Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164399| Title: | Strategi Pengembangan Industri Kecil Menengah Pendukung Sektor Pariwisata di Kawasan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) |
| Other Titles: | Strategy for Developing Small and Medium Industries Supporting The Tourism Sector in The Sarbagita Area (Denpasar, Badung, Gianyar, Tabanan) |
| Authors: | Munibah, Khursatul Adrianto, Hari Agung Lumbantobing, Agape |
| Issue Date: | 2025 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Kawasan Sarbagita merupakan salah satu Kawasan Strategis Nasional (KSN) di Indonesia. Sebagai pusat perekonomian di Bali, kawasan ini memiliki komposisi unik yang terbentuk dari berbagai sektor seperti pariwisata, pertanian, jasa, transportasi, perdagangan, dan industri lokal seperti Industri Kecil Menengah (IKM). Namun, kesenjangan antarwilayah yang disebabkan oleh kondisi sumberdaya yang tidak merata dan tidak seimbang masih menjadi tantangan besar dalam mewujudkan pembangunan yang merata dan kesejahteraan bersama. Meskipun Bali dikenal luas karena sektor pariwisatanya sebagai penggerak utama perekonomian, berbagai sektor lainnya juga menjadi pilar penting dalam mendukung kesejahteraan masyarakat. IKM sebagai salah satu penggerak perekonomian daerah perlu dikembangkan berdasarkan potensi wilayah lokal masing-masing. IKM memainkan peran strategis dalam mendukung sektor pariwisata dengan melestarikan budaya lokal melalui produk makanan, seni, souvenir ataupun membuka usaha-usaha baru yang dapat menyerap tenaga kerja untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah: (1) mengidentifikasi kondisi perkembangan ekonomi di Kawasan Sarbagita; (2) menganalisis spesialisasi jenis IKM dan konsentrasi spasialnya di Kawasan Sarbagita; (3) menganalisis hubungan sektor pariwisata dan infrastruktur ekonomi terhadap perkembangan IKM dan pola sebarannya; (4) menentukan rekomendasi strategi untuk mengembangkan potensi IKM di Kawasan Sarbagita. Penelitian ini menggunakan metode analisis kuantitatif dengan data sekunder, yang diperoleh dari instansi pemerintah yaitu antara lain: data PDRB ADHK berdasarkan lapangan usaha di per kabupaten/kota di Bali, data di Kawasan Sarbagita tahun 2023 untuk masing-masing kecamatan/lokal yaitu: jumlah IKM, jumlah hotel/penginapan, jumlah restoran/rumah makan, jumlah daya tarik wisata, jumlah pasar tradisional, jumlah pasar modern, jumlah koperasi aktif, panjang jalan, jumlah BTS (Base Transceiver Station), jumlah bank umum, dan Peta Rupa Bumi Indonesia untuk Provinsi Bali. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: software Arcgis 10.8, Geoda, SPSS, dan Microsoft Excel. Metode analisis yang digunakan meliputi analisis Indeks Entropi, Indeks Krugman, Indeks Hoover Balassa, Geographically Weighted Regression (GWR), dan Analisis Deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi di Kawasan Sarbagita masih mengalami ketimpangan antar kabupaten/kota, yang terlihat dari belum meratanya pengembangan berbagai sektor ekonomi dilihat dari nilai entropi yang diperoleh pada setiap wilayah. Kabupaten Badung dan Kota Denpasar menunjukkan tingkat ketimpangan wilayah yang rendah dengan nilai entropi masing-masing 0,79 dan 0,87, yang mengindikasikan bahwa pengembangan berbagai sektor ekonomi berlangsung lebih merata. Sebaliknya, Kabupaten Tabanan dan Gianyar memiliki tingkat ketimpangan yang lebih tinggi dengan nilai entropi masing-masing 0,38 dan 0,45, yang mengindikasikan