Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165733Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Cahyaningsih, Umi | - |
| dc.contributor.advisor | Satrija, Fadjar | - |
| dc.contributor.advisor | Nugraha, Arifin Budiman | - |
| dc.contributor.advisor | Safika | - |
| dc.contributor.author | Satyawardana, Wirokartiko | - |
| dc.date.accessioned | 2025-07-24T06:17:04Z | - |
| dc.date.available | 2025-07-24T06:17:04Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165733 | - |
| dc.description.abstract | Populasi anjing liar merupakan masalah yang dianggap remeh di beberapa negara dan merupakan reservoir penting bagi parasit zoonosis. Parasit darah dan rickettsia pada anjing merupakan penyakit yang penting namun sering terabaikan. Isosporiasis dan Toxascariasis adalah parasit yang kerap menyerang saluran pencernaan anjing. Di luar negeri, prevalensi infeksi parasit ini berkisar antara 24 hingga 63,5%. Peningkatan mobilitas orang dan barang termasuk hewan peliharaan melalui Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta baik yang masuk maupun keluar dapat berakibat tingginya risiko tersebarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK). Anjing yang diimpor dari negara lain ke dalam wilayah Indonesia dapat turut serta membawa penyakit parasitik yang berpotensi menularkan ke anjing lokal bahkan menular kepada manusia. Pengujian penyakit parasitik bukan merupakan pengujian utama di laboratorium karantina khususnya di Bandara Soekarno Hatta sehingga dapat menjadi potensi penularan kepada hewan domestik, bahkan penyakit yang tadinya tidak ada di Indonesia dapat menjadi penyakit baru di Indonesia. Penelitian ini memiliki tujuan umum untuk mengembangkan pengujian multipleks Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk mendeteksi secara simultan parasit dan Riketsia pada darah anjing. Penelitian ini melibatkan 50 anjing liar yang secara statistik mewakili seluruh populasi menggunakan teknik pengambilan sampel detect disease dari berbagai kota di seluruh Provinsi Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, di mana sampel darah dikumpulkan dan dilakukan analisis reaksi berantai polimerase (PCR), yang menargetkan RNA 18S dan 16S parasit. Analisis PCR menunjukkan 19 sampel dinyatakan positif parasit darah dan rickettsia. Hasil sekuensing mengidentifikasi dua parasit darah dan dua spesies rickettsia yang terinfeksi, antara lain Babesia canis vogeli, Hepatozoon canis, Anaplasma platys, dan Ehrlichia canis. Uji-t digunakan untuk analisis data yang mencakup berbagai kategori, meliputi kota asal, jenis kelamin, dan usia untuk setiap spesies parasit darah dan rickettsia, menunjukkan bahwa hanya jantan yang memiliki perbedaan signifikan dalam infeksi Babesia canis vogeli dengan nilai P sebesar 0,023. Kategori lainnya tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Konstruksi pohon filogenetik Neighbor Joining menggunakan jarak berpasangan, isolat sampel menunjukkan hubungan erat antara beberapa asal, antara lain Babesia canis vogeli dari Taiwan (JN717134), India (MN700646), dan Brazil (MN823219), Hepatozoon canis dari Uruguay (OR814232), Anaplasma platys dari Mesir (MN227688), serta Ehrlichia canis dari Italia (GQ857078), Israel (U26740), Filipina (JN121380), India (MK281328), Amerika (MH620196), Brasil (EF195135), dan Mesir (MG564254). Ini menyiratkan bahwa parasit dan rickettsia mungkin berasal dari nenek moyang yang sama. Periode Februari hingga Agustus 2023, 100 sampel darah dan feses diambil dari anjing impor yang tiba melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta. Sampel darah dianalisis menggunakan PCR, sementara sampel feses diperiksa dengan metode Mc Master