Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164349Full metadata record
| DC Field | Value | Language |
|---|---|---|
| dc.contributor.advisor | Dwiriani, Cesilia Meti | - |
| dc.contributor.advisor | Tanziha, Ikeu | - |
| dc.contributor.author | Pratiwi, Yoan | - |
| dc.date.accessioned | 2025-07-09T07:14:45Z | - |
| dc.date.available | 2025-07-09T07:14:45Z | - |
| dc.date.issued | 2010 | - |
| dc.identifier.uri | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164349 | - |
| dc.description.abstract | Masalah gizi bukan hanya berkaitan dengan masalah pangan dan kesehatan tetapi juga berkaitan dengan masalal sosial ekonomi. Pada masyarakat yang memiliki tingkat ekonomi yang maju, anak-anak tumbuh lebih cepat daripada masyarakat pada golongan ekonomi rendah karena asupan gizi yang lebih baik sehingga dapat menunjang tumbuh kembang anak (Khomsan 2005). Masa remaja merupakan salah satu tahapan penting dalam masa pertumbuhan seseorang karena kecepatan pertumbuhan fisik masa ini adalah kedua tercepat setelah masa bayi. Di lain pihak remaja putri cenderung membatasi asupan makanan karena ingin tampak langsing. Pengaruh lingkungan yang menganggap bahwa tubuh kurus adalah cantik telah mempengaruhi persepsi remaja (body image). Status gizi yang rendah pada remaja termasuk remaja putri akan berdampak pada produktifitas dan performa seorang remaja yang dalam jangka panjang akan berdampak pada masa dewasa. Penelitian ini mengkaji sejauh mana pengaruh sosial ekonomi dan persepsi body image terhadap status gizi pada remaja putri. Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi dan persepsi body image terhadap status gizi siswi di dua SMP di Kabupaten Bogor. Tujuan khususnya adalah mempelajari karakteristik keluarga (besar keluarga, tingkat pendidikan ibu, tingkat pendidikan ayah, dan pengeluaran keluarga per kapita per bulan), karakteristik individu (usia, kondisi menstruasi, riwayat penyakit, dan pengetahuan gizi), dan status gizi; menganalisis kebiasaan makan (frekuensi, jumlah, dan jenis konsumsi pangan keragaman konsumsi pangan, intake energi dan zat gizi [protein, kalsium, zat besi, vitamin A, dan vitamin C), dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi); mempelajari persepsi body image remaja (harapan bentuk tubuh dan penilaian terhadap bentuk tubuh aktual); menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga dan karakteristik individu terhadap persepsi body image, menganalisis hubungan antara karakteristik keluarga, karakteristik individu, persepsi body image, dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi terhadap status gizi; menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik individu, dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi terhadap persepsi body image; menganalisis pengaruh karakteristik keluarga, karakteristik individu, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, dan persepsi body image terhadap status gizi. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung yang berjudul "Studi Efikasi Pengaruh Suplementasi dan Pendidikan Gizi terhadap Status Besi, Kebiasaan Makan, dan Prestasi Belajar Remaja Putri. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan dari bulan Oktober-Desember 2009 dan Mei-Juni 2010 di dua SMP yang terdapat di Kabupaten Bogor yaitu di SMP Negeri 2 Ciomas dan SMP Negeri 3 Ciawi. Contoh yang diambil berjumlah 80 orang yang memenuhi kriteria inklusi penelitian payung yaitu kelas 1 dan 2, sudah menstruasi, memiliki kadar Hb di bawah normal (<12 mg/dl dengan metode Hemocue), dan bersedia mengikuti penelitian. Data yang diambil merupakan data primer yang dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner, pengisian kuesioner langsung oleh contoh setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti/asisten peneliti dan pengukuran. Proses pengolahan meliputi entry, coding, cleaning, dan editing. