Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164197| Title: | Perbandingan Metode Pemampatan Citra antara JPEG dan GIF |
| Authors: | Bukhari, Fahren Syamsun, Muhammad Hermadi, Irman |
| Issue Date: | 1999 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Citra digital memerlukan waktu transfer lebih lama dan ruang penyimpanan relatif jauh lebih besar dibandingkan data digital berupa teks Pemampatan data digunakan untuk menghilangkan atau mengurangi data redundancy, yang terbagi dun, yaitu lossless dan lossy, Pemampatan lossless terjadi jika data replika dengan data asli sama, sedangkan lossy terjadi jika data replika dengan data asli tidak sama. Joint Photographic Experts Group (JPEG) termasuk pemampatan lossy, sedangkan Graphics Interchange Format (GIF) termasuk lossless. JPEG terdiri dari 4 langkah utama, yaitu Discrete Cosine Transform (DCT), kuantisasi, run-length encoding, dan Huffman coding. Citra dipilah-pilah menjadi ukaran 8x8 pixels, kemudian dilakukan DCT pada matriks 8x8 dan menghasilkan matriks koefisien yang nilainya menyebar secara diagonal dari kiri atas menuju kanan bawah. Selanjutnya matriks ini dikuantisasi untuk memetakan jangkauan nilai koefisien kedalam interval yang bersesuaian dengan sebarannya, disini terjadi proses lossy yang besarnya ditentukan oleh faktor kualitas. Matriks hasil kuantisasi banyak berisi nilai nol oleh karena itu dilakukan proses run-length encoding untuk memampatkannya, agar lebih efektif dilanjutkan dengan Huffman coding, sehingga kode yang sering muncul dilambangkan dengan ukuran paling kecil. Dua langkah terakhir prosesnya dilakukan mengikuti pola zigzag agar sesuai dengan sebaran intervalnya dan menghasilkan pemampatan yang optimal GIF melakukan proses pemampatan dengan menggunakan bantuan kamus yang dikembangkan oleh Jacob Ziv, Abraham Lempel, dan Terry Welch. Prosesnya adalah membandingkan urutan simbol (token) dalam data asli dengan token yang ada dalam kamus, jika cocok maka akan dilakukan pemampatan, selainnya token akan ditambahkan kedalam kamus dan diberi indeks. Jadi hasil pemampatannya berupa data berisi kode dan indeks, sedangkan kamusnya tidak diikutsertakan, karena dapat direkonstruksi saat membuka data termampatkan. JPEG dapat diterapkan dengan baik untuk foto dan citra digital berformat 8-bits atau 24-bits dengan rasio signifikan, sedangkan nilai faktor kualitas menentukan detil kualitas citra yang harus dipertahankan. GIF sebaiknya diterapkan untuk citra bukan foto, karena rasionya kecil dan saat ini belum dapat diterapkan untuk citra 24-bits, tapi kelebihannya tidak ada penghilangan data spasial dan prosesnya cepat, sehingga cocok untuk animasi. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164197 |
| Appears in Collections: | UT - Computer Science |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| G99ihe.pdf Restricted Access | Fulltext | 10.38 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.