Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164661
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorRiany, Yulina Eva-
dc.contributor.advisorKrisnatuti, Diah-
dc.contributor.authorGhaniyyah, Bianca Nur Dinar-
dc.date.accessioned2025-07-11T07:24:54Z-
dc.date.available2025-07-11T07:24:54Z-
dc.date.issued2025-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164661-
dc.description.abstractRemaja merupakan generasi penerus bangsa yang berada pada tahap kehidupan penuh tantangan, ditandai oleh perubahan fisik, kognitif, dan emosional. Berdasarkan teori kognitif Piaget, remaja berada pada tahap operasi formal yang memungkinkan mereka berpikir abstrak dan kompleks, kemampuan penting dalam pembentukan tujuan hidup (youth purpose). Youth purpose berkontribusi pada kesejahteraan remaja dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial, terutama keluarga. Keterlibatan ayah yang rendah di Indonesia berpotensi menghambat perkembangan ini. Selain keluarga, media sosial turut memengaruhi kehidupan remaja. Meski bermanfaat, penggunaan media sosial yang tidak terkendali dapat menimbulkan FOMO dan menurunkan kontrol diri, yang keduanya menghambat pembentukan youth purpose. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan menganalisis peran gaya pengasuhan ayah dan penggunaan media sosial terhadap youth purpose remaja, dengan mempertimbangkan kontrol diri dan FOMO sebagai mediator. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi karakteristik remaja, karakteristik orang tua, gaya pengasuhan ayah, penggunaan media sosial, kontrol diri, FOMO, dan youth purpose pada remaja; (2) menganalisis hubungan antarvariabel; dan (3) menganalisis pengaruh gaya pengasuhan ayah dan penggunaan media sosial terhadap youth purpose, dengan kontrol diri dan FOMO sebagai mediator. Penelitian ini menggunakan desain explanatory research dengan teknik voluntary sampling. Total 1.144 remaja berusia 15–18 tahun yang tinggal di wilayah Jabodetabek dan menetap serumah dengan ayah menjadi responden. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner daring melalui Google Form. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah perempuan dan remaja yang masih bersekolah. Karakteristik ayah menunjukkan bahwa sebagian besar berpendidikan terakhir SMA dengan penghasilan antara Rp1.000.001 hingga Rp5.000.000. Rata-rata youth purpose remaja memiliki proporsi pada kategori tinggiterbesar diantara variabel lainnya. Gaya pengasuhan ayah yang paling dominan adalah gaya authoritative. Namun demikian, ditemukan juga tingkat penggunaan media sosial, kontrol diri, dan FOMO yang relatif rendah pada sebagian besar remaja. Status pendidikan remaja berhubungan positif dengan youth purpose, menunjukkan bahwa remaja yang masih bersekolah akan memiliki tujuan hidup yang lebih jelas. Jenis kelamin dan status pendidikan juga berhubungan positif dengan gaya pengasuhan ayah, hal ini mengindikasikan bahwa ayah lebih menggunakan pola asuh permissive pada anak perempuan dan lebih authoritative pada anak yang masih bersekolah. Gaya pengasuhan ayah memiliki hubungan langsung secara signifikan dengan youth purpose hanyalah gaya authoritative sedangkan variabel kontrol diri dan FOMO memiliki hubungan positif dengan youth purpose pada remaja. Berbeda dengan penggunaan media sosial yang tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan youth purpose. Temuan hasil uji pengaruh menunjukkan bahwa ketiga gaya pengasuhan memiliki pengaruh terhadap variabel youth purpose yakni gaya authoritative dan authoritarian memiliki pengaruh langsung positif terhadap youth purpose, sementara gaya permissive menunjukkan pengaruh negatif. Penggunaan media sosial tidak secara langsung memengaruhi youth purpose, tetapi berpengaruh secara tidak langsung melalui kontrol diri dan FOMO. Selanjutnya, kontrol diri dan FOMO terbukti memiliki hubungan signifikan terhadap pembentukan youth purpose, baik secara langsung maupun tidak langsung. Implikasi dari temuan ini menunjukkan pentingnya peningkatan peran ayah dalam mendampingi remaja membentuk tujuan hidup yang positif dan bermakna. Ayah disarankan untuk lebih terlibat secara emosional dan membangun komunikasi positif dengan anak. Di sisi lain, remaja juga perlu mendapatkan bimbingan untuk mengembangkan keterampilan kontrol diri, termasuk dalam mengatur penggunaan media sosial dan menyaring informasi yang dikonsumsi, guna mencegah FOMO dan menjaga fokus terhadap tujuan hidup yang ingin dicapai.-
