Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164339
Title: Kajian Modal Sosial, Dukungan Sosial, dan Ketahanan Keluarga Nelayan di Daerah Rawan Bencana
Authors: Sunarti, Euis
Fitriani
Issue Date: 2010
Publisher: IPB University
Abstract: Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung "Kajian Ketahanan Keluarga Nelayan di Daerah Rawan Bencana". Tujuan umum penelitian adalah untuk mengkaji hubungan antar modal sosial, dukungan sosial dan ketahanan keluarga nelayan di daerah rawan bencana. Tujuan khusus penelitian adalah: (1) Mengidentifikasi karakteristik keluarga nelayan, (2) Mengidentifikasi dukungan sosial keluarga nelayan, (3) Mengidentifikan modal sosial keluarga nelayan, (4) Mengidentifikasi ketahanan keluarga nelayan, (5) Menganalisis perbedaan antar dukungan sosial, modal sosial, ketahanan keluarga dan karakteristik keluarga nelayan dan (6) Menganalisis hubungan antar dukungan sosial, modal sosial, ketahanan keluarga dan karakteristik keluarga nelayan. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional Study dan Retrospektif, yang dilaksanakan di Desa Pangandaran, Kecamatan Pangandaran di Kabupaten Ciamis. Penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan bulan Agustus. 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga nelayan yang tinggal di Desa Pangandaran. Adapun responden dalam penelitian ini adalah ibu. Jumlah keluarga yang dijadikan contoh dalam penelitian ini dipilih secara Proportional Random Sampling sebanyak 80 keluarga. Penelitian dilakukan dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer meliputi: karakteristik keluarga, modal sosial, dukungan sosial, dan ketahanan keluarga. Data sekunder berupa data gambaran umum lokasi. Data diolah dengan menggunakan program SPSS 10,1 for Windows. Uji korelasi Pearson dan Spearman untuk mengetahui hubungan antar variabel yaitu hubungan antar karakteristik keluarga, dukungan sosial, modal sosial, dan ketahanan keluarga. Untuk menguji reliabilitas alat ukur dilakukan uji Cronbach Alpha. Nilai Cronbach Alpha untuk variabel modal sosial adalah 0.656 dan variabel ketahanan keluarga adalah 0.638. Persentase terbesar jumlah anggota keluarga pada nelayan juragan (50.94%) dan nelayan buruh (74.04%) terkategori keluarga kecil dengan jumlah anggota keluarga 4 orang. Persentase terbesar umur pada suami dan isteri nelayan juragan dan nelayan buruh adalah berumur 18-40 tahun. Tingkat pendidikan suami pada nelayan buruh dua kali lebih tinggi daripada keluarga nelayan juragan, yaitu 59.26 persen tamat SD. Adapun tingkat pendidikan isteri nelayan juragan dan nelayan buruh adalah setara, yaitu tamat SD. Rata-rata pendapatan yang diperoleh keluarga nelayan juragan dua kali lebih besar daripada pendapatan keluarga nelayan buruh. Akses, sumber, dan jenis informasi yang diperoleh keluarga baik keluarga nelayan juragan maupun keluarga nelayan buruh retatif mudah. Informasi didapat dari televisi, tetangga, dan radio. Jenis informasi yang diperoleh keluarga contoh diantaranya: cuaca, harga, dan kesehatan. Dukungan sosial yang diterima oleh keluarga meliputi dukungan keluarga Juas, dukungan tetangga, dan dukungan pemerintah. Dukungan dilihat berdasarkan dimensi emosi, ekonomi, dan informasi. Dukungan sosial dari keluarga luas, tetangga, dan pemerintah tergolong tinggi pada keluarga contoh. Dukungan yang diberikan diantaranya berupa rasa empati dan toleransi, pinjaman uang, dan berbagi informasi. Modal sosial terbagi menjadi dua, yaitu asosiasi lokal dan karakter