untuk menghitung Ookista tiap gram tinja (OTGT) dan Telur tiap gram tinja (TTGT), serta metode flotasi untuk mendeteksi keberadaan ookista atau telur cacing dalam sampel feses. Hasil flotasi yang menunjukkan adanya ookista, dilakukan sporulasi menggunakan Kalium dikromat (K2Cr2O7), sedangkan sampel yang positif telur cacing diproses dengan larutan formalin 2% untuk pemupukan. Uji multipleks PCR pada 100 sampel darah anjing impor berhasil mendeteksi Anaplasma sp. pada dua sampel yang berasal dari Rusia dan UEA. Pemeriksaan flotasi menemukan 5 sampel positif ookista dan 1 sampel positif telur cacing dengan prevalensi 6%. Metode Mc Master menunjukkan jumlah OTGT berkisar antara 50 hingga 2000 ookista per gram tinja, sedangkan TTGT mencapai 200 telur cacing per gram tinja. Identifikasi morfologi dari hasil sporulasi ookista dan pemupukan telur cacing menunjukkan 1 sampel terinfeksi Isospora canis, 4 sampel terinfeksi Isospora ohioensis, dan 1 sampel terinfeksi Toxascaris leonina. Penelitian inimenyimpulkan bahwa anjing impor yang masuk melalui Bandara Internasional Soekarno Hatta masih ditemukan mengandung riketsia, ookista, dan telur cacing. Pemeriksaan multipleks PCR dikembangkan untuk mendeteksi keberadaan parasit darah dan rickettsia secara bersamaan pada 50 sampel darah anjing liar di DKI Jakarta. Multipleks PCR terbukti dapat mendeteksi Babesia canis, Hepatozoon canis dan Anaplasma platys secara bersamaan dalam satu kali pemeriksaan. Hasil pemeriksaan multipleks PCR dibandingkan dengan hasil simpleks PCR. Hasil uji disajikan dalam bentuk tabel kontingensi 2×2 dari hasil uji simpleks PCR (gold standard) dan multipleks PCR. Perhitungan dilakukan untuk memperoleh kriteria seperti sensitivitas diagnostik/diagnostic sensitivity (Dse), spesifisitas diagnostik/diagnostic spesificity (Dsp), positif sejati/true positive (TP), negatif sejati/true negative (TN), positif palsu/false positive (FP), negatif palsu/false negative (FN), nilai prediksi positif /positive prediction value (PPV), nilai prediksi negatif/negative prediction value (NPV), akurasi, rasio kemungkinan positif/likelihood ratio positive (LR+), rasio kemungkinan negatif/likelihood ratio negative (LR-), serta nilai kesepakatan menggunakan Koefisien Cohen’s Kappa. Hasil performa diagnostik metode multipleks PCR (Dupleks) pada studi ini menunjukkan bahwa metode ini memiliki sensitivitas yang baik (89%), spesifisitas yang baik (87%), serta akurat dan andal sebagai uji biomolekuler deteksi parasit dan riketsia pada darah anjing. Kesepakatan Cohen’s Kappa menunjukkan bahwa kedua uji tersebut konsisten dan dapat saling menggantikan. | - |
| dc.description.sponsorship | PPSDM KHIT | - |
| dc.language.iso | id | - |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Prevalensi dan Pengembangan Diagnostik Molekuler Penyakit Parasitik pada Anjing Impor dan Lokal di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta | id |
| dc.title.alternative | Prevalence and Development of Molecular Diagnostics of Parasitic Diseases in Imported and Local Dogs in the Special Capital Region of Jakarta Province | - |
| dc.type | Disertasi | - |
| dc.subject.keyword | blood parasite | id |
| Appears in Collections: | DT - Veterinary Science | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_B3601211019_1d3894ee0dc149a387a033cc855b5aef.pdf | Cover | 2.39 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_B3601211019_bd191c444fe84a30bc8935ef82fcd500.pdf Restricted Access | Fulltext | 9.37 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_B3601211019_1e14acab8d69412fa8df6a851c2ae4aa.pdf Restricted Access | Lampiran | 738 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.