dc.description.abstractAdolescents are the next generation of a nation, currently navigating a challenging life stage marked by physical, cognitive, and emotional changes. According to Piaget’s cognitive development theory, adolescents are in the formal operational stage, which enables abstract and complex thinking—an essential ability for developing a meaningful youth purpose. Youth purpose contributes to adolescent well-being and is significantly influenced by social environments, particularly the family. In Indonesia, low paternal involvement may hinder this developmental process. In addition to family, social media plays a crucial role in adolescents’ lives. While it offers benefits, uncontrolled use may lead to negative impacts such as Fear of Missing Out (FOMO) and reduced self-control, both of which can obstruct youth purpose development. This study aims to examine the role of paternal parenting style and social media use in shaping youth purpose, with self-control and FOMO as mediating variables. The objectives of this study are: (1) to identify the characteristics of adolescents, parents, paternal parenting styles, social media use, self-control, FOMO, and youth purpose; (2) to analyze the relationships among these variables; and (3) to assess the influence of paternal parenting styles and social media use on youth purpose, with self-control and FOMO as mediators. This study employed an explanatory research design with voluntary sampling. A total of 1,144 adolescents aged 15–18 years living in the Greater Jakarta area and residing with their fathers participated as respondents. Data were collected through an online questionnaire distributed via Google Forms. Findings indicate that most respondents were female and still in school. Most fathers had completed high school and earned between IDR 1,000,001 and IDR 5,000,000 per month. Youth purpose showed the highest average score among the measured variables, and the most dominant paternal parenting style was authoritative. However, most adolescents demonstrated relatively low levels of social media use, self-control, and FOMO. Educational status was positively associated with youth purpose, suggesting that adolescents who are still in school tend to have clearer life goals. Gender and educational status also correlated with paternal parenting styles, indicating that fathers tended to adopt a permissive style with daughters and an authoritative style with school-attending children. Among paternal parenting styles, only the authoritative style showed a significant direct relationship with youth purpose. Self-control and FOMO were both positively related to youth purpose. In contrast, social media use showed no significant direct relationship with youth purpose. Further analysis revealed that all three parenting styles influenced youth purpose: authoritative and authoritarian styles had a positive direct effect, while the permissive style had a negative one. Although social media use did not directly influence youth purpose, it had an indirect effect through self-control and FOMO. Both self-control and FOMO demonstrated significant direct and indirect relationships with youth purpose. These findings highlight the importance of strengthening fathers’ roles in supporting adolescents to develop a positive and meaningful purpose in life. Fathers are encouraged to engage emotionally and foster positive communication with their children. Additionally, adolescents need guidance in developing self-control skills, particularly in managing social media use and filtering consumed information, to prevent FOMO and maintain focus on their life goals.-
dc.description.sponsorshipnull-
dc.language.isoid-
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleYouth Purpose: Peran Gaya Pengasuhan Ayah, Penggunaan Media Sosial, Kontrol Diri, dan Fear Of Missing Outid
dc.title.alternativeYouth Purpose: The Role of Father Parenting Style, Social Media Use, Self-Control, and Fear Of Missing Out-
dc.typeTesis-
dc.subject.keywordPenggunaan Media Sosialid
dc.subject.keywordKontrol Diriid
dc.subject.keywordfear of missing outid
dc.subject.keywordgaya pengasuhan ayahid
dc.subject.keywordyouth purposeid
Appears in Collections:MT - Human Ecology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
cover_I2501231041_168d785e10a34ad893b5cabc86c0ee97.pdfCover1.3 MBAdobe PDFView/Open
fulltext_I2501231041_3b0fb2d7c967462398740c5a5badf7fe.pdf
  Restricted Access
Fulltext2.49 MBAdobe PDFView/Open
lampiran_I2501231041_321e55fbe59a4026bb2f24d1a2bf9f57.pdf
  Restricted Access
Lampiran681.83 kBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.