masyarakat. Asosiasi lokal terdiri dari: (a) jumlah asosiasi yang diikuti, (b) tingkat partisipasi dalam asosiasi, dan (c) manfaat asosiasi. Jumlah asosiasi yang diikuti nelayan juragan (73.58%) dan nelayan buruh (59.26%) antara satu sampai dengan dua organisasi. Ini menunjukkan tingginya partisipasi nelayan juragan dan nelayan buruh untuk mengikuti beberapa asosiasi. Lebih dari separuh keluarga contoh tingkat partisipasi anggota dalam asosiasi terkategori sedang, dengan persentase nelayan juragan 94.34 persen dan nelayan buruh 59.26 persen. Tingkat partisipasi anggota dalam setiap pertemuan asosiasi terkategori rendah dengan persentase nelayan juragan 57.50 persen dan nelayan buruh 66.67 persen. Manfaat asosiasi dirasakan oleh 90.57 persen nelayan juragan dan 70.37 persen nelayan buruh. Karakter masyarakat terdiri dari: nilai kepercayaan, solidaritas dan semangat kerja. Tingkat kepercayaan nelayan juragan (92.45%) dan nelayan buruh (88.89%) terkategori sedang. Solidaritas pada nelayan juragan (94.34%) dan nelayan buruh (88.89%) terkategori sedang. Semangat kerja keluarga nelayan juragan (92.45%) dan nelayan buruh (92.59%) terkategori sedang. Hal ini terlihat dari komitmen, kejujuran, tanggung jawab, saling bekerjasama, saling membantu, peka terhadap desa, kerja keras, dan ulet. Ketahanan fisik keluarga nelayan juragan (73.58%) dan nelayan buruh (66.67%) terkategori sedang. Ketahanan sosial keluarga nelayan juragan (98.11%) dan nelayan buruh (92.59%) terkategori tinggi. Ketahanan psikologis keluarga nelayan juragan (81.13%) dan nelayan buruh (77.78%) terkategori sedang. Ketahanan keluarga yang dimiliki keluarga diantaranya pemenuhan kebutuhan keluarga baik sandang, pangan, papan, dan pendidikan dapat terpenuhi. Interaksi dengan lingkungan sekitar seperti keluarga besar, tetangga dapat terjalin dengan baik serta memiliki keterbukaan yang tinggi antara anggota keluarga. Rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan yang dimiliki keluarga nelayan juragan dan nelayan buruh berhubungan pada tingginya dukungan sosial yang diterima oleh keluarga. Dengan tingginya dukungan sosial yang dimiliki keluarga berhubungan pada tingkat partisipasi keluarga dalam asosiasi dan ketahanan keluarga yang semakin membaik. Modal sosial yang dimiliki keluarga nelayan juragan dan nelayan buruh berhubungan dengan meningkatnya pendapatan keluarga. Pendapatan yang meningkat maka ketahanan keluarga nelayan dapat terjamin. Berdasarkan hasil penelitian, semakin cukup umur wanita ketika menikah maka akan semakin baik tingkat ketahanan keluarga. Peningkatan pendidikan pada setiap anak diupayakan semampunya untuk bekal masa depan. Pemerintah sebaiknya mengadakan penyuluhan mengenai pentingnya ketahanan keluarga sebagai pondasi peningkatan kesejahteraan dengan memanfaatkan modal sosial yang ada di masyarakat. Peneliti lain yang tertarik pada ilmu ketahanan keluarga, dukungan dan modal sosial keluarga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan kajian untuk penelitian selanjutnya. Mengingat penelitian ketahanan keluarga merupakan isu baru di Indonesia, maka sebaiknya diadakan penelitian lebih lanjut dan mendalam mengenai ketahanan keluarga di tempat dan karakteristik yang berbeda
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164339
Appears in Collections:UT - Family and Consumer Sciences

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
I10fit.pdf
  Restricted Access
Fulltext30.44 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.