Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163948
Title: Kinetika Produksi Senyawa Antimikrob Ekstrasellular dan Intraselular dari Lentinus spp. Isolat LU dan LPT
Authors: Sudirman, Lisdar Manaf I.
Adijuwana, Hendra
Supriatni, Eni
Issue Date: 1997
Publisher: IPB University
Abstract: Lentimus umumnya berpotensi sebagai sumber makarnan yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan. Selain itu berpotensi pula dalam memproduksi senyawa antimikrob dengan aktivitas yang beragam seperti antibakteri, antifungi, dan antivirus. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya pada ekstrak miselium Lentimus spp. isolat LU dan LPT tolak diketahui bahwa kedua isolat tersebut mampu menghambat pertumbuhan beberapa mikrob uji Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan optimasi kondisi pertumbuhan, produksi senyawa antivukrob ekstraselular dan intraselular yang diamati pada selang waktu inkubasi tertentu dari kultur Lentimus isolat LU dan LPT. Kedua isolat Lentinus ditumbuhkan pada media cair ekstrak malt pepton selama 7, 14, 21, dan 30 hari dalam dua kondisi pertumbuhan yaitu statik dan agitasi, pada suhu 35 °C. Pertumbuhan koloni isolat LU dan LPT diukur berdasarkan bobot kering. Untuk mengamati produksi senyawa antimikrob dari filtrat kultur dan ekstrak miselium, kedua isolat ditumbuhkan dalam kondisi pertumbuhan yang sama seperti di atas. Produksi senyawa antimikrob dari filtrat kultur dideteksi berdasarkan uji aktivitas terhadap Rigidoporus lignosus dengan metode antibiografi pada media cair, sedangkan produksi senyawa antimikrob dari ekstrak miseliumnya di deteksi berdasarkan aktivitasnya terhadap Bacillus subtilis pada media Tripton Glukosa Yeast (TGY) dengan metode cakram kertas. Berdasarkan hasil penelitian ini diketahui bahwa bobot kering isolat LU dan LPT semakin tinggi dengan bertambahnya umur kultur dengan bobot kering tertinggi selama masa pertumbuhan dicapai pada umur kultur 30 hari berkisar antara 302,8-537,5 mg untuk kedua kondisi pertumbuhan. Kondisi pertumbuhan agitasi menghasilkan bobot kering yang lebih tinggi dibandingkan kondisi pertumbuhan statik baik pada isolat LU maupun LPT dengan bobot masing-masing 537,5 mg dan 497,6 mg Aktivitas hambatan filtrat kultur Lentinus terhadap R. lignosus semakin tinggi dengan bertambahnya umur kultur, dan aktivitas hambatan tertinggi dicapai pada umur 30 hari. Nilai pH filtrat kultur selama masa pertumbuhan berkisar antara 4,14-6,13. Nilai tersebut masih memungkinkan R. lignosus tumbuh dengan baik pada media yang mengandung filtrat tersebut. Oleh karena itu terhambatnya pertumbuhan lignus disebabkan karena adanya senyawa antimikrob pada filtrat kultur. Aktivitas hambatan ekstrak miselium Lentinus isolat LU dan LPT yang berumur 30 hari terhadap pertumbuhan B. subtilis berkisar antara 0-10,9 mm. Aktivitas hambatan untuk isolat LU adalah 0,5 mm (statik) dan 4,7 mm (agitasi), sedangkan isolat LPT adalah 10,9 mm (statik) dan 0 mm (agitasi). Tidak terbentuknya aktivitas hambatan pada LPT agitasi diduga karena energi yang diperolehnya tidak digunakan untuk memproduksi senyawa antimikrob melainkan untuk pertumbuhan koloninya.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/163948
Appears in Collections:UT - Biology

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
G97esu.pdf
  Restricted Access
Fulltext6.29 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.