Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164251
Title: Kesesuaian Iklim dan Tanah untuk Perkebunan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sumatera Selatan
Authors: Budianto, Bregas
Aniaty, Tatiyana
Issue Date: 1999
Publisher: IPB University
Abstract: Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu tanaman perkebunan utama yang memiliki nilai ekonomis cukup besar. Minyak sawit menjadi bahan baku bagi banyak industri, seperti minyak goreng, margarin, sabun, kosmetik, dan sebagainya. Menyadari besarnya potensi komoditas kelapa sawit, pemerintah menaruh perhatian besar terhadap pengembangan komoditas ini. Usaha pengembangan perkebunan kelapa sawit secara ekstensifikasi tentunya harus memperhatikan berbagai fakter produksi seperti tanah, iklim, varietas tanaruan, pengelolaan, dan lain-lain. Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi dalam menentukan kualitas dan kuantitas produksi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan wilayah yang sesuai untuk perkebnan kelapa swit di Sumatera Selatan berdasarkan kesesuaian iklim dan tanah, serta menentukan wilayah potensial yang dapat dijadikan wilayah pengembangan perkebunan kelapa sawit dengan memperhatikan tata guna hutan. Penyusunan peta kesesuaian iklim dan tanah untuk perkebunan kelapa sawit ini didasarkan atas tiga unsur ekologi utama, yaitu (i). ketersediaan air yang ditunjukkan oleh curah hujan, (ii). suhu udara yang digambarkan oleh ketinggian tempat dari muka laut, dan (iii) kondisi fisik tanah. Peta kesesuaian iklim dan tanah untuk perkebunan kelapa sawit disusun dengan menggabungkan peta kemampuan tanah, peta isohyet, dan peta topografi. Hasil yang diperoleh dari penggabungan tersebut berupa zone-zone agroekologi yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dengan memperhatikan syarat tumbuh kelapa sawit, zone-zone tersebut dikelompokkan ke dalam empat wilayah tingkat kesesuaian, yaitu sangat sesuai, sesuai, kurang sesuai, dan tidak sesuai. Hasil penelitian menunjukkan di wilayah penelitian terdapat 561.748 ha atau 7% dari luas keseluruhan wilayah penelitian yang dikategorikan sebagai wilayah sangat sesuai, 3.326.471 ha (38%) wilayah sesuai, 605.165 ha (7%) wilayah kurang sesuai, 1.300.766 ha (15%) wilayah tidak sesuai, dan 2.812.932 ha (33%) wilayah tidak dinilai. Sebagian besar wilayah tidak sesuai terjadi karena memiliki kemiringan lereng di atas 40%, teriutama di wilayah sebelah barat, yaitu di sebagian kabupaten Lahat, Ogan Komering Ulu, dan Musi Rawas. Pembukaan perkebunan kelapa sawit baru tetap harus memperhatiakan fungsi hutan di kawasan tersebut, karena ada beberapa kawasan hutan yang penggunaan hutannya tidak sapat dikonversi. Dengan memasukkan tata guna hutan sebagai pertimbangan dalam menentukan tingkat kesesuaian wilayah untuk perkebunan kelapa sawit, maka luas wilayah sangat sesuai berkurang menjadi 415.854 ha (5%), wilayah sesuai 2.447.271 ha (28%), wilayah kurang sesuai 267.769 ha (3%), dan wilayah tidak sesuai bertambah menjadi 2.663.708 ha (31%). Secara umum, faktor pembatas dominan pada wilayah yang dikategorikan tidak sesuai adalah Tereng yang memiliki kemiringan di atas 40% dan suhu di bawah 22°C. Faktor curah hujan relatif tidak menjadi masalah bagi pengembangan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan. Cukup luasnya wilayah yang termasuk kategori sangat sesuai dan sesuai menunjukkan Sumatera Selatan merupakan pilihan yang tepat, dari segi iklim dan tanah, sebagai daerah sasaran ekstensifikasi perkebunan kelapa sawit.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164251
Appears in Collections:UT - Geophysics and Meteorology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G99tan.pdf
  Restricted Access
Fulltext62.7 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.