Keragaan Ketahanan Pangan Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat Tahun 1999-2001

Abstract

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaan ketahanan pangan di Kabupaten Pesisir Selatan. Tujuan khususnya adalah 1) menganalisis ketahanan pangan di Kabupaten Pesisir Selatan dengan menggunakan indikator pertanian, kesehatan dan sosial ekonomi; 2) mengidentifikasi permasalahan suatu wilayah (kecamatan) di Kabupaten Pesisir Selatan. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Pengumpulan data dilakukan dari bulan Juli sampai Agustus 2002. Data yang dikumpulkan merupakan data sekunder mulai tahun 1999 sampai 2001, diperoleh dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA), Dinas Pertanian, Dinas Kesehatan, Dinas Perikanan dan Kelautan, Dinas Peternakan, Kantor Statistik dan Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Pengolahan dan analisis data dilakukan secara statistik deskriptif. Data indikator pertanian, indikator kesehatan dan sosial ekonomi diolah berdasarkan skor masing-masing dengan berpedoman kepada Petunjuk Teknis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi Sektor Pertanian tahun 2001 dan Petunjuk Teknis SKPG Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan tahun 1999. Pada indikator pertanian data yangdiperlukan adalah persentase luas tanam dari luas sasaran tanam, persentase luas kerusakan dari luas tanam, persentase luas panen dari luas tanam, persentase penerapan teknologi, persentase penurunan produktivitas Rasio ketersediaan dibandingkan kebutuhan beras. Pada indikator kesehatan data yang diperlukan adalah prevalensi KEP, dan indikator sosial ekonomi data yang diperlukan adalah persentase jumlah keluarga miskin yaitu pra sejahtera dan sejahtera I. Maka diperoleh hasil yang dapat memberikan gambaran kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Pesisir Selatan. Ketahanan pangan di Kabupaten Pesisir Selatan berdasarkan gabungan indikator pertanian, kesehatan dan sosial ekonomi tahun 1999-2001 semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kecamatan berisiko ringan terhadap rawan pangan dan gizi serta meningkatnya nilai ketahanan pangan. Diantara 11 kecamatan di Kabupaten Pesisir Selatan tahun 1999, 2000 dan 2001 terdapat berturut-turut lima kecamatan, ernam kecamatan dan tujuh kecamatan yang beresiko ringan terhadap rawan pangan dan gizi. Wilayah yang beresiko sedang terdapat pada kecamatan berbeda, selama periode tiga tahun. Tahun 1999 Kecamatan Sutera beresiko sedang disebabkan karena indikator pertanian dan sosial ekonomi. Pada tahun 2000 terdapat dua kecamatan yang beresiko sedang yaitu Kecamatan Basa IV Balai disebabkan karena indikator pertanian dan Kecamatan Bayang disebabkan indikator kesehatan. Tahun 2001 terdapat dua kecamatan yang beresiko sedang yaitu Kecamatan Lunang Silaut disebabkan indikator sosial ekonomi dan Kecamatan Pancung Soal disebabkan karena indikator pertanian dan kesehatan Kondisi ketahanan pangan baik tingkat kecamatan maupun kabupaten akan lebih tergambar jika ada kerjasama yang baik antar instansi untuk memperoleh data yang lebih lengkap dan akurat sehingga dapat memprioritaskan wilayah yang memerlukan penanganan sesegera mungkin.