Analisis Perbandingan Pendapatan Dan Efisiensi Usahatani Ikan Bawal Air Tawar (Colossoma Macropomum) Sistem Air Deras Dan Air Tenang (Studi Kasus: Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang)

Abstract

Jumlah produksi ikan bawal di Desa Rejoagung mengalami penurunan dari tahun 2018 hingga tahun 2022. Jenis sistem usahatani yang digunakan yaitu sistem kolam air deras dan sistem kolam air tenang. Tujuan dalam penelitian ini yaitu mengidentifikasi perbandingan penggunaan faktor produksi yang memengaruhi produktivitas ikan bawal, menganalisis tingkat pendapatan usahatani, serta menganalisis perbandingan efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi usahatani. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah fungsi produksi stochastic frontier analysis (SFA) untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi produksi ikan bawal, nilai efisiensi teknis (TE), nilai efisiensi ekonomi (EE), dan nilai efisiensi alokatif (AE) pada masing-masing sistem. Metode selanjutnya yaitu analisis pendapatan dan R/C pada masing-masing sistem usahatani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa input yang memengaruhi produksi ikan bawal pada sistem kolam air deras adalah luas kolam dan pakan biji kapuk, adapun pada sistem kolam air tenang adalah jumlah bibit ikan. Nilai R/C dalam analisis pendapatan pada produktivitas ikan bawal per tahun per 20.000 ekor bibit menunjukkan bahwa sistem kolam air tenang lebih menguntungkan daripada sistem kolam air deras. Analisis efisiensi menunjukkan bahwa nilai rata-rata efisiensi teknis sistem kolam air deras lebih besar dibandingkan sistem kolam air tenang. Nilai rata-rata efisiensi ekonomi usahatani sistem kolam air tenang lebih tinggi dibandingkan dengan sistem kolam air deras, hal tersebut disebabkan karena nilai rata-rata efisiensi alokatif pada sistem kolam air tenang lebih mendekati angka 1 jika dibandingkan dengan sistem kolam air deras.

Pomfret production in Rejoagung Village declined steadily from 2018 to 2022. Two farming systems were compared: flowing-water ponds and still-water ponds. This study aims to (1) identify and compare the production-factor inputs that influence pomfret productivity in each system, (2) analyze farm income levels, and (3) compare technical, allocative, and economic efficiencies. A stochastic frontier analysis (SFA) production-function approach was used to estimate the effects of input factors on output, as well as to derive technical efficiency (TE), allocative efficiency (AE), and economic efficiency (EE) for both pond systems. In addition, a farm income analysis and a revenue-to-cost (R/C) ratio calculation were performed for each system. Results show that, in the flowing-water system, pond area and kapok-seed feed exert the greatest influence on annual pomfret production, whereas, in the still-water system, the number of fingerlings is the key input. The R/C ratio calculated for an annual stocking of 20,000 fingerlings indicates that the still-water system is more profitable than the flowing-water system. Efficiency estimates reveal that the average TE of the flowing-water ponds exceeds that of the still-water ponds. Conversely, the still-water system achieves a higher average EE than the flowing-water system, driven by its AE being closer to the theoretical optimum of one.