Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165266Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Machfud | - |
| dc.contributor.advisor | Hardjomidjojo, Hartrisari | - |
| dc.contributor.advisor | Romli, Muhammad | - |
| dc.contributor.author | Paillin, Daniel Bunga | - |
| dc.date.accessioned | 2025-07-18T03:45:25Z | - |
| dc.date.available | 2025-07-18T03:45:25Z | - |
| dc.date.issued | 2025 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/165266 | - |
| dc.description.abstract | Agroindustri tuna loin merupakan salah satu industri perikanan yang memiliki peranan penting dalam mendukung perekonomian di Provinsi Maluku, yang mana agroindustri tuna loin melibatkan berbagai stakeholder dengan tujuan beragam, dan terhubung kuat dari hulu hingga hilir. Dalam pencapaian tujuan rantai pasok tidak terlepas dari berbagai kendala seperti ancaman risiko yang terjadi dari hulu sampai hilir yang dapat mengancam keberlanjutan rantai pasok. Oleh karena itu, pengelolaan risiko rantai pasok yang sistematis dan komprehensif diperlukan untuk memastikan keberlanjutan rantai pasok agroindustri tuna loin. Penelitian ini diawali dengan menganalisis konfigurasi rantai pasok agroindustri tuna loin dengan mengikuti model identifikasi rantai pasok oleh Vorst yang terdiri dari empat kerangka utama yaitu struktur jaringan rantai, manajemen rantai, sumber daya rantai, dan proses bisnis. Hasil analisis menunjukan bahwa rantai pasok agroindustri tuna loin di provinsi Maluku melibatkan berbagai aktor seperti nelayan artisanal, pedagang lokal/jibu-jibu, pengumpul/mini plan, perusahaan pengolah/agroindustri, eksportir, dan konsumen (lokal, domestik maupun luar negeri). Terdapat enam pola jaringan rantai pasok agroindustri tuna loin di Provinsi Maluku, akan tetapi secara umum, pola/tipe jaringan rantai pasok agroindustri tuna loin di provinsi Maluku yang paling dominan adalah nelayan artisanal ? pengumpul/mini plan ? perusahaan pengolah ? konsumen (rantai pasok tipe 1); nelayan artisanal ? perusahaan pengolah ? konsumen (rantai pasok tipe 2). yang selanjutnya akan diukur indeks keberlanjutan rantai pasok dari setiap tipe. Hasil pengukuran indeks keberlanjutan menunjukan bahwa rantai pasok agroindustri tuna loin untuk tipe 1 memiliki nilai 45,66% (kurang berkelanjutan) sementara rantai pasok tipe 2 mencapai 61,45% (cukup berkelanjutan). Hasil analisis leverage menunjukan untuk rantai pasok tipe 1, terdapat 19 indikator kunci yang tersebar pada lima dimensi keberlanjutan: empat indikator kunci pada dimensi ekonomi, empat indikator kunci pada dimensi sosial, empat indikator kunci pada dimensi lingkungan, empat indikator kunci pada dimensi kelembagaan, dan tiga indikator kunci pada dimensi teknologi. Sedangkan untuk rantai pasok tipe 2, terdapat 18 indikator kunci terdiri dari: empat indikator kunci pada dimensi ekonomi, empat indikator kunci pada dimensi sosial, empat indikator kunci pada dimensi lingkungan, dua indikator kunci pada dimensi kelembagaan, dan empat indikator kunci dimensi teknologi. Indikator-indikator kunci tersebut menjadi dasar dalam mengidentifikasi kejadian dan sumber risiko pada masing-masing tipe rantai pasok agroindustri tuna loin. Identifikasi risiko menunjukan bahwa pada rantai pasok tipe 1 terdapat 17 kejadian risiko dan 36 sumber risiko, sedangkan pada rantai pasok tipe 2, terdapat 18 kejadian risiko dan 29 sumber risiko. Berdasarkan hasil perhitungan nilai aggregate risk priority (ARP) dari fuzzy house of risk (FHoR) fase 1, teridentifikasi 21 sumber risiko prioritas yang harus