Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164336
Full metadata record
DC FieldValueLanguage
dc.contributor.advisorTanziha, Ikeu-
dc.contributor.authorRiana, Asysyifa-
dc.date.accessioned2025-07-09T06:38:47Z-
dc.date.available2025-07-09T06:38:47Z-
dc.date.issued2010-
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164336-
dc.description.abstractTujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk menganalisa ketahanan pangan rumahtangga BMP (Buruh Migran Perempuan) di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Adapun tujuan khususnya yaitu (1) Mengetahui karakteristik rumahtangga BMP, (2) Menganalisa konsumsi zat gizi dan tingkat kecukupan energi serta tingkat kecukupan protein rumahtangga, (3) Menganalisa status gizi balita pada rumahtangga, (4) Menganalisa hubungan karakteristik rumahtangga derigan ketahanan pangan rumahtangga, (5) Menganalisa faktor faktor yang berhubungan dengan status gizi balita dan (6) Menganalisa faktor faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumahtangga. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian ini dilakukan di 19 desa di Kabupaten Sukabumi dari Desember 2008 November 2009. Sampel sebanyak 445 rumahtangga dipilih secara purposive sampling berdasarkan kriteria sampel yaitu rumahtangga BMP yang mempunyai anak balita dan sudah pergi menjadi BMP minimal 6 bulan. Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian yang berjudul "Analisis Perubahan Struktur dan Fungsi Rumahtangga, Ketahahan Rumahtangga serta Pengaruhnya Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Rumahtangga Buruh Migran Perempuan". Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan sekunder. Data primer meliputi data karakteristik rumahtangga (jumlah anggota rumahtangga, umur KRT (kepala rumahtangga), pendidikan KRT, pekerjaan KRT, pengetahuan gizi pengasuh balita, pengeluaran dan remitan), berat badan, tinggi badan dan umur balita (status gizi balita), serta data konsumsi pangan rumahtangga selama satu tahun. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu gambaran wilayah Kabupaten Sukabumi diperoleh dari kantor pemerintah Kabupaten Sukabumi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara terstruktur. Pengumpulan data konsumsi pangan melalui wawancara menggunakan form SQFF (Semi Quantitative Food Frequency). Sedangkan untuk pengumpulan data berat badan dan tinggi badan dilakukan pengukuran antropometri. Data yang terkumpul kemudian diolah dan dianalilsis secara deskriptif dan statistik. Proses pengolahan data meliputi editing, coding dan entry data. Hubungan antara variabel diuji dengan menggunakan uji korelasi Pearson dan uji korelasi Rank Spearman, sedangkan uji regresi linier berganda (Multiple Linier Regression) digunakan untuk menganalisis faktor faktor yang mempengaruhi ketahanan pangan rumahtangga. Rumahtangga BMP di Kabupaten Sukabumi mayoritas (58,4%) merupakan rumahtangga besar (ART> 4 orang). Sebanyak 51,2% kepala rumahtangga sampel tergolong dewasa madya (40-59 tahun). Sebagian besar kepala rumahtangga memiliki tingkat pendidikan SD (76.4%). Sisanya terdiri dari SMP (10,1%), tidak sekolah (7,4%), SMA (5,4%) dan PT (0,7%). Hampir separuh (44,5%) kepala rumahtangga memiliki pekerjaan sebagai buruh, 31,2% tidak bekerja, petani (13,0%), wirausaha (7,2%), karyawan swasta (2,7%) serta PNS hanya 1,3%. Proporsi terbesar pengeluaran yang tinggi terdapat pada rumahtangga yang tahan pangan (79,0%). Sedangkan rumahtangga yang tidak tahan pangan memiliki pengeluaran yang rendah (50,4%). Besamya remitan yang diperoleh yaitu berkisar antara 0 sampai dengan Rp. 5.833.333, per bulan. Sebagian besar rumahtangga yang tidak tahan pangan (68,3%) maupun rumahtangga yang tahan pangan (65,4%) memiliki remitan (kiriman) yang rendah (sRp.556.000,-). Pengetahuan gizi pengasuh balita masih tergolong kurang, baik pada rumahtangga yang tidak tahan pangan (92,1%) maupun rumahtangga yang tahan pangan (95,1%). Rata - rata konsumsi zat gizi rumahtangga per kapita perhari sudah cukup baik yaitu energi 91,6%, protein 98,8%, zat besi 92,2% dan vitamin A 120,7%. Sebagian besar rumahtangga sampel (46,1%) memiliki tingkat kecukupan energi (TKE) yang baik. Rumahtangga lainnya memiliki TKE yang tergolong defisit ringan (15,1%), defisit sedang (21,6%) dan defisit berat (17,3%). Tingkat kecukupan protein (TKP) rumahtangga sampel berkisar antara 47,0% sampai 162,0% AKG. Sebagian besar rumahtangga sampel (54,8%) memiliki TKP yang cukup baik, sedangkan sisanya tergolong defisit ringan (14,6%), defisit sedang (12,4%) dan defisit berat (18,2%). Proporsi terbesar (49,9%) balita dengan TKP yang baik memiliki status gizi normal (BB/U). Balita dengan status gizi kurang (BB/U), memiliki TKP yang tersebar kedalam kategori defisit ringan (15,2%), defisit sedang (9,1%) dan defisit berat (15,2%). Balita (56,6%) dengan status gizi normal (TB/U) memiliki TKP yang baik. Seluruh balita (100,0%) dengan status gizi normal (BB/TB) memiliki TKP yang baik. Pada rumahtangga yang tahan pangan, terdapat 42,0% balita dengan status gizi normal (BB/U). Hal yang sejalan diperlihatkan pada rumahtangga yang tidak tahan pangan, dimana balita dengan status gizi kurang (BB/U) mencapai 51,5% dan gizi buruk (BB/U) 33,3%. Sebagian besar balita di rumahtangga yang tahan pangan memiliki status gizi normal (TB/U) yaitu sebanyak 149 orang balita (47,2%). Sedangkan balita di rumahtangga yang tidak tahan pangan cenderung memiliki status gizi pendek (56,6%). Lebih dari separuh balita dengan status gizi normal (53,9%) berdasarkan indeks BB/TB terdapat pada rumahtangga yang tidak tahan pangan. Terdapat 46,1% rumahtangga yang tahan pangan dan 53,9% rumahtangga yang tidak tahan pangan. Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara umur kepala rumahtangga dengan ketahanan pangan rumahtangga (p>0,05; r=0,017). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan ketahanan pangan (p>0,05, r=-0,066). Ada hubungan antara pengeluaran total rumahtangga dengan ketahanan pangan rumahtangga. Tidak terdapat hubungan antara remitan dengan ketahanan pangan rumahtangga. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi dengan ketahanan pangan (p>0,05 =-0,062). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara besar rumahtangga dengan ketahanan pangan rumahtangga (r=0,304, p=0,000). Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara TKP dengan status gizi (BB/U) (p>0,05; r=0,065). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara TKP dengan status gizi (TB/U) (p>0,05; =0,027). Tidak ada hubungan antara TKP dengan status gizi (BB/TB) (p>0,05). Ada hubungan yang signifikan antara ketahanan pangan dengan status gizi (BB/U) (p=0,03; r=0, 102). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi (TB/U) dengan ketahanan pangan (p>0,05; r=0,059). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi (BB/TB) dengan ketahanan pangan (p>0,05; г=0,043). Hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa besar rumahtangga berpengaruh nyata terhadap ketahanan pangan rumahtangga BMP (p<0,05). Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini antara lain: (1) Meningkatkan pengetahuan gizi masyarakat melalui kegiatan terkait dengan gizi (2) Menerapkan program KB, (3) Diteliti juga variabel lain seperti ketersediaan pangan dan akses pangan dan (4) Pemerintah agar memperhatikan nasib para BMP terutama kaitannya dengan upah yang diterima.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.titleAnalisa Ketahanan Pangan Rumahtangga Buruh Migran Perempuan di Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Baratid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordHousehold food securityid
dc.subject.keywordWomen Migrant Workersid
Appears in Collections:UT - Nutrition Science

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
I10ari.pdf
  Restricted Access
Fulltext31.36 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.