Please use this identifier to cite or link to this item:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163952| Title: | Suatu Kelemahan Analisis Kestabilan Eberhart & Russell |
| Authors: | Nasoetion, Andi Hakim Rachmaniah, Meutia Sjamsudin, Endang Fitranita |
| Issue Date: | 1997 |
| Publisher: | IPB University |
| Abstract: | Tujuan dari banyak program pemuliaan tanaman adalah menemukan genotipe yang mempunyai daya hasil tinggi di semua lingkungan, namun interaksi genotipe dengan lingkungan menyebabkan genotipe hanya berdaya hasil tinggi di lokasi tertentu tidak di semua lokasi. Analisis kestabilan Eberhart & Russell(1966) masih banyak digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan genotipe yang stabil dan berdaya hasil tinggi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kestabilan daya hasil, tinggi, dan jumlah anakan produktif 16 galur/varietas padi dengan menggunakan analisis kestabilan Eberhart & Russell (1966). Galur/varietas dikatakan stabil apabila mempunyai koefisien regresi sama dengan satu dan kuadrat tengah terhadap garis regresi sama dengan nol. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh interaksi untuk daya hasil dan tinggi tanaman padi. Jumlah anakan produktif tidak dipengaruhi oleh interaksi karena mempunyai pola respon yang sama. Rataan jumlah anakan produktif menunjukkan daya hasil akan meningkat seiring dengan peningkatan jumlah anakan produktif. Galur/varietas stabil dan mempunyai daya hasil tinggi adalah S 2750e-20-1-2, S 3052-3d-Si-28-1, S 2823-7d-8-1-A, S 3073-1d-16-1, dan IR64 sedangkan galur/varietas stabil yang mempunyai tinggi cukup besar adalah S 2750e-20-1-2, S 3115-e-5, S 3049-5d-17-1, S 3073-1d-16-1, S 9696b-265-1-4-1, dan S 1324-1e-Pn-3-1. Pada penelitian ini ditemukan beberapa kelemahan dari kestabilan Eberhart & Russell (1966) yaitu: Terdapat galur/varietas tak stabil tetapi mempunyai hasil tinggi di lokasi tertentu, seperti Ciliwung dan S 2818-1d-4-2-3 di Bandung, S 3049-5d-17-1 di Sukamandi,dan S 1324-le-Pn-3-1-9 di KP Batang. Demikian juga halnya dalam kestabilan tinggi tanaman, galur-galur tak stabil seperti S 2823-7d-8-1-A dan S 2823-7d-8-1-B mempunyai tinggi yang besar di KP Batang sedangkan S 2936-9 di Bandung. Koefisien regresi yang digunakan sebagai parameter kestabilan berbias karena peubah bebas yang diperlukan dalam model regresi pada dasarnya bukanlah peubah yang bebas dari respon pengamatan. Varietas Ciliwung yang mempunyai koefisien regresi (b-0.58963) tidak stabil meskipun lebih besar dari galur S 2823-7d-8-1-A (b-0.58324) Koefisien determinasi galur/varietas tak stabil yang digunakan dalam penelitian ini cukup besar sehingga model regresi yang digunakan sebenarnya layak. Model kestabilan yang digunakan hanya cocok untuk respon yang linier padahal respon yang diamati merupakan respon biologis yang seharusnya dijelaskan secara biologis pula. Analisis Eberhart & Russell (1966) tetap dapat digunakan tetapi dengan mempertimbangkan hal-hal yang disebutkan di atas. |
| URI: | http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163952 |
| Appears in Collections: | UT - Statistics and Data Sciences |
Files in This Item:
| File | Description | Size | Format | |
|---|---|---|---|---|
| G97FIT.pdf Restricted Access | Fulltext | 53.43 MB | Adobe PDF | View/Open |
Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.