dimitigasi pada rantai pasok tipe 1, dan 17 sumber risiko prioritas yang harus di mitigasi pada rantai pasok tipe 2. Tahap mitigasi risiko dilakukan melalui modifikasi fuzzy house of risk (FHoR) fase 2 dengan mengintegrasikan best worst method (BWM), yang bertujuan untuk memprioritaskan strategi mitigasi berdasarkan empat kriteria keputusan terkait tingkat kesulitan penerapan strategi mitigasi. Hasil penilaian dan perhitungan effectiveness to difficulty (ETD) menunjukan 9 strategi mitigasi risiko prioritas pada rantai pasok agroindustri tuna loin tipe 1, dan 5 strategi mitigasi risiko prioritas pada rantai pasok agroindustri tuna loin tipe 2. Strategi-strategi tersebut dianalisis lebih lanjut melalui pendekatan interpretive structural modelling (ISM) guna memahami hubungan antar strategi secara kontekstual, yang hasilnya menunjukan bahwa pada rantai pasok tipe 1, elemen kunci yang memiliki pengaruh terbesar terhadap strategi mitigasi adalah sosialisasi dan penegakan aturan permen KP No 36 tahun 2023, penguatan kapasitas dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan SDKP, bimtek dan peningkatan sertifikasi CPIB, dan bimtek dan peningkatan sertifikasi MSC, sedangkan pada rantai pasok tipe 2, elemen kunci yang paling berpengaruh adalah sosialisasi dan penegakan aturan permen KP No 36 tahun 2023, bimtek dan peningkatan sertifikasi CPIB, dan penguatan kapasitas dan peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengawasan SDKP. Hasil analisis outcome strategi mitigasi terhadap rantai pasok agroindustri tuna loin berkelanjutan dilakukan melalui tiga skenario. Skenario 1, strategi mitigasi diuji secara parsial, hasilnya menunjukan nilai indeks keberlanjutan berkisar antara 45,83% – 48,6% (kurang berkelanjutan) untuk rantai pasok tipe 1, dan untuk rantai pasok tipe 2 nilai indeks keberlanjutan berada pada 61,72% – 63,71% (cukup berkelanjutan). Pada skenario 2, yang mengintegrasikan strategi mitigasi kunci, nilai indeks keberlanjutan rantai pasok tipe 1 sebesar 51,64% (cukup berkelanjutan), dan untuk rantai pasok tipe 2 sebesar 68,3% (cukup berkelanjutan). Skenario 3, yang mengkombinasikan semua strategi mitigasi, nilai indeks keberlanjutan untuk rantai pasok tipe 1 sebesar 55,21% (cukup berkelanjutan), dan 71,08% (cukup berkelanjutan) untuk rantai pasok tipe 2. Secara keseluruhan, pengelolaan risiko dan implementasi strategi mitigasi yang tepat akan meningkatkan rantai pasok agroindustri tuna loin yang berkelanjutan di Provinsi Maluku. | - |
| dc.description.sponsorship | Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) | - |
| dc.language.iso | id | - |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Model Pengelolaan Risiko Rantai Pasok Agroindustri Tuna Loin yang Berkelanjutan di Provinsi Maluku | id |
| dc.title.alternative | null | - |
| dc.type | Disertasi | - |
| dc.subject.keyword | rantai pasok | id |
| dc.subject.keyword | agroindustri tuna loin | id |
| dc.subject.keyword | indeks keberlanjutan | id |
| dc.subject.keyword | strategi mitigasi risiko | id |
| Appears in Collections: | DT - Agriculture Technology | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_F3601221007_c8aad2151c224e83b7897bde71c84bcc.pdf | Cover | 5.02 MB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_F3601221007_7f09841e9efb4a5ea948edde79b716bf.pdf Restricted Access | Fulltext | 9.03 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_F3601221007_7c8f75c21c854b1b8d14476249081cfc.pdf Restricted Access | Lampiran | 6.56 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.