Studi Histopatologi Hati Mencit (Mus musculus) Pasca Pemberian Busulfan Melalui Rute Berbeda

Abstract

Busulfan adalah obat kemoterapi yang dikenal bersifat hepatotoksik, digunakan dalam pembuatan hewan model infertilitas pada jantan karena bisa merusak sel spermatogonia. Untuk mengurangi toksisitas diberikan dengan 3 rute yang berbeda. Pengaruh rute pemberian busulfan terhadap kerusakan hati sebagai organ detoksifikasi belum sepenuhnya dipahami. Penelitian ini mengevaluasi perubahan histopatologi hati mencit jantan (Mus musculus) setelah pemberian busulfan melalui tiga rute berbeda yakni Intraperitoneal (IP), Intratestikular Unilateral (ITU), dan Intratestikular Bilateral (ITB). Empat puluh (12 untuk 1 kelompok) mencit dibagi menjadi 4 kelompok, termasuk kontrol. Busulfan diberikan dengan dosis yaitu IP dengan dosis 40 mg/kg BB, ITU dengan dosis 6 mg/kg BB, yaitu ITB dengan dosis 12 mg/kg BB, dan jaringan hati dikoleksi pada minggu ke-2, ke-4, dan ke-6 pasca-pemberian. Pemeriksaan histopatologi difokuskan pada pola zonal nekrosis hepatosit. Hasil menunjukkan bahwa rute IP menyebabkan kerusakan hati yang lebih berat, dengan nekrosis hepatosit pada zona periportal dan sentrilobular. Sementara itu, rute ITU dan ITB menghasilkan lesi lebih ringan dengan distribusi terbatas. Penelitian ini menunjukkan bahwa rute pemberian berperan penting dalam menentukan derajat dan distribusi cedera hati akibat busulfan, yang perlu diperhatikan dalam aplikasi terapeutik dan eksperimental.

Busulfan is a chemotherapy drug known to be hepatotoxic, used in the manufacture of animal models of male infertility because it can damage spermatogonia cells. To reduce toxicity, it is given by 3 different routes. The effect of the route of busulfan administration on liver damage as a detoxification organ is not fully understood. This study evaluated histopathological changes in the liver of male mice (Mus musculus) after administration of busulfan through three different routes, namely Intraperitoneal (IP), Unilateral Intratesticular (ITU), and Bilateral Intratesticular (ITB). Forty (12 for 1 group) mice were divided into 4 groups, including controls. Busulfan was given at doses, namely IP with a dose of 40 mg/kg BW, ITU with a dose of 6 mg/kg BW, namely ITB with a dose of 12 mg/kg BW, and liver tissue was collected at weeks 2, 4, and 6 post-administration. Histopathological examination focused on the zonal pattern of hepatocyte necrosis. The results showed that the IP route caused more severe liver damage, with hepatocyte necrosis in the periportal and centrilobular zones. Meanwhile, the ITU and ITB routes produced milder lesions with limited distribution. This study suggests that the route of administration plays an important role in determining the degree and distribution of busulfan-induced liver injury, which needs to be considered in therapeutic and experimental applications.