustainability.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165807
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_C2502211010_411b0a6c89bc481184b5f534d6c01bce.pdfCover235.71 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_C2502211010_a16ccb9e873c4f6bb392282b28ccfd82.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.31 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_C2502211010_29a3d7d5410d4a588d627d078ba3f230.pdf
  Restricted Access
Lampiran3.09 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.