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara statistik deskriptif dan inferensial dengan uji korelasi Pearson dan Rank-Rank-Spearman dan uji regresi linier berganda. Secara umum karakterstik keluarga contoh terklasifikasi sebagai keluarga sedang (50%), tingkat pendidikan orang tua hanya sampai tingkat SD, dan termasuk keluarga yang miskin (57.5%). Sebagian besar contoh berusia 13-15 tahun (92.5%) dengan usia menarche 12 tahun (50%) dan frekuensi menstruasi sebulan sekali (88.8%). Sebanyak 57.5% contoh pernah mengalami sakit dalam sebulan terakhir dengan lama sakit tiga hari. Tingkat pengetahuan gizi contoh umumnya terkategori rendah (60.5%) dan sebanyak 86.3% contoh terkategori status gizi normal. Kebiasaan makan contoh selama seminggu pada pangan hewani (12 kali), pangan nabati (6 kali), sayuran (7 kali) dan buah (5 kali) cenderung sangat rendah dibandingkan anjuran PUGS dalam seminggu yaitu 14-21 kali. Sebanyak 88.8% sudah beragam konsumsi pangannya. Sebagian besar contoh memiliki konsumsi pangan yang beragam (88.8%). Pada umumnya, tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh berada pada kategori defisit berat. Namun, untuk vitamin A tingkat kecukupan contoh sudah terkategori cukup. Pada contoh ciomas, sebagian besar contoh berstatus gizi baik mempersepsikan tubuhnya sebagai ideal (80%), sebagian besar contoh berstatus gizi ideal dan mengharapkan tubuh yang ideal (45%). Pada contoh ciawi, semua contoh ciawi mempersepsikan tubuhnya telah ideal namun tidak semua contoh yang telah mempersepsikan tubuh aktualnya sebagai ideal mengharapkan tubuh yang juga ideal. Hal ini menunjukkan adanya ketidakpuasan contoh terhadap tubuuhnya. Sebanyak 83.75% contoh memiliki persepsi body image positif dan sisanya memiliki persepsi body image negatif. Berdasarkan uji korelasi Rank-Spearman dan Pearson terhadap karakteristik keluarga dan individu hanya tingkat pendidikan ibu yang berkorelasi negatif cukup signifikan dengan persepsi body image ( r = - 0.21 dan p = 0.061 ) Berdasarkan uji korelasi Rank-Spearman dan Pearson terhadap karakteristik keluarga dan individu, tingkat kecukupan energi dan zat gizi dan persepsi body image dengan status gizi, terdapat hubungan positif antara pengeluaran per kapita per bulan ( r = 0.198 dan p = 0.078% terdapat hubungan negatif antara usia r = 0.366 dan p = 0.001 ) usia menarche ( r = - 0.209 dan p = 0.063 ) dan hubungan positif antara body image ( r = 0.411 0.000) dengan status gizi. Berdasarkan hasil uji pengaruh menggunakan regresi linier berganda, tidak ada faktor yang berpengaruh terhadap persepsi body image dan faktor yang berpengaruh terhadap status gizi hanya persepsi body image. Persamaan regresi yang didapat adalah Y = 0.343 + 0.563X dengan adalah nilai z-score dan adalah persepsi body image. Berdasarkan persamaan tersebut maka semakin positif persepsi body image contoh maka nilai z-score akan semakin bertambah yang menandakan bahwa semakin baik status gizi contoh. Diperlukan adanya pendidikan gizi mengenai pentingnya makanan yang memenuhi kebutuhan gizi serta perlunya aktivitas fisik tiap hari agar tidak ada yang mengalami gizi lebih serta pentingnya mengonsumsi buah dan sayur setiap hari. Terdapatnya contoh yang memiliki persepsi body image negatif menunjukkan sebaiknya diadakan pendidikan gizi mengenai status gizi mereka sendiri agar tidak terjadi kesalahan persepsi pada contoh yang mengakibatkan gizi lebih bahkan gizi kurang. | id |
| dc.language.iso | id | id |
| dc.publisher | IPB University | id |
| dc.title | Analisis Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi dan Persepsi Body Image terhadap Status Gizi Siswi di Dua SMP di Kabupaten Bogor | id |
| dc.type | Undergraduate Thesis | id |
| dc.subject.keyword | socio-economic impact | id |
| dc.subject.keyword | body image perception | id |
| dc.subject.keyword | nutritional status | id |
| dc.subject.keyword | adolescents girl | id |
| Appears in Collections: | UT - Nutrition Science | |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| I10ypr.pdf Restricted Access | Fulltext | 32.97 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.