Analisis Kinerja Tenaga Pelaksana Gizi Puskesmas Dan Hubungannya Dengan Upaya Perbaikan Gizi Kabupaten Barito Selatan, Propinsi Kalimantan Tengah

Abstract

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja Tenaga Pelaksana Cızı (TPG) puskesmas dan hubungannya dengan upaya perbaikan gizi. Adapun tujuan khususnya adalah: (1) Mengetahui gambaran faktor internal dan hubungannya dengan kinerja TPG puskesmas. (2) Mengetahui gambaran faktor eksternal dan hubungannya dengan kinerja TPG puskesmas. (3) Mengetahui hubungan kinerja TPG dengan hasil cakupan program perbaikan gizi di Puskesmas. Desain Penelitian ini dilakukan dengan desain Cross Sectional Study. Pengambilan data dilakukan pada Bulan April sampai dengan Mei 2002. Contoh dalam penelitian ini adalah TPG puskesmas di seluruh kabupaten Barito Selatan berjumlah 16 orang. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Untuk data primer yang dikumpulkan adalah data faktor internal (jenis pendidikan, jenis kelamin, lamanya bekerja, pengetahuan dan motivasi), faktor eksternal (sarana, insentif, beban kerja, pelatihan, dana, mitra kerja, kepemimpinan, dan keberadaan buku pedoman). Data Sekunder yang digunakan adalah keadaan umum lokasi penelitian dan data hasil cakupan program gizi tahun 2001. Analisis statistik yang digunakan adalah uji korelasi spearman. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa contoh sebanyak 62,5% berpendidikan profesional, jenis kelamin laki-laki dan perempuan persentasenya sama yaitu 50.0%. Lama kerja contoh rata-rata 5,7 th sedangkan persentase pengetahuan contoh kategori baik dan kurang sama yaitu 37,5%, sebanyak 62.5% contoh mempunyai motivasi kategori kurang. Faktor internal yang berhubungan dengan kinerja contoh adalah pengetahuan, sedangkan lainnya (lama kerja dan motivasi) tidak berhubungan. Contoh yang berpendidikan profesional dan no profesional terdapat perbedaan terhadap kinerjanya, sedangkan jenis kelamin tidak menunjukan perbedaan terhadap kinerjanya. Sebanyak 56,2% puskesmas mempunyai sarana dengan kategori sedang dan 56,2% contoh mendapat insentif dengan baik sedangkan beban kerja contoh antara tunggal dan ganda persentasenya sama yaitu 50,0%. Contoh yang pernah ikut pelatihan 75,0%, sebanyak 62,5% contoh menyatakan dana yang mendukung program gizi sudah baik. Selanjutnya 50,0% contoh menyatakan mitra kerjanya baik, 62,5% contoh menyatakan kepemimpinan di tempat kerjanya masih kurang dan keberadaan buku pedoman 81,2% contoh menyatakan di puskesmas sudah baik. Faktor eksternal yang berhubungan dengan kinerja contoh adalah insentif, sedangkan lainnya (sarana, dana, mitra kerja, kepemimpinan dan keberadaan buku pedoman) tidak berhubungan. Contoh yang mempunyai beban kerja tunggal dan ganda menunjukkan perbedaan terhadap kinerjanya, sedangkan pelatihan tidak menunjukkan perbedaan terhadap keinerja. Sebanyak 44,0% contoh dikategorikan mempunyai kinerja baik dan 56,0% dengan kategori sedang; tidak ada contoh yang berkinerja kurang. Hasil cakupan program gizi wilayah puskesmas Kabupaten Barito Selatan 62.0% kategori sedang. Kinerja contoh berhubungan secara signifikan dengan hasil cakupan program gizi. Untuk meningkatkan kinerja TPG puskesmas di Kabupaten Barito Selatan upaya-upaya yang harus dilakukan adalah pendidikan dan pelatihan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan motivasi TPG, Upaya-upaya tersebut harus didukung dengan memperbaiki insentif petugas. Disamping itu dalam memberikan beban kerja tambahan untuk TPG sebaiknya yang ada kaitannya dengan tugas pokoknya.