Populasi Mikrob Tanah pada Berbagai Penggunaan Lahan di Desa Cidokom dan Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor

Abstract

Meningkatnya aktivitas manusia telah menyebabkan perubahan tata guna lahan secara masif, menjadikan sumber daya lahan terbatas dan rentan mengalami degradasi. Di Desa Cidokom dan Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, terjadi dinamika alih fungsi lahan yang nyata selama periode 2019-2023, ditandai dengan penurunan luas sawah, perkebunan, dan hutan, serta peningkatan area permukiman dan bangunan. Perubahan penggunaan lahan ini berpotensi memicu degradasi tanah yang berdampak pada penurunan kualitas fisik, kimia, dan biologis tanah. Mikrob tanah berperan penting dalam fungsi ekosistem dan dijadikan bioindikator kualitas tanah. Pengelolaan lahan yang tidak tepat dapat menurunkan populasi mikrob dan kesuburan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari populasi mikrob tanah pada berbagai penggunaan lahan di Desa Cidokom dan Gobang, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Sampel tanah diambil dengan metode acak sederhana (simple random sampling) secara komposit pada kedalaman 0-20 cm di zona rhizosfer dengan tiga ulangan. Parameter biologi tanah yang diamati meliputi populasi Azospirillum, total fungi, total mikrob, dan respirasi tanah. Sifat-sifat tanah yang dianalisis mencakup pH, C-organik, N-total, rasio C/N, dan kadar air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi tertinggi untuk Azospirillum ditemukan pada penggunaan lahan jagung, total fungi dan total mikrob pada lahan kayu afrika dan jati, serta respirasi tanah pada lahan karet. Populasi mikrob tanah, termasuk fungi, cenderung lebih rendah pada lahan semusim. Populasi mikrob tanah, termasuk fungi, cenderung lebih rendah pada lahan semusim. Hal ini berbeda dengan lahan tahunan dan hutan produksi, yang menunjukkan populasi lebih tinggi. Penurunan ini disebabkan oleh pengolahan tanah intensif yang menurunkan kestabilan dan ketersediaan bahan organik tanah. Sebaliknya, populasi Azospirillum lebih dominan dan sesuai pada lahan semusim seperti jagung. Selain itu, pH tanah berkorelasi kuat dengan populasi Azospirillum, total fungi, dan respirasi tanah. Kadar C-organik dan kadar air tanah berkorelasi positif signifikan dengan respirasi tanah, yang menunjukkan pentingnya bahan organik dan kelembapan dalam mendukung aktivitas mikrob di dalam tanah.

Increasing human activity has led to massive land use changes, rendering land resources limited and susceptible to degradation. In Cidokom and Gobang Villages, Rumpin District, Bogor Regency, significant land use conversion dynamics were observed between 2019 and 2023. This was marked by a decrease in rice fields, plantations, and forests, alongside an increase in residential and built-up areas. These land use shifts have the potential to trigger soil degradation, impacting the soil's physical, chemical, and biological quality. Soil microbes play a critical role in ecosystem functions and serve as bioindicators of soil quality. Improper land management can diminish microbial populations and soil fertility. This study aimed to investigate soil microbial populations across various land uses in Cidokom and Gobang Villages, Rumpin District, Bogor Regency. Soil samples were collected using a simple random sampling method, composited at a depth of 0-20 cm in the rhizosphere zone with three replicates. Observed soil biological parameters included Azospirillum population, total fungi, total microbes, and soil respiration. Soil properties analyzed were pH, organic carbon (C-organic), total nitrogen (N- total), C/N ratio, and moisture content. Chemical properties analyzed included pH, organic-C, total-N, C/N ratio, and moisture content. The results showed that the highest Azospirillum population was found in corn plantations. Total fungi and total microbes were highest in African wood and teak plantations, while soil respiration peaked in rubber plantations. Soil microbial populations, particularly fungi, tended to be lower in annual crop lands compared to perennial crop lands and production forests. This decline is attributed to intensive tillage, which reduces soil stability and the availability of soil organic matter. Conversely, Azospirillum populations were more dominant and better suited to annual crop lands like corn. Furthermore, soil pH correlated strongly with Azospirillum population, total fungi, and soil respiration. Both soil organic-C content and soil moisture content showed a significant positive correlation with soil respiration, underscoring the importance of organic matter and moisture in supporting soil microbial activity.