Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164345| Title: | Kontribusi Energi dan Zat Gizi Makanan Kantin dengan Status Gizi dan Morbiditas Pekerja Wanita PT UNITEX Tbk |
| Authors: | Roosita, Katrin Dewi, Mira Novitasari |
| Issue Date: | 2010 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Salah satu kelompok populasi penduduk yang rentan mengalami kurang gizi adalah pekerja wanita. Data Departemen Kesehatan (2008) menunjukan bahwa prevalensi kurang energi kronik pada wanita usia subur (WUS) adalah 13.6% dan WUS yang mengalami anemia gizi besi adalah sebesar 11.3%. Sejalan dengan penelitian Mahardikawati (2008) terhadap pekerja wanita pemetik teh di PTPN VIII, menunjukan bahwa sebagian besar contoh dalam penelitian memiliki tingkat konsumsi protein, vitamin C dan zat besi yang tergolong defisit. Data pada penelitian yang dilakukan Ernawati (2009) terhadap pekerja WUS (20-45 tahun) menunjukan bahwa pekerja wanita masih mengalami defisit dalam pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral. Sebesar 15.7% mengalami defisit vitamin A, 78.4% mengalami defisit vitamin E, 62.3% defisit vitamin C, 16.3% defisit seng dan 76.7% defisit selenium. Morbiditas dan status gizi merupakan dua variabel yang diukur untuk mencerminkan status kesehatan dalam Riskesdas 2007 (Depkes 2008). Menurut Hardinsyah (2007), morbiditas berhubungan timbal balik dengan status gizi. Morbiditas tidak hanya disebabkan oleh status gizi yang kurang, tetapi morbiditas juga dapat menyebabkan status gizi menjadi rendah. Konsumsi pekerja pada hari kerja berasal dari makanan perusahaan dan luar perusahaan. Konsumsi gizi di perusahaan akan mempengaruhi kualitas sumberdaya pekerja. Oleh karena itu, penelitian mengenai gizi makanan kantin perlu dilakukan untuk melihat hubungannya terhadap status gizi dan morbiditas pekerja wanita, dalam penelitian ini dilakukan di PT UNITEX Tbk, Tajur Bogor. Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis hubungan kontribusi energi dan zat gizi makanan kantin perusahaan terhadap status gizi dan morbiditas pekerja wanita yang dilakukan di P.T. UNITEX Tbk. Tujuan khususnya yaitu (1) mengetahui karakteristik contoh, (2) mengukur aktivitas fisik contoh, (3) mengetahui kontribusi makanan dari kantin terhadap total konsumsi energi dan zat gizi per hari, (4) menilai tingkat kecukupan energi berdasarkan Oxford dan Scofield Equation, (5) Menilai tingkat kecukupan zat gizi contoh berdasarkan AKG 2004, (6) mengetahui morbiditas contoh, dan (7) menilai status gizi contoh, dan (8) menganalisis hubungan kontribusi makanan kantin, tingkat konsumsi, dan aktivitas fisik dengan status gizi dan morbiditas Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode observasi, wawancara dan pengisian kuesioner secara mandiri di PT UNITEX, Tajur Bogor pada April sampai Mei 2010. Populasi contoh adalah pekerja wanita bagian Weaving yang tercatat pada rekap data karyawan tahun 2010, seluruhnya berjumlah 116 orang. Contoh dipilih secara acak (simple random sampling) yang jumlahnya ditentukan berdasarkan proporsi pekerja wanita weaving yang mengalami sakit pada bulan maret 2010, yaitu terdapat 36.2%. Selanjutnya dengan menggunakan rumus yang diacu dalam Lemeshow et. al. (1997) diperoleh jumlah contoh sebanyak 88 orang (22c=1.960, dan d=5%). Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder. Data primer meliputi karakteristik individu dan sosial ekonomi contoh, konsumsi sehari, konsumsi makanan dari kantin, aktivitas fisik, dan morbiditas. Data sekunder yaitu gambaran umum perusahaan dan kantin perusahaan berdasarkan informasi dari pihak perusahaan. Data-data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara statistik dengan menggunakan Microsoft Excel 2007 dan SPSS Statistics 15.0 for windows. Hasil penelitian menunjukan rata-rata usia contoh adalah 28.8 tahun dan sebagian besar contoh (55.7%) termasuk kategori dewasa muda. Rata-rata lama belajar contoh adalah 11.8 tahun dengan 87.5% contoh menyelesaikan pendidikan hingga tamat SMA. Rata-rata upah contoh adalah Rp. 1.107.986,00. Lebih dari separuh contoh (65.9%) memiliki upah di atas standar UMK dan 34.1% contoh memiliki upah sama dengan UMK. Sebesar 53.4% contoh memiliki besar keluarga kategori kecil yaitu berjumlah 4 orang. Rata-rata pendapatan per kapita contoh adalah Rp. 516.223,00 dan sebanyak 67.0% contoh termasuk kategori sedang. Rata-rata masa kerja contoh adalah 7.6 tahun dan 57.9% contoh memiliki masa kerja kurang dari 9 tahun. Rata-rata tingkat aktivitas fisik (PAL) contoh adalah 1.75 dengan kategori sedang. Hampir separuh contoh (46.6%) memiliki tingkat aktivitas fisik dengan kategori sedang, 43.2% contoh kategori rendah dan sisanya (10.2%) termasuk kategori berat. Pengeluaran energi contoh berdasarkan Scofield equation yaitu sebesar 2238 kkal dan berdasarkan Oxford equation sebesar 2159 kkal. Sebagian besar aktivitas yang banyak dilakukan adalah tidur dan bekerja di pabrik. Pengeluaran energi paling besar yaitu berjalan mengawasi mesin. Padanan aktivitas ini adalah walking at varying paces without a load dalam kategori aktivitas fisik FAO/WHO/UNU (2001). Konsumsi energi sehari contoh rata-rata adalah 1718 kkal. Konsumsi yang berasal dari kantin perusahaan memberikan kontribusi energi sebanyak 26.4%, sedangkan dari luar kantin sebesar 73.6%. Rata-rata konsumsi protein sehari adalah 45.1 g. Kontribusi protein dari makanan kantin adalah 24.3% dan luar kantin sebesar 75.7%. Rata-rata konsumsi vitamin C sehari adalah 49.8 mg. Kontribusi vitamin C dari makanan kantin adalah 37.3% dan luar kantin sebesar 62.7%. Rata-rata konsumsi zat besi sehari adalah 16.0 mg. Kontribusi zat besi dari makanan kantin sebesar 15.5% dan luar kantin sebesar 84.5% Rata-rata tingkat konsumsi energi contoh berdasarkan Scofield equation dan Oxford equation berturut-turut adalah 76.8% dan 80.4% termasuk kategori defisit ringan. Rata-rata tingkat konsumsi protein sebesar 90.1%. Namun, Lebih dari separuh contoh mengalami defisit protein dan hanya 33.0% contoh yang sudah tercukupi kebutuhan proteinnya. Sebagian besar contoh memiliki tingkat kecukupan vitamin C dan zat besi yang termasuk kategori kurang. Rata-rata tingkat konsumsi vitamin C contoh adalah sebesar 66.4% dan zat besi sebesar 62.6%. Status gizi contoh sebagian besar (73.9%) termasuk kategori normal, sebanyak 20.6% termasuk kategori overweight (IMT>25), 5.7% contoh mengalami gizi kurang (IMT<18.5), dan tidak terdapat contoh yang mengalami obesitas (IMT≥30.0). Sebanyak 52.3% contoh pernah mengalami sakit selama sebulan terakhir. Sebanyak 72.7% contoh termasuk kategori morbiditas rendah, dan untuk morbiditas sedang dan tinggi masing-masing sebesar 13.6%. Rata-rata skor morbiditas adalah 2.5, artinya rata-rata contoh termasuk dalam kategori morbiditas rendah. Penyakit ISPA memiliki prevalensi tertinggi yaitu sebesar 29.5% diikuti oleh Myalgia 22.7%, dan diare 20.5%. P Hasil uji korelasi Pearson menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kontribusi energi dan zat gizi makanan kantin dengan status gizi. Begitu pun untuk aktivitas fisik dan tingkat konsumsi zat gizi tidak. berhubungan signifikan dengan status gizi. Hasil uji korelasi Pearson menunjukan bahwa semakin berlebih tingkat konsumsi energi seseorang maka berat badan akan semakin bertambah atau nilal IMT akan semakin besar, balk |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164345 |
| Appears in Collections: | UT - Nutrition Science |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| I10nov.pdf Restricted Access | Fulltext | 42.37 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.