Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164341
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorSukandar, Dadang-
dc.contributor.authorPrabandari, Ika Oktaviani-
dc.date.accessioned2025-07-09T06:52:12Z-
dc.date.available2025-07-09T06:52:12Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164341-
dc.description.abstractIndonesia merupakan negara berkembang dimana berbagai masalah gizi berkembang di masyarakat. Permasalahan gizi juga sering terjadi pada mahasiswa, dimana jumlah dan intensitas kegiatan sehari-hari yang padat tidak diimbangi dengan perilaku gizi yang baik. Penelitian ingin melihat perilaku gizi mahasiswa Mayor Ilmu Gizi (GZ) dibandingkan dengan mahasiswa Mayor Teknologi Pangan (TP) dan Mayor Statistika (STK). Penelitian terfokus pada pengetahuan gizi, sikap gizi, dan praktek gizi mahasiswa ketiga mayor yang diukur dengan cara dibandingkan dengan penjabaran pesan Pedoman Umum Gizi Seimbang yang merupakan acuan untuk berperilaku gizi yang baik dan benar. Tujuan umum penelitian adalah menganalisis perilaku gizi mahasiswa Mayor GZ, Mayor TP, dan Mayor STK Institut Pertanian Bogor (IPB). Tujuan khusus penelitian adalah 1) Mengidentifikasi karakteristik individu (jenis kelamin, uang saku, pengeluaran untuk pangan) dan keluarga (tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, besar keluarga) mahasiswa, 2) Membandingkan pengetahuan gizi tiga kelompok mahasiswa IPB, 3) Membandingkan sikap gizi tiga kelompok mahasiswa IPB, 4) Membandingkan praktek gizi tiga kelompok mahasiswa IPB, 5) Menganalisis hubungan antara pengetahuan gizi, sikap gizi, dan praktek gizi mahasiswa, 6) Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku gizi mahasiswa. Penelitian merupakan penelitian survei yang dilakukan pada bulan Juni-Juli 2010 di lingkungan kampus IPB Darmaga. Pemilihan tempat dilakukan secara purposive dengan alasan sebagian besar aktivitas mahasiswa Mayor GZ, TP, dan STK berlangsung di lingkungan kampus tersebut. Contoh adalah mahasiswa Mayor GZ, TP, dan STK IPB angkatan 2007 yang tinggal di Bogor secara mandiri dan tidak mengambil mata kuliah minor/supporting course Gizi Masyarakat Departemen Gizi Masyarakat. Rencana ukuran contoh adalah 90 mahasiswa yang berasal dari campuran ketiga mayor dimana jumlah contoh dari masing-masing mayor dihitung dengan ukuran proporsi berdasarkan jumlah mahasiswa masing-masing mayor yang memenuhi kriteria dan diambil secara acak. Teknik penarikan sampel yang digunakan tersebut adalah stratified random sampling with proportional allocation (teknik penarikan contoh acak berlapis dengan alokasi proporsional). Pada pelaksanaannya contoh yang dapat diperoleh adalah 83 mahasiswa yang terdiri dari 36 mahasiswa Mayor GZ, 27 mahasiswa Mayor TP, dan 20 mahasiswa Mayor STK. Data primer dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner berupa data karakteristik individu (jenis kelamin, uang saku, pengeluaran untuk pangan) dan keluarga (tingkat pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, besar keluarga), pendidikan formal (mayor), pendidikan non formal (keikutsertaan seminar dan pelatihan mengenai pangan dan gizi), akses informasi pangan dan gizi, dan perilaku gizi (pengetahuan gizi, sikap gizi, praktek gizi). Data sekunder diperoleh dari Buku Panduan Program Sarjana IPB edisi 2009 berupa gambaran karakteristik Mayor GZ, Mayor TP, dan Mayor STK IPB. Pengolahan data melalui proses coding, dan entri menggunakan Microsoft Excell 2007 dan dianalisis menggunakan Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 16.0 for Windows. Karakteristik individu mahasiswa terdiri dari jenis kelamin, uang saku, dan pengeluaran untuk pangan. Sebagian besar mahasiswa berjenis kelamin perempuan. Lebih dari sepertiga mahasiswa mendapatkan uang saku antara Rp 600.000 Rp 999.999. Sebagian besar mahasiswa mempunyai pengeluaran untuk pangan berkategori kurang. Karakteristik keluarga terdiri dari besar keluarga, tingkat pendidikan orang tua, dan pendapatan orang