Aktivitas Hayati Ekstrak Terpenoid Glacilaria lichenoides (Linnaeus.) Gmelin. Terhadap Pertumbuhan in vitro Sel Leukemia L1210

Abstract

Sebagai negara maritim, Indonesia kaya akan hasil laut. Salah satunya yang berpotensi tinggi adalah rumput laut akan tetapi sampai saat ini belum dimanfaatkan secara optimal. Dari 555 spesies rumput laut, hanya 55 spesies yang dieksplorasi sebagai bahan pangan dan obat. Kemampuannya dalam fotosintesis menyebabkan rumput laut kaya akan biomassa dan senyawa-senyawa organik yang bersifat bioaktif sehingga rumput laut dapat digunakan sebagai sumber obat-obatan, khususnya untuk penyakit kanker. Rumput laut diekstraksi dengan empat pelarut (EtOH, EtOAc, CH,Cl,, dan CH) untuk memperoleh komponen bioaktifnya. Ekstrak kasar yang diperoleh diuji kandungan terpenoidnya secara kualitatif dengan metode Libermann Buchard. Ekstrak kasar yang mengandung triterpenoid dan steroid lalu diuji aktivitas antikankernya secara in vitro pada sel Leukemia L1210. Ekstrak kasar selanjutnya difraksinasi menggunakan metode kromatografi dengan eluen CHCI, EtOAc (4:1). Fraksi-fraksi yang diperoleh diuji secara kualitatif dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada ekstrak kasar. Persentase penghambatan ekstrak kasar dengan konsentrasi 1 ppm pada empat pelarut menunjukkan bahwa komponen bioaktif yang berpotensi sebagai antikanker yang paling besar terdapat dalam pelarut CH.Cl, yakni 74%. Hasil uji aktivitas antikanker secara in vitro setelah fraksinasi menunjukkan bahwa fraksi F6 memiliki persentase penghambatan tertinggi (79%). Hasil penelitian ini juga memberikan informasi bahwa komponen bioaktif antikanker secara inn vitro dari rumput laut bersifat semi polar dari kelompok triterpenoid dan steroid.