Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165760
Title: Perancangan Model Bisnis Berkelanjutan Pupuk Organik Berbasis Limbah Peternakan Sapi
Other Titles: DESIGNING A SUSTAINABLE BUSINESS MODEL FOR CATTLE MANURE-BASED ORGANIC FERTILIZER
Authors: Mulatsih, Sri
Supriyanto
Oktavian, Rizky
Issue Date: 2025
Publisher: IPB University
Abstract: Peningkatan populasi sapi dari 14,8 juta ekor (2014) menjadi 18,8 juta ekor (2023) telah menghasilkan limbah peternakan mencapai 376.000 ton per hari, namun baru 30% yang diolah menjadi produk bernilai tambah. Kondisi ini menciptakan masalah lingkungan berupa pencemaran air dan tanah yang berkontribusi 14,3% dari total emisi nasional, sekaligus hilangnya potensi nilai ekonomi limbah yang mencapai Rp 28,5 triliun per tahun. Disparitas pengelolaan limbah antar skala usaha menciptakan ketimpangan dimana 65% peternak skala kecil belum memiliki sistem pengolahan memadai dengan kendala utama keterbatasan modal (65%), akses teknologi (55%), dan lahan terbatas (48%), sementara unit pengolahan skala besar beroperasi di bawah kapasitas optimal (70%). Bersamaan dengan itu, defisit pupuk organik nasional mencapai 1,7 juta ton dengan proyeksi peningkatan kebutuhan 25% per tahun, menciptakan peluang strategis yang belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan menganalisis kondisi existing model bisnis pengelolaan limbah peternakan sapi berdasarkan skala usaha, mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang berpengaruh, serta merancang model bisnis berkelanjutan untuk industri pupuk organik berbasis limbah peternakan sapi. Pendekatan campuran digunakan dengan mengintegrasikan analisis kualitatif dan kuantitatif pada tiga skala usaha di Kabupaten Bogor dan Cianjur. Analisis data menggunakan Business Model Canvas untuk memetakan kondisi existing, Value Chain Analysis untuk mengidentifikasi faktor internal, dan PESTEL untuk menganalisis faktor eksternal, dengan perhitungan geometric mean untuk menentukan faktor strategis. Hasil penelitian menunjukkan model bisnis pengelolaan limbah peternakan sapi belum terintegrasi dan belum memaksimalkan nilai ekonomi limbah. Skala kecil (5-16 ekor) masih menerapkan pengelolaan tradisional tanpa pengolahan dengan limbah dipandang sebagai beban operasional, skala menengah (21 ekor) telah menggunakan bioreaktor 10 m³ dan diversifikasi produk namun revenue streams belum termonetisasi optimal, dan skala besar (>1000 ekor) beroperasi komersial dengan kapasitas 30 ton/hari tetapi terbatas dalam diversifikasi produk dan menghadapi paradoks permintaan pasar yang melebihi kapasitas produksi. Value Chain Analysis mengidentifikasi tiga faktor internal strategis: infrastruktur (geometric mean 4,64-5,00) sebagai determinan transformasi limbah dari beban menjadi aset, manajemen sumber daya manusia (4,00-5,00) dengan pendekatan partisipatif terbukti paling efektif pada skala menengah, dan logistik masuk (4,47-5,00) sebagai titik awal rantai nilai yang menentukan kualitas proses. Analisis PESTEL mengungkapkan tiga faktor eksternal strategis: sosial (4,10) dengan pendampingan teknis (4,58) sebagai kebutuhan kritis adopsi, ekonomi (4,05) dengan potensi pasar tinggi (4,58) namun terkendala biaya logistik (4,19), dan teknologi (4,01) dengan spesifikasi teknis (4,15) sebagai penentu daya saing produk. Model bisnis yang dikembangkan adalah Model Diferensiasi-Terintegrasi yang mengkombinasikan pendekatan diferensiasi berdasarkan skala usaha dengan integrasi melalui empat mekanisme: integrasi material (aliran limbah antar skala), integrasi teknologi (akses bersama teknologi canggih), integrasi pasar (penetrasi segmen berbeda), dan integrasi finansial (pembagian risiko dan keuntungan). Business Model Canvas yang dikembangkan menunjukkan skala kecil berfokus pada IPAL Komunal dengan investasi Rp 37 juta dan pendekatan gotong royong menghasilkan IRR 94% serta manfaat Rp 5,2 juta per anggota per tahun, skala menengah mengembangkan Semi-Industri Kolaboratif dengan investasi Rp 650 juta dan teknologi bioreaktor 35 m³ mencapai IRR 55% dengan manfaat ekonomi Rp 488 juta per tahun, dan skala besar menerapkan Industri Terintegrasi dengan investasi Rp 7,55 miliar menggunakan bioreaktor industrial 500 m³ menghasilkan IRR 234% dan laba bersih Rp 17,69 miliar per tahun. Evaluasi keberlanjutan mengkonfirmasi kinerja positif pada tiga dimensi. Dimensi ekonomi menunjukkan kelayakan finansial dengan NPV positif pada semua skala (Rp 89 juta hingga Rp 61,6 miliar), payback period 5,1 bulan hingga 1,81 tahun, dan B/C ratio 1,99-3,02. Dimensi lingkungan berpotensi mereduksi emisi gas rumah kaca sebesar 7.734 ton CO2-ekuivalen per tahun setara menghilangkan 3.867 mobil dari jalan raya, dengan net environmental impact +43,2 hingga +1.036,3 kg CO2-eq per ton limbah. Dimensi sosial menciptakan 49 lapangan kerja langsung dan 89 tidak langsung, memfasilitasi pengembangan kapasitas 89 peserta dengan investasi Rp 1,223 miliar per tahun, dan menciptakan efek pengganda ekonomi Rp 2,56 per rupiah investasi. Model ini terbukti adaptif dengan lima pilihan partisipasi, penyesuaian teknologi kontekstual, dan jalur transisi bertahap antar skala, menawarkan solusi komprehensif yang layak secara ekonomi, bermanfaat bagi lingkungan, dan berkontribusi pada kesejahteraan sosial untuk mentransformasi 70% limbah peternakan yang terbuang menjadi industri pupuk organik bernilai Rp 28,5 triliun per tahun.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165760
Appears in Collections:MT - Multidiciplinary Program

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_P0502231014_15d3c427a082474aadb1a0538cfbd2b5.pdfCover493.03 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_P0502231014_d2c7d5e882ae4ed199a23a061226b2c1.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.11 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_P0502231014_47b0adf527cb42b89b88f30340905f89.pdf
  Restricted Access
Lampiran169.35 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.