tua. Sebagian besar mahasiswa mempunyai besar keluarga dengan kategori sedang. Tingkat pendidikan orang tua mahasiswa bervariasi, lebih dari sepertiga ayah mahasiswa mencapai tingkat pendidikan SLTA dan lebih dari sepertiganya mencapai PT. lebih dari sepertiga ibu mahasiswa mencapai tingkat pendidikan PT. Orang tua mahasiswa mempunyai pendapatan yang bervariasi, lebih dari sepertiga orang tua mahasiswa mempunyai pendapatan Rp 1.000.000 Rp 2.999.999. Pendapatan orang tua yang dibagi besar keluarga menghasilkan pendapatan/kapita/bulan. Sebagian besar keluarga mahasiswa termasuk dalam kategori pendapatan/kapita/bulan tidak miskin namun masuk dalam kategori tidak layak Data pendidikan non formal berupa keikutsertaan mahasiswa terhadap seminar dan pelatihan mengenai pangan dan gizi. Sebagian besar mahasiswa mengikuti seminar dan pelatihan selama <15 jam. Untuk data akses informasi pangan dan gizi, sebagian besar mahasiswa mengakses informasi pangan dan gizi melalui internet dan mengakses informasi pangan dan gizi selama < 5 jam selama 2 minggu terakhir sebelum pengisian kuesioner. Perilaku gizi mahasiswa terdiri dari pengetahuan gizi, sikap gizi, dan praktek gizi. Sebagian besar mahasiswa mempunyai pengetahuan gizi dengan kategori sedang. Secara signifikan pengetahuan gizi mahasiswa Mayor GZ lebih tinggi dibandingkan pengetahuan gizi mahasiswa Mayor TP dan STK. Lebih dari separuh mahasiswa mempunyai sikap gizi dengan kategori baik. Secara signifikan sikap gizi mahasiswa Mayor GZ lebih baik dibandingkan sikap gizi mahasiswa Mayor TP dan STK. Lebih dari separuh mahasiswa mempunyai praktek gizi dengan kategori sedang. Secara signifikan praktek gizi mahasiswa Mayor GZ lebih baik dibandingkan praktek gizi mahasiswa Mayor TP namun tidak lebih baik (sama) dengan praktek gizi mahasiswa Mayor STK. Frekuensi konsumsi pangan mahasiswa diukur pada beberapa jenis pangan. Serealia dan umbi-umbian, pangan hewani (hewan darat dan ikan-ikanan), kacang-kacangan dan polong-polongan, sayuran, buah, pangan berbahan dasar tepung (makan besar dan snack), dan jenis pangan lain yang paling banyak dikonsumsi berturut-turut adalah beras, telur ayam, ikan tongkol, tempe dan tahu, wortel, pepaya, mie dan roti, dan air. Pengetahuan gizi berkorelasi positif dan signifikan dengan sikap gizi ( r = 0, 439 ; p<0,05), pengetahuan gizi juga berkorelasi positif dan signifikan praktek gizi ( r = 0, 240 ; p < 0.05 ) Sikap gizi berkorelasi positif dan signifikan dengan praktek gizi ( r = 0, 320 ; p0,05). Pendidikan formal (mayor) secara signifikan berpengaruh pengetahuan gizi. Sebesar 42,5% variabel pengetahuan gizi secara signifikan dipengaruhi oleh pendidikan formal (mayor) dan sisanya 57,5% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model (R ^ 2 = 0, 425) Pendidikan formal (mayor) secara signifikan juga berpengaruh terhadap sikap gizi Sebesar 23% variabel sikap gizi secara signifikan dipengaruhi oleh pendidikan formal (mayor) dan sisanya 77% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model (R ^ 2 = 0, 230) Pendidikan formal (mayor), akses informasi pangan dan gizi, dan sikap secara signifikan berpengaruh terhadap praktek gizi. Sebesar 20,7% variabel praktek gizi secara signifikan dipengaruhi oleh pendidikan formal (mayor), akses informasi pangan dan gizi, dan sikap gizi dan sisanya 79,3% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model (adjusted R ^ 2 = 0, 207 )id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleStudi Perbandingan Perilaku Gizi Mahasiswa Mayor Ilmu Gizi, Mayor Teknologi Pangan, dan Mayor Statistika Institut Pertanian Bogorid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordnutritional behaviorid
dc.subject.keywordnutritional knowledgeid
dc.subject.keywordnutritional attitudeid
dc.subject.keywordnutritional practiceid
Appears in Collections:UT - Nutrition Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
I10iop.pdf
  Restricted Access
Fulltext28.3 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.