Pendampingan Kelompok Tani dalam Budidaya Hidroponik Melalui Program Urban Farming (Studi Kasus: Kelompok Tani Anggrek dan Kelompok Tani Sawi)

Abstract

Budidaya hidroponik merupakan salah satu sistem budidaya pada kegiatan urban farming. Budidaya hidroponik dapat menjadi upaya dalam mewujudkan ketahanan pangan di wilayah perkotaan yang mendukung SDG’s nomor 2 yaitu mengakhiri kelaparan. Penelitian dilakukan untuk menguraikan kendala dalam budidaya hidroponik, mengidentifikasi pengetahuan dan minat, mengidentifikasi dampak pendampingan serta mengidentifikasi pendapat terkait budidaya hidroponik untuk ketahanan pangan melalui program urban farming. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif. Metode pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, FGD, pre test post test, kuesioner dan dokumentasi. Komunitas sasaran pada penelitian yaitu Kelompok Tani Anggrek dengan jumlah anggota 19 orang dan Kelompok Tani Sawi dengan jumlah anggota 14 orang. Terdapat 2 informan tambahan yaitu PPL dan Ketua Pelaksana Harian Rumah Pintar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelompok Tani Anggrek dan Kelompok Tani Sawi belum optimal dalam budidaya hidroponik karena kurangnya pemahaman, minimnya pendampingan dan penggunaan pupuk serta benih yang kurang tepat. Terdapat peningkatan signifikan pada pengetahuan kelompok tani sebesar 51,52% yang disebabkan karena adanya penyuluhan. Sebagian besar responden setuju bahwa budidaya hidroponik menjadi solusi tepat untuk mewujudkan ketahanan pangan serta pendampingan memberikan dampak positif bagi kelompok dan individu.

Hydroponic cultivation is one of the cultivation systems in urban farming activities. Hydroponic cultivation can be an effort to realize food security in urban areas that support SDG number 2, namely ending hunger. The study was conducted to describe the obstacles in hydroponic cultivation, identify knowledge and interests, identify the impact of mentoring and identify opinions related to hydroponic cultivation for food security through urban farming programs. The research approach used was quantitative and qualitative. Data collection methods were observation, interviews, FGD, pre-test post-test, questionnaires and documentation. The target communities in the study were the Orchid Farmers Group with 19 members and the Sawi Farmers Group with 14 members. There were 2 additional informants, namely PPL and the Daily Executive Chair of Rumah Pintar. The results of the study showed that the Orchid Farmers Group and the Sawi Farmers Group were not optimal in hydroponic cultivation due to lack of understanding, minimal mentoring and inappropriate use of fertilizers and seeds. There was a significant increase in the knowledge of farmer groups by 51.52% due to the existence of counseling. Most respondents agreed that hydroponic cultivation is the right solution to realize food security and that mentoring has a positive impact on groups and individuals.