Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165509
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSimanjuntak, Charles Parningotan Haratua-
dc.contributor.advisorKurniawan, Fery-
dc.contributor.advisorGaol, Jonson Lumban-
dc.contributor.authorNazal, Muhammad Faris-
dc.date.accessioned2025-07-21T14:32:24Z-
dc.date.available2025-07-21T14:32:24Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165509-
dc.description.abstractDaerah asuhan memainkan peran penting terhadap keberlanjutan populasi ikan. Parameter lingkungan menjadi faktor utama yang berpengaruh terhadap keberlangsungan hidup dan komposisi yuwana ikan. Pengetahuan tentang ekobiologi kumpulan yuwana ikan di Selat Bali dari baik aspek makanan dan pertumbuhan dapat mengurai informasi ekologis sumber daya perairan dari perspektif biologi. Potensi perikanan di Selat Bali yang cukup besar digambarkan melalui hasil tangkapan utama ikan-ikan pelagis bernilai ekonomis penting. Kegiatan penangkapan di Selat Bali terpusat di Muncar, Banyuwangi. Bagan, salah satu alat tangkap yang bersifat pasif banyak dioperasikan di sebelah barat Selat Bali. Bagan apung tersebar di Teluk Biru dan perairan sekitarnya. Sebagian besar hasil tangkapan dari bagan apung adalah yuwana ikan pelagis. Hal ini menjadi indikasi penting bahwa wilayah tersebut berperan sebagai daerah asuhan ikan di Selat Bali. Perairan pantai di sepanjang pesisir barat Selat Bali berpotensi sebagai habitat penting bagi yuwana ikan pelagis, diindikasikan dengan banyaknya yuwana ikan yang tertangkap, pertumbuhan yuwana dalam kondisi bagus, dan melimpahnya plankton serta konsentrasi klorofil-a. Aktivitas perikanan bagan berpotensi memberikan tekanan terhadap keberlangsungan sumber daya ikan di Teluk Biru dan sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengevaluasi komposisi yuwana ikan hasil tangkapan bagan apung di perairan Teluk Biru dan sekitarnya, (2) menganalisis ekobiologi yuwana ikan seperti ekologi makanan dan pertumbuhan yuwana kumpulan ikan, serta (3) mengevaluasi kesesuaian Teluk Biru dan sekitarnya sebagai daerah asuhan ikan dan implikasinya terhadap pengelolaan sumber daya ikan. Penelitian dilakukan pada bulan April 2023 hingga April 2024, yaitu pada bulan April, September, dan Desember 2023 serta Februari, Maret, dan April 2024 yang mewakili tiap musim. Lokasi pengambilan contoh ikan berada di perairan barat Selat Bali, yaitu Teluk Biru dan perairan sekitarnya yang merupakan daerah penangkapan bagan apung di Selat Bali. Pengukuran parameter fisik-kimiawi perairan berupa suhu, salinitas, dan oksigen terlarut beserta pengambilan contoh plankton. Karakteristik oseanografi perairan diambil dari data citra satelit meliputi suhu permukaan laut (SPL), konsentrasi klorofil-a, dan kecepatan arus. Analisis data meliputi perhitungan komposisi dan kelimpahan ikan, ekobiologi ikan dari komposisi makanan (indeks bagian terbesar), luas relung dan tumpang tindih, pertumbuhan (hubungan panjang bobot dan faktor kondisi), tingkat trofik, strategi pola makan, serta hubungan ikan dengan lingkungan perairan dari Canonical Correspondence Analysis dan korelasi Spearman. Jenis ikan yang tertangkap selama periode penelitian mencapai 50 spesies dari 17 ordo dan 29 famili, dengan jenis yang ditemukan bervariasi pada tiap bulannya. Famili ikan Dorosomatidae, Engraulidae, dan Spratelloididae (ordo Clupeiformes), Carangidae (ordo Carangiformes), dan Scombridae (ordo Scombriformes) merupakan kelompok ikan pelagis utama berdasarkan komposisi jumlah dan biomassa. Ikan pada stadia yuwana paling banyak tertangkap di setiap bulan pengamatan yakni berkisar antara 63–100% dari total hasil tangkapan. Ekologi trofik kumpulan ikan berdasarkan komposisi makanannya menunjukkan bahwa sebagian besar yuwana ikan berada dalam serikat trofik zooplanktivora dan krustasivora. Makanan utama yang dikonsumsi ialah kelompok Copepoda, Malacostraca, dan larva krustasea yang dimanfaatkan bersama oleh mayoritas ikan dalam jenis yang sama (tumpang tindih relung makanan tinggi). Jenis plankton yang paling melimpah di Teluk Biru dan sekitarnya juga berasal dari kelompok yang sama, menunjukkan ketersediaan makanan yang mencukupi. Tingkat trofik kumpulan ikan berkisar 2,00–4,50 yang berarti terdapat keragaman jenis makanan dan serikat trofik ikan yang terbentuk. Dari segi pertumbuhan, faktor kondisi ikan yang