Desain, Sintesis, dan Karakterisasi Bentonit Berpilar (Design, Shyntetic, and Characterisation of Pillared Bentonite)

Abstract

Mineral zeolit dengan struktur faujazit telah digunakan secara luas dalam industri minyak sebagai crakcing catalyst. Akan tetapi penggunaannya sebagai katalis dalam mengkonversi senyawa hidrokarbon yang memiliki bobot molekul yang tinngi, menjadi terbatas karena memiliki ukuran pori yang relatif kecil. Bentonit merupakan mineral lain yang memiliki ukuran pori lebih besar, dapat dijadikan alternatif pengganti zeolit. Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk memodifikasi struktur pori, yaitu melalui interkalasi kation-kation besar ke dalam ruang antarlapis mineral bentonit. Dalam penelitian ini digunakan polimer hidroksi aluminium atau locron sebagai kation yang akan diinterkalasikan ke dalam ruang antarlapis mineral. Kation-kation ini berperan sebagai pilar dan menjaga lapisan-lapisan silikat agar tetap mengembang pada jarak basal tertentu. Interkalasi kation dilakukan dengan mencampurkan locron dan bentonit dengan nisbah (b/b) adalah 0:1(A): 0,2:1(B); 0,5:1(C); dan 1:1(D). Perlakuan bentonit dengan locron menghasilkan bentonit berpilar dengan jarak basal 18-19 Å. Selain terjadi peningkatan stabilitas panas, interkalasi locron ke dalam ruang antarlapis mineral juga meningkatkan luas permukaan spesifik bentonit. Dari beberapa perlakuan di atas disimpulkan bahwa bentonit B menunjukkan kondisi optimum, yaitu mencapai luas permukaan spesifik terbesar (138,7 m²/g) dengan jarak basal 18,8 Å dan kandungan oksida aluminium 15,94%. Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam desain sintetis bentonit berpilar adalah jarak basal, luas permukaan spesifik, stabilitas panas, dan distribusi ukuran pori pada mineral liat.