Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165491| Title: | Analisis Kebutuhan Pelatihan bagi Penyuluh Pertanian pada Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor |
| Authors: | Sadono, Dwi Pramita, Yudhi |
| Issue Date: | 2007 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pelatihan merupakan program yang perlu dilakukan oleh suatu organisasi untuk memperbaiki prestasi kerja sumberdaya manusia yang ada di dalamnya. Pelatihan akan efektif dan efisien apabila diketahui aspek-aspek apa saja yang akan diatasi melalui pelatihan. Oleh karenanya, sebelum menyelenggarakan pelatihan perlu dilakukan analisis kebutuhan pelatihan untuk mengetahui aspek kemampuan yang masih belum memenuhi standar jabatan. Tujuan Skripsi ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan pelatihan yang telah dilakukan untuk para penyuluh pertanian dan menganalisis kebutuhan pelatihan penyuluh pertanian di Kabupaten Bogor dengan menggunakan metode TNAT (Training Need Assessment Tool). Penelitian ini dilakukan di enam UPTD lingkup Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor yaitu Darmaga, Ciawi, Caringin, Cibungbulang, Leuwiliang dan Cigudeg. Jumlah responden sebanyak 67 orang yang dipilih secara sengaja yang menduduki jabatan fungsional sebagai Penyuluh Terampil (46 orang) dan Penyuluh Ahli (21 orang). Penyuluh Terampil terdiri dari 19 orang Penyuluh Pelaksana Lanjutan dan 27 orang Penyuluh Penyelia. Penyuluh Ahli terdiri dari 8 orang Penyuluh Ahli Pratama, 11 orang Penyuluh Ahli Muda dan 2 orang Penyuluh Ahli Madya. Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey dan wawancara mendalam. Penyuluh pertanian di Kabupaten Bogor telah mengikuti sedikitnya dua kali pelatihan selama bertugas. Bahkan 68,7 persen atau 46 orang penyuluh telah mengikuti pelatihan lebih dari tiga kali semasa tugasnya di Kabupaten Bogor Keikutsertaan penyuluh dalam pelatihan berdasarkan penunjukkan darı atasannya. Contoh jenis pelatihan yang diikuti oleh penyuluh antara lain: temu profesi penyuluh, pertemuan sosialisasi pembuatan kompos, temu karya PKA, pengendalian hama penyakit, manajemen pengelolaan BPP, pelatihan PRA dan media informasi bagi penyuluh. Pelatihan yang diadakan untuk penyuluh pada tahun 2006 yang paling banyak diikuti oleh penyuluh adalah media informasi bagi penyuluh (10 orang). Hal ini bertujuan agar penyuluh mampu memanfaatkan sumber-sumber informasi untuk memperoleh pengetahuan tentang inovasi pertanian. a Hak cipta milik IPR University Pelatihan-pelatihan biasanya diselenggarakan oleh BPSDMP (Balai Pelatihan Sumber Daya Manusia Pertanian). Pelatihan bertempat di Pusat Pelatihan Manajemen dan Kepemimpinan (PPMK) dan Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP). Metode yang digunakan dalam pelatihan tergantung dari materi yang akan disampaikan kepada penyuluh dengan memperhatikan prinsip-prinsip pendidikan orang dewasa dan partisipatif. Materi tentang teknis budidaya tanaman seperti pembuatan kompos, budidaya tanaman, pemberantasan hama selalu menggunakan alat demonstrasi agar dapat dipahami secara teori maupun praktek. Materi pelatihan yang berkaitan dengan penyelenggaraan penyuluhan dilakukan dengan berbagi pengalaman antar penyuluh dimana pelatih bertindak sebagai fasilitator sehingga penyuluh menemukan sendiri solusi dari permasalahannya. Pelatihan yang diadakan selama ini dirasakan sangat bermanfaat oleh para penyuluh. Hal ini ditunjukkan dengan 74,6 persen atau 50 orang penyuluh yang menyatakan bahwa pelatihan selama ini sangat bermanfaat. Hasil analisis kebutuhan pelatihan dengan metode TNAT menunjukkan bahwa para penyuluh pertanian telah dapat memenuhi sebagian besar aspek kompetensi yang dituntut jabatannya dan masih memerlukan pelatihan pada aspek-aspek tertentu. Penyuluh Pelaksana Lanjutan telah memenuhi kompetensi dalam aspek: motivasi, kedisiplinan, seputar pekerjaan, kualitas kerja, kerjasama kelompok, perencanaan dan pelaksanaan program, komunikasi dalam penyuluhan, analisis dan pemecahan masalah, kepemimpinan dan wawasan agribisnis, serta membutuhkan pelatihan pada aspek pengambilan keputusan. Penyuluh Penyelia telah memenuhi kompetensi dalam aspek seputar pekerjaan, kedisiplinan, kerjasama kelompok, kualitas kerja, perencanaan dan pelaksanaan program, komunikasi dalam penyuluhan, analisis dan pemecahan masalah, kepemimpinan dan wawasan agribisnis, serta memerlukan pelatihan pada aspek motivasi dan pengambilan keputusan. Penyuluh Ahli Pratama telah memenuhi kompetensi pada aspek: pengambilan keputusan, seputar pekerjaan, kedisiplinan, kerjasama kelompok, kualitas kerja, perencanaan dan pelaksanaan program, komunikasi dalam penyuluhan, analisis dan pemecahan masalah, kepemimpinan dan wawasan agribisnis, tetapi membutuhkan pelatihan pada aspek motivasi. Penyuluh Ahli Muda dan Madya telah memenuhi kompetensi dalam aspek motivasi, pengambilan keputusan, seputar pekerjaan, kedisiplinan, kerjasama kelompok. kualitas kerja, komunikasi dalam penyuluhan, analisis pemecahan masalah, kepemimpinan dan wawasan agribisnis, serta membutuhkan pelatihan pada aspek perencanaan dan pelaksanaan program. Pelatihan aspek pengarusutamaan gender dibutuhkan oleh penyuluh pertanian pada setiap jenjang jabatan fungsional penyuluh. Rekomendasi bentuk-bentuk pelatihan untuk mengatasi kemampuan penyuluh yang masih di bawah standar harapan instansi yaitu pelatihan sikap dan pengembangan diri, manajemen perencanaan dan pengorganisasian kegiatan serta pengarusutamaan gender. Pelatihan-pelatihan ini merupakan on the job training yang menggunakan prinsip partisipatif dan pendidikan orang dewasa. Diharapkan dengan adanya pelatihan ini dapat menjadi solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh penyuluh pertanian. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165491 |
| Appears in Collections: | UT - Communication and Community Development |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| A07ypr.pdf Restricted Access | Fulltext | 31.26 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.