bahwa beberapa sektor berkembang lebih dominan dibandingkan sektor lain. Dari perspektif sektor IKM sebagai salah satu sektor pendukung pariwisata, hasil analisis Indeks Krugman mengklasifikasikan jenis-jenis IKM berdasarkan tingkat spesialisasinya dari yang paling terspesialisasi hingga yang paling tidak terspesialisasi sebagai berikut: IKM besi dan baja dasar, IKM mineral bukan logam, IKM barang dari kayu dan anyaman bambu/rotan, IKM tekstil dan pakaian jadi, IKM percetakan dan media rekaman, IKM bahan kimia dasar, farmasi, pupuk, dan produk plastik, IKM barang logam, elektronik, furnitur, dan reparasi kendaraan bermotor, dan IKM makanan dan minuman. Setiap jenis IKM menunjukkan kecenderungan pertumbuhan yang terkonsentrasi di kecamatan-kecamatan tertentu dengan pola sebaran yang tergolong dalam kategori High-High, High-Low, Low-High, maupun Low-Low. Pola-pola ini mencerminkan adanya hubungan autokorelasi spasial antar kecamatan dalam pertumbuhan setiap jenis IKM. Strategi pengembangan IKM disusun dengan mempertimbangkan kondisi perkembangan ekonomi antar wilayah. Pada wilayah dengan ketimpangan tinggi yang mengindikasikan terdapat dominasi pertumbuhan pada sektor ekonomi tertentu, fokus pengembangan IKM dimaksudkan untuk memperkuat sektor-sektor lain melalui sektor pariwisata guna menciptakan keseimbangan antar sektor. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi ketimpangan dan menciptakan struktur ekonomi wilayah yang lebih beragam dan berkeadilan. Strategi pengembangan IKM di wilayah Sarbagita disusun berdasarkan potensi dan dukungan infrastruktur di masing-masing daerah. Di Kabupaten Tabanan, pengembangan direkomendasikan pada: 1) IKM barang dari kayu di Selemadeg Timur dan Kerambitan dengan mempertimbangkan infrastruktur jalan dan BTS; serta 2) IKM mineral bukan logam di Selemadeg Timur, Kerambitan, Kediri, dan Marga melalui upaya kerja sama antarwilayah dengan memanfaatkan daya tarik wisata, pasar tradisional, dan bank umum. Di Kabupaten Gianyar, strategi diarahkan pada: 1) IKM besi dan baja dasar di Sukawati dan Gianyar melalui sinergi pemasaran dan produksi yang memanfaatkan infrastruktur pasar tradisional; serta 2) IKM tekstil dan pakaian jadi di Payangan dengan dukungan program koperasi dan perbankan. Kabupaten Badung difokuskan pada pengembangan: 1) IKM logam, elektronik, furnitur, dan reparasi kendaraan di Mengwi dan Petang untuk mendorong pemerataan dengan dorongan program dari koperasi dan perbankan; serta IKM bahan kimia dasar, pupuk, farmasi, dan plastik di Kuta dengan mempertimbangkan peran dari koperasi, bank umum, dan pasar tradisional. Sementara itu, di Kota Denpasar, pengembangan IKM makanan dan minuman direkomendasikan semakin dikembangkan di Denpasar Utara, Timur, dan Selatan; serta IKM percetakan dan media rekam di Denpasar Barat dan Timur direkomendasikan dengan mendorong penguatan program koperasi dan perbankan bagi pelaku usaha. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164399 |
| Appears in Collections: | MT - Agriculture |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| cover_A1506222019_3624f09e48164a5a80040f65db818b75.pdf | Cover | 509.17 kB | Adobe PDF | View/Open |
| fulltext_A1506222019_2bef3a762c174254a02e6b0be9cd959f.pdf Restricted Access | Fulltext | 4.03 MB | Adobe PDF | View/Open |
| lampiran_A1506222019_856a28f459134af4b97b97a4cae33388.pdf Restricted Access | Lampiran | 239.14 kB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.