Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165449| Title: | Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Keluarga yang Berhubungan dengan Kejadian Gondok pada Murid SD di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya |
| Authors: | Madanijah, Siti Hirmawan, Ageng Basuki |
| Issue Date: | 2005 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab tingginya prevalensi gondok pada anak usia sekolah di daerah endemik gondok. Secara khusus penelitian bertujuan untuk (1) Mengetahui karakteristik sosial ekonomi keluarga contoh. (2) Mempelajari pola konsumsi pangan contoh yang berkaitan dengan kejadian gondok. (3) Mengidentifikasi jenis-jenis makanan sumber zat goitrogenik yang biasa dikonsumsi oleh contoh. (4) Mengukur kadar iodium garam yang dikonsumsi keluarga. (5) Menganalisis hubungan antara pengetahuan ibu tentang GAKI, konsumsi pangan, kualitas garam dengan status gondok pada contoh. Disain Penelitian ini adalah Cross Sectional Study yang dilakukan di Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive yaitu daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai prevalensi GAKI tertinggi Total Goiter Rate (TGR) murid SD 17,2% dibandingkan kecamatan lain. Dari kecamatan tersebut dipilih 3 desa secara purposif (Desa Kertasari, Desa Nagrog, dan Desa Bantarkalong). Populasi penelitian ini adalah murid SD di ketiga desa tersebut hasil dari palpasi yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tasikmalaya dan Puslitbang Gizi Bogor. Berdasarkan hasil palpasi ditentukan dua kelompok contoh, yaitu contoh murid SD yang tidak menderita gondok (kelompok Normal) dan contoh kelompok murid SD yang menderita gondok (kelompok Gondok). Dari masing-masing kelompok ditetapkan 30 murid SD sebagai contoh secara acak sistematis.. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Jenis data primer yang dikumpulkan adalah karakteristik individu (identitas murid SD, umur, jenis kelamin), karakteristik sosial ekonomi keluarga (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan orang tua, pengetahuan gizi ibu), pola konsumsi pangan, kadar iodium garam yang di konsumsi. Sedangkan data sekunder terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian dan hasil palpasi gondok. Data dianalisis secara statistik dan inferensia dengan menggunakan program komputer Microsoft Excel dan SPSS 11.0 for windows. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney,uji beda-t, dan uji Rank Spearman. Karakteristik murid SD contoh penelitian ini relatif tidak berbeda antara kedua kelompok. Bagian terbesar anak berumur 10-12 tahun yaitu sebanyak 46,7% (kelompok normal) dan 36,6% (kelompok gondok). Uji beda t tidak menunjukkan perbedaan pada kedua kelompok contoh. Sebagian besar contoh kelompok normal banyak berjenis kelamin perempuan (56,7%), sedangkan kelompok gondok banyak laki-laki (60,0%). Sebagian besar umur ayah dan ibu pada kedua kelompok adalah 35 tahun. Pada kelompok normal, pendidikan ayah dan ibu terbesar adalah tamat SD yaitu 40,0% dan 50,0%, sedangkan pada kelompok gondok, ayah banyak yang mempunyai pendidikan tamat SMP (40,0%) dan ibu adalah tamat SD (60,0%). Sebagian ayah bekerja 33,3% dan 36,7% di bidang pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani, sedangkan ibu sebagai ibu rumah tangga, yaitu sebanyak 73,3% (normal) dan 86,7% (gondok). Pada kelompok normal 43,3% keluarga contoh memiliki pendapatan kategori rendah dan sedang, sedangkan pada kelompok gondok, sebagian besar keluarga contoh (76,7%) berada pada kategori rendah. Uji t menunjukkan terdapat perbedaan yang nyata antara kedua kelompok contoh (p<0,05). Sebagian besar ibu contoh (70,0%) kelompok normal memiliki pengetahuan pada kategori tinggi, sedangkan pada contoh kelompok gondok (73,3%) pengetahuan ibu berada pada kategori sedang. Ujit menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (p<0,01) antara kedua kelompok. Rata-rata tingkat kecukupan energi pada kelompok normal sebesar 73,5% +13% lebih besar dibanding kelompok gondok (55,8% ± 16). Berdasarkan uji t terdapat perbedaan nyata (p<0,05) antara kedua kelompok. Rata-rata tingkat kecukupan protein pada kelompok normal sebesar 55,8% ± 21,0 lebih besar dibanding kelompok gondok yaitu sebesar 43,5% ± 16. Uji t tidak menunjukkan perbedaan antara kedua kelompok. Jenis pangan goitrogenik yang dikonsumsi meliputi singkong, gaplek, daun singkong, sawi, petai, daun pepaya, terung, jengkol, bawang, asam jawa dan asam cuka. Uji t menunjukkan perbedaan (p<0,1) rata-rata jenis pangan goitrogenik yang dikonsumsi pada kedua kelompok. Kualitas garam yang dikonsumsi berbeda antara kedua kelompok, hal ini ditunjukkan dengan uji Mann Whitney (p<0,01). Sebagian besar (83,3%) kelompok normal mengkonsumsi garam dengan kadar iodium 30 ppm, sedangkan pada kelompok gondok hanya 43,3%. Pengetahuan ibu tentang GAKI tidak berhubungan dengan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, dan konsumsi pangan goitrogenik.(p>0,05). Pengetahuan ibu tentang GAKI berhubungan sangat nyata dengan kecukupan kadar iodium garam yang digunakan keluarga (p<0,01). Hasil analisis menunjukkan bahwa kejadian gondok tidak berhubungan dengan tingkat kecukupan energi, tingkat kecukupan protein, dan konsumsi pangan goitrogenik, namun kejadian gondok berhubungan sangat nyata dengan kualitas garam yang digunakan keluarga (p<0,01). |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165449 |
| Appears in Collections: | UT - Family and Consumer Sciences |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| A05abh.pdf Restricted Access | Fulltext | 17.48 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.