sebagian besar di atas 1,00 dan dominan pada pola pertumbuhan alometrik positif menandakan pertumbuhan yuwana ikan pada kondisi yang baik. Parameter kondisi lingkungan perairan dalam kurun waktu penelitian dikatakan sesuai sebagai penciri daerah asuhan. Parameter suhu, salinitas, dan oksigen terlarut memiliki nilai yang tepat untuk mendukung kelangsungan hidup yuwana ikan. Variabilitas SPL dan klorofil-a berkorelasi dan berasosiasi kuat terhadap kelimpahan ikan, termasuk kaitannya dalam kesuburan perairan dan ketersediaan makanan dari plankton. Karakteristik arus yang cenderung lemah-sedang pada bagian pesisir barat Selat Bali menjadi faktor pendukung yuwana ikan untuk menetap sementara di daerah asuhannya, di samping itu juga mendistribusikan nutrien dan klorofil-a dari utara Selat Bali. Teluk Biru dan perairan sekitarnya terkonfirmasi sebagai salah satu daerah asuhan ikan di Selat Bali, ditinjau dari kondisi lingkungan perairan yang mendukung kehidupan yuwana ikan, ketersediaan makanan alami sepanjang tahun, beragam jenis yuwana yang ditemukan dengan pertumbuhan yang sangat baik. Perairan Teluk Biru dan sekitarnya berperan penting sebagai habitat bagi yuwana ikan di Selat Bali, sehingga perlu dikelola dengan pengaturan ukuran mata jaring yang lebih besar, penetapan jumlah bagan yang beroperasi, dan penutupan aktivitas penangkapan pada musim tertentu seperti musim timur. Upaya konservasi berupa perlindungan terhadap ekosistem pesisir di bagian barat Selat Bali seperti Teluk Biru sebagai daerah asuhan dan Teluk Pangpang yang ditumbuhi vegetasi mangrove yang cukup luas juga diperlukan, karena peranannya dalam mendukung produktivitas perairan dan sumber makanan bagi yuwana ikan di perairan Selat Bali.-
dc.description.abstractNursery grounds play a critical role in sustaining fish populations. Environmental parameters are key factors affecting the survival and composition of juvenile fish. Understanding the eco-biology of fish assemblages in the Bali Strait, particularly in terms of feeding ecology and growth, can provide valuable insights into the ecological characteristics of aquatic resources from a biological perspective. The considerable fisheries potential of the Bali Strait is reflected in the major catches of economically valuable pelagic fish. Fishing activities in the Bali Strait are concentrated in Muncar, Banyuwangi. Lift nets (locally known as bagan), one of the passive fishing gears, are widely operated in the western part of the Bali Strait. Floating lift nets are dispersed around the Biru Bay and its surroundings. The high proportion of juvenile pelagic fish in floating lift net catches serves as an important indication of the area’s function as a fish nursery ground in the Bali Strait. The coastal waters along the western shore of the Bali Strait show potential as essential habitats for juvenile pelagic fish, as indicated by the high number of juveniles caught, the good growth condition of juveniles, and the abundance of plankton and chlorophyll-a concentration. However, lift-net fishing activities may pose a threat to the sustainability of fish resources in Biru Bay and its surrounding waters. The objectives of this study were to: (1) evaluate the composition of juvenile fish assemblages captured by lift nets in the Biru Bay and its surrounding areas, (2) analyze the eco-biology of juvenile fish, including the feeding ecology and growth aspect of the juvenile fish assemblages, and (3) assess the suitability of Biru Bay and adjacent waters as a nursery ground and its implications for fisheries management. The study was conducted from April 2023 to April 2024, specifically in April, September, and December 2023, and February, March, and April 2024, representing different seasonal periods. Sampling locations were situated in the western waters of the Bali Strait, specifically Biru Bay and surrounding waters, which represent lift net fishing grounds in the region. Measurements of physicochemical parameters (temperature, salinity, and dissolved oxygen) and plankton sampling were conducted during the operation of lift nets. Oceanographic characteristics were obtained from satellite imagery, including sea surface temperature (SST), chlorophyll-a concentration, and current velocity. Data analysis included calculations of fish composition and abundance, diet composition (index of preponderance), niche breadth and overlap, growth (length-weight relationship and condition factor), trophic level, feeding strategy, and examination of fish–environment relationships using Canonical Correspondence Analysis (CCA) and Spearman correlation. During the study period, a total of 50 fish species belonging to 17 orders and 29 families were recorded, with species composition varying monthly. The dominant pelagic fish families based on abundance and biomass were Dorosomatidae, Engraulidae, and Spratelloididae (order Clupeiformes), Carangidae (order Carangiformes), and Scombridae (order Scombriformes). Juvenile stages were dominant in the monthly catch composition, accounting for approximately 63–100% of the total monthly catch. The trophic ecology of fish assemblages, based on diet composition, indicated that most juvenile fish belonged to zooplanktivores and crustacivores trophic guilds. The main food items consumed were Copepoda, Malacostraca, and crustacean larvae, which were shared by the majority of fish within the same taxa (indicating high dietary niche overlap). The most abundant plankton groups in Biru Bay also belonged to the same taxa, suggesting sufficient food availability. The trophic levels of the fish assemblages ranged from 2.00 to 4.50, indicating a diversity of food types and the formation of multiple trophic guilds. In terms of growth, the condition factor of most juvenile fish was above 1.00, with a dominance of positive allometric growth patterns, indicating good growth conditions. The environmental parameters during the study period were suitable as indicators of nursery grounds. Temperature, salinity, and dissolved oxygen levels were within optimal ranges to support juvenile fish survival. Variability in SST and chlorophyll-a concentrations showed strong correlations and associations with fish abundance, reflecting high primary productivity and food availability through plankton. The current characteristics, which tended to be weak to moderate in the coastal areas of the western Bali Strait, were favorable for juvenile fish to temporarily settle in nursery areas. Additionally, these currents facilitated the distribution of nutrients and chlorophyll-a from the northern Bali Strait. Biru Bay and its surrounding waters are confirmed to be one of the nursery grounds in the Bali Strait, as indicated by the favorable environmental conditions for juvenile fish survival, year-round food availability, and the presence of diverse juvenile species with very good growth. Biru Bay serves an important role as a habitat for juvenile pelagic fish in the Bali Strait; thus, requires management through regulations such as increasing mesh size, limiting the number of operating lift nets, and enforcing seasonal fishing closures, particularly during the southeast monsoon. Conservation efforts in the form of protecting coastal ecosystems in the western part of the Bali Strait, such as Biru Bay and its surroundings as a nursery ground and Pangpang Bay with its extensive mangrove vegetation, are also necessary, due to their important role in supporting water productivity and serving as a food source for juvenile fish in the Bali Strait.-
dc.description.sponsorshipLembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP); David & Lucile Packard Foundation (Riset Kolaborasi IPB-University of British Columbia)-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleEkobiologi Yuwana Ikan dan Kondisi Oseanografi di Teluk Biru dan Sekitarnya, Selat Bali sebagai Dasar Konservasi Ikanid
dc.title.alternativeEcobiology of Fish Juveniles and Oceanographic Conditions in Biru Bay and its Surroundings, Bali Strait as a Basis for Fish Conservation-
dc.typeTesis-
dc.subject.keyworddaerah asuhanid
dc.subject.keywordklorofil-aid
dc.subject.keywordyuwana ikanid
dc.subject.keywordekologi trofikid
dc.subject.keywordTeluk Biruid
Appears in Collections:MT - Fisheries

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_C2501222014_871fbaa3ab3d419e939d712bfbf2b723.pdfCover480.2 kBAdobe PDFView/Open
fulltext_C2501222014_8f24586d471742ee93ee85738fb0e824.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.72 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_C2501222014_69280a5ccb1d407c877a150999886644.pdf
  Restricted Access
Lampiran725.67 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.