Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164191| Title: | Dampak El-Nino terhadap unsur iklim Wilayah Kalimantan Timur |
| Authors: | Bey, Ahmad Winarso, Paulus Agus Soeprapto, Hartoyo Adi |
| Issue Date: | 1999 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Pengetahuan akan variabilitas iklim (spasial dan temporal) sangat penting dalam prakiraan iklim, khususnya yang menyangkut sirkulasi atmosfer dan pengaruhnya terhadap pola curah hujan. Faktor lain yang mempengaruhi iklim di Indonesia adalah monsun dan beberapa proses lain seperti Indeks Osilasi Selatan, yang menyebabkan turunnya kecepatan dari kondisi normal dan anomali curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Dampak El-Nino di Indonesia utuk tiap wilayah tidak sama. Tujuan penelitian ini melihat sejauh mana pengaruh El-Nino terhadap unsur iklim di wilayah Kalimantan Timur. Dengan menggunakan data iklim, dapat dibuat suatu analisis tentang kejadian yang ada di daerah tersebut, dalam hal ini penulis mencoba untuk membandingkannya dengan kejadian El-Nino di Indonesia secara umum dan pengaruhnya dengan keadaan musim di wilayah Kalimantan Timur pada khususnya. Selama periode 1961-1998 telah terjadi sebelas kali episode El-Nino dengan intensitas yang berbeda diantaranya tahun 1994 memiliki intensitas yang lemah dan tahun 1997 intensitasnya kuat. El-Nino terjadi tiap lima tahun sekali pada periode 1971-1990, sedangkan pada periode 1991-1997 terjadi setiap tiga tahun. Pada kejadian El-Nino lemah (1994), penurunan curah hujan tahunan terhadap normalnya tidak terlalu besar dibandingkan penurunan komulatif Mei-Oktober. Sebagian besar wilayah, prosentase curah hujan tahunannya antara 40-80%, sedangkan komulatif hujan tahunan kurang dari 40%. Ditinjau dari sebaran wilayahnya, maka pada tahun 1994 (El-Nino lemah) tidak terjadi penurunan curah hujan tahunan pada beberapa tempat wilayah Balikpapan, Samarinda, Tarakan dan Tanjung Redep. Dengan menggunakan persamaan yang ada maka dapat ditentukan nilai dari Koefisien Korelasi dan Simpangan dari unsur-unsur data iklim yang ada, hal ini dilakukan untuk mencari pendekatan nilai masing-masing unsur. Nilai korelasi antara curah hujan, suhu dibandingkan dengan IOS dibagi menjadi dua periode yaitu periode 1982-1983, periode 1987-1988, periode 1994-1995 serta periode 1997-1998, yang menjadi perhatian adalah nilai korelasi dari periode terjadinya El-Nino lemah (1994) dan El-Nino kuat (1997) dan dihubungkan dengan kondisi iklim setempat serta hasil produksi pertanian wilayah tersebut. Pada kondisi El-Nino lemah (1994), untuk wilayah Balikpapan didapat nilai korelasi antara unsur curah hujan dengan IOS yaitu 0,20497 dan unsur suhu dengan IOS sebesar 0,50676 dengan hasil produksi padi sawah 5,340/ton dan luasan 2,490 ha, sedangkan pada kondisi El-Nino kuat (1997) nilai korelasinya adalah 0,38349 dan 0,40645 dengan hasil produksi padi sawah 4,541/ton dan luasan 2,149 ha. Wilayah Samarinda didapat nilai korelasi antara unsur curah hujan dengan IOS yaitu 0,40696 dan unsur Suhu dengan IOS sebesar -0,51484 dengan hasil produksi padi sawah 10,258/ton dengan luasan 4,711ha, sedangkan pada kondisi El-Nino kuat (1997) nilai korelasinya adalah 0,90185 dan 0,67493 dengan hasil produksi padi sawah 12,101/ton dengan luasan 5.111 ha. Wilayah Tarakan didapat nilai korelasi antara unsur curah hujan dengan IOS yaitu -0,30301 dan unsur suhu dengan IOS sebesar -0,55925 dengan hasil produksi padi sawah 1,46/ton dengan luasan 0.82ha, sedangkan pada kondisi El-Nino kuat (1997) nilai korelasinya adalah 0,50512 dan -0,54353 dengan hasil produksi padi sawah 1,57/ton dengan luasan 1,22 ha Wilayah Tanjung Redep sebagai wilayah pelengkap didalam tulisan ini didapat nilai korelasi antara unsur curah hujan dengan IOS yaitu -0,21306 dan unsur sulhu dengan IOS sebesar -0,41327, sedangkan pada condisi El-Nino kuat (1997) nilai korelasinya adalah 0,25644 dan 0,58742. Dari hubungan diatas maka dapat dikatakan bahwa pada tahun-tahun El-Nino, sangatlah mempengaruhi kondisi iklim di wilayah tersebut terutama terhadap curah hujan dan suhu, walaupun hasil korelasinya tidak berpengaruh tetapi bila dilihat simpangan baik curah hujan maupun suhu sebagian besar memiliki hubungan statistik dan juga dengan terjadinya penurunan prosentase curah hujan dapatlah dikatakan El-Nino sangat mempengaruhi iklim, disamping itu juga terjadinya musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan dampak yang kurang baik bagi produksi pertanian. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/164191 |
| Appears in Collections: | UT - Geophysics and Meteorology |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| G99HAS.pdf Restricted Access | Fulltext